PenaMerahPutih.com
Headline Indeks Spotlight

Atna Tukiman: Investasi Bakal Suram Jika Pabrik Semen Rembang Tak Diberi Izin

Atna Tukiman, investor asal Rembang. (bhimo)

Rembang, pmpAtna Tukiman (66), investor lokal Rembang, berharap pemerintah pusat membuat keputusan terbaik bagi pabrik semen Rembang. Sebab masa depan investasi di Rembang bakal suram jika pabrik semen Rembang tak diberi izin.

“Setelah masuknya Semen Indonesia dan anak-anak perusahaannya seperti Semen Gresik, gairah para investor dari luar daerah justru mulai meningkat untuk masuk Rembang,” kata Atna Tukiman kepada penamerahputih.com, di kantornya, Jumat (10/11/2017).

Atna yang memulai usaha di Rembang dengan mendirikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bhina Raharja itu, kini memiliki beberapa perusahaan seperti PT Bina Migas (SPBU), PT Semangat Berkembang Bersama, atau PT Adhi Satya.

Bahkan sejak 2014, dia menjadi investor dan mendirikan Favehotel Rembang –hotel bintang dua– yang menjadi satu-satunya hotel mewah di Rembang. Kini, Atna sedang menunggu izin untuk rumah sakit yang baru dibangunnya, yakni RS Bhina Bakti Husada (BBH).

Jadi saya masuk bisnis RS karena fakta dan tuntutan bahwa sarana kesehatan di Kabupaten Rembang masih sangat minim,” katanya.

Atna opitimis pabrik semen Rembang milik PT Semen Gresik yang merupakan anak perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk bakal mendapat izin dari pemerintah pusat. “Apa iya perusahaan negara bakal dimatikan oleh negara itu sendiri?” katanya.

Berikut pandangan Atna Tukiman terkait iklim investasi dan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Rembang:

RSUD Dokter R Soetrasno Rembang. Masyarakat Rembang masih kekurangan fasilitas kesehatan.(bhimo)

Apa fokus Anda saat ini?

Saya baru proses mendirikan RS Bhina Bakti Husada (BBH) di Rembang. Pembangunan fisik dan personel sudah 100 persen. Sebagai rumah sakit tipe C, kami tinggal tunggu izin operasional dari Dinkes Kabupaten Rembang.

Kenapa masuk bisnis RS?

Kabupaten Rembang hanya punya dua RS, yakni RSUD Dokter R Soetrasno dan RSI Rembang. Sesuai jumlah penduduk sekitar 700 ribu jiwa, harusnya di Rembang tersedia minimal 700 bed (tempat tidur) sesuai ketentuan 1 per 1.000 jumlah penduduk.

Faktanya RSUD hanya 250 bed dan RSI hanya 75 bed. Total baru 325 bed atau kurang dari separuh kebutuhan minimal. Nantinya RS BBH menyediakan 250 bed, sehingga total 575 bed. Itu pun sebenarnya masih kurang.

Baca Juga :   Abu Dzar Yulianto, Peraih Medali Emas Panjat Tebing Binaan Semen Indonesia

Jadi saya masuk bisnis RS karena fakta dan tuntutan bahwa sarana kesehatan di Kabupaten Rembang masih sangat minim. Kami nanti bakal melayani semua lapisan masyarakat. Akhir tahun ini insyaallah  launching.

Bagaimana kondisi umum masyarakat Rembang?

Dibandingkan kota-kota di sekