PenaMerahPutih.com
Headline Indeks Spotlight

Sugihariyadi: AKSI Rembang Sinergi Program Bupati dengan CSR Semen Indonesia

Moh Sugihariyadi SPd MM, Direktur Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) Rembang, (dok pribadi)

Rembang, pmp – Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) Rembang merupakan pendidikan tinggi pertama di Kabupaten Rembang yang fokus pendidikan vokasi. AKSI Rembang menjadi sinergi antara program Bupati Rembang dalam meningkatkan kualitas SDM dengan program CSR PT Semen Indonesia (Persero) TBK yang telah membangun pabriknya di Rembang.

Sampai AKSI Rembang diresmikan 4 Mei 2017, Kabupaten  Rembang hanya memiliki satu lembaga pendidikan tinggi, yakni STIE. Berdirinya AKSI Rembang yang fokus pada pendidikan vokasi atau menyiapkan SDM dengan keterampilan terapan khusus, tentu saja disambut gembira oleh Bupati Rembang.

“Dukungan Bupati Abdul Hafidz memang sangat tinggi. Sebab sejak awal menjabat pada 2016, beliau sudah punya visi mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Rembang,” kata Moh Sugihariyadi SPd MM, Direktur AKSI Rembang, pada Sabtu (28/10/207).

Menurut Sugihariyadi (39) yang rela meninggalkan STAIN Kudus untuk ikut merintis AKSI Rembang, salah satu strategi Bupati untuk mengentas kemiskinan adalah mendatangkan investor untuk berinvestasi.

“Nah, agar masyarakat bisa berpartisipasi menjadi tenaga kerja terampil, maka solusinya mempersiapkan SDM  melalui pendidikan vokasi,” jelas warga asli Desa Jukung, Kecamatan Bulu Rembang itu.

Lalu sejauh mana peran PTSI dan anak perusahaannya PT Semen Gresik (PTSG) dalam mendukung AKSI Rembang sebagai upaya meningkatkan kualitas SDM di Rembang? Berikut wawancaranya:

Mahasiswa AKSI Rembang mengikuti pelatihan jurnalistik.(dok AKSI Rembang)

Kapan berdiri AKSI Rembang?

Berdiri 4 Mei 2017 begitu ada keputusan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Saat peresmian turut hadir Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo.

Saya sendiri ikut merintis AKSI Rembang sejak Desember 2016. Agar mendapat izin dari Kemenristek Dikti, kami lebih dulu harus mendapat izin dari Pemda Rembang yang alhamdulillah sepenuhnya mengapresiasi dan mendukung. Mulai dari Bupati Rembang Abdul Hafidz, Sekda, hingga Bappeda.

Baca Juga :   SIG Bantu Perbaikan Rumah Warga Terdampak Gempa Bumi di Bantul dan Gunung Kidul

Kapan mulai menerima mahasiswa baru?

Pada saat peresmian 4 Mei, kami mengundang SMA , SMK dan Aliyah se-Kabupaten Rembang untuk mengabarkan bahwa sekarang di Rembang sudah ada pendidikan tinggi vokasi.

Jumlah pendaftar mahasiswa baru pada tahun ajaran baru 2017-2018 mencapai 271 siswa. Kami terima berdasarkan hasil penilaian sebanyak 121 siswa.

Apa saja program studi di AKSI Rembang?

Menyesuaikan kebutuhan Rembang yang mengalami transformasi menjadi kota investasi, khususnya industri. Sesuai filosofi AKSI yang muncul untuk memenuhi kebutuhan industri, kami memiliki tiga prodi yakni Otomasi Perkantoran (OPK), Teknik Operasi Mesin  (TOM) dan Perawatan Mesin (PTM).

Berapa tahun mahasiswa belajar di AKSI Rembang?

Karena kami pendidikan vokasi yang menghasilkan SDM dengan keahlian terapan khusus, maka mahasiswa menempuh pendidikan dua  tahun atau setingkat D-2.

Apakah mahasiswa mayoritas anak Rembang? 

Betul, mayioritas asil Rembang. Mahasiswa asal Pati hanya 1 orang, Blora 1 orang dan Grobogan 1 orang.

Lokasi kampus di mana?

Oleh Pemda Rembang kami difasilitasi KLK (Kursus Latihan Kerja) milik Disnakertrans. Sebab di sana ada sarana-sarana mesin untuk praktikum yang terkait dengan kebutuhan menyiapkan SDM industri.

Artinya dukungan Bupati Rembang sangat tinggi?

Dukungan Bupati Abdul Hafidz memang sangat tinggi. Sebab sejak awal menjabat pada 2016, beliau punya visi mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Rembang. Caranya dengan mendatangkan investor untuk berinvestasi. Nah, agar masyarakat bisa berpartisipasi menjadi tenaga kerja terampil di perusahaan-perusahaan yang kini mulai banyak mengajukan izin, maka solusinya mempersiapkan SDM  melalui pendidikan vokasi.

Baca Juga :   Tumbuh 61,76%, SIG Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun
Bupati Rembang Abdul Hafidz bersama para mahasiswa AKSI Rembang angkatan pertama. (dok.AKSI Rembang)

Artinya AKSI Rembang menjadi titik temu antara Bupati dan PTSI?

Betul. AKSI Rembang bahkan kemudian menjadi sinergi antara program kerja Bupati terkait peningkatan kualitas SDM untuk mengentas kemiskinan dengan program CSR PT Semen Indonesia yakni ‘SI Peduli Pendidikan’.

Baca Juga : Peduli SDM di Rembang, Akademi Komunitas Semen Indonesia Serap 121 Mahasiswa Lokal

Dosen yang mengajar dari mana saja?

Para pengajar juga dominan dari Rembang. Mereka semua S-2. Ada yang alumni UGM, alumni Universitas Negeri Semarang, atau alumni Universitas Negeri Yogyakarta.

Pendidikan di AKSI Rembang itu 30 persen teori dan 70 persen praktik. Para dosen lebih bertanggung jawab pada teori. Sementara untuk praktikum, dibimbing para praktisi dari PTSI dan anak-anak perusahaannya. Misalnya tenaga ahli dari PTSG, Silog (Semen Indonesia Logistik), Swadaya Graha, atau Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG).

Apakah ada peluang para alumni bakal disalurkan menjadi tenaga kerja di PTSI dan anak-anak perusahaannya?

Memang nanti arahnya ke sana. Kami juga sudah ada pendekatan dengan beberapa industri lain di Rembang. Contohnya BUMD PT Rembang Migas. Zainul Arifin, Direktur PT Rembang Migas, tertarik dengan SDM dari prodi TOM dan PTM. Kami juga sudah ada MoU dengan Bank Jateng terkait prodi OPK.

Kepedulian mahasiswa AKSI Rembang menjaga kebersihan pantai. (dok AKSI Rembang)

Bagaimana peran PTSI dan PTSG dalam proses pendirian AKSI Rembang?

Baca Juga :   Atna Tukiman: Investasi Bakal Suram Jika Pabrik Semen Rembang Tak Diberi Izin

Justru AKSI Rembang merupakan buah kecerdasan dari majamen PTSI dan PTSG. Mereka memahami bahwa investasi harus menguntungkan tiga pihak, yakni perusahaan, pemda dan masyarakat.

Nah, Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) menunjukkan bahwa jumlah masyarakat di Rembang yang mengenyam pendidikan masih sangat kurang. Masyarakat Rembang itu termiskin kelima di Provinsi Jateng. Wilayah miskin itu selalu berkorelasi dengan IPM yang rendah.

Direksi PTSI sudah sejak awal menetapkan bahwa 70 persen SDM di pabrik semen Rembang harus diisi orang lokal. Masalahnya, masyarakat asli Rembang belum bisa memenuhi kebutuhan SDM terampil tersebut.

Maka munculah ide mendirikan pendidikan tinggi vokasi?

Benar. Maka diperlukan solusi strategis untuk meningkatkan kualitas SDM  di Rembang tadi. Salah satunya mendirikan AKSI Rembang yang didukung penuh oleh Bupati. Pihak yang aktif dalam perintisan adalah Semen Indonesia Foundation dan AKSI Gresik. Perlu diketahui, AKSI Rembang memang menduplikasi AKSI Gresik.

Berapa biaya pendidikan?

Biaya pendaftaran Rp 250 ribu. Kami tidak memungut biaya gedung atau biaya ujian semester. Biaya tiap semester Rp 3 juta atau per bulan Rp 500 ribu. Artinya biaya pendidikan di AKSI Rembang tidak jauh lebih mahal daripada konsumsi rokok seorang perokok. Hahaha…

Apa ada bantuan dari PTSI dan PTSG ke mahasiswa?

Sebanyak 25 mahasiswa telah menerima beasiswa dari program CSR PTSG. Mereka berasal dari tiga kategori: berprestasi, kurang mampu dan ring 1 pabrik. Besarnya Rp 5 juta per anak. PTSG nantinya siap memberi beasiswa setiap tahunnya.(bhimo)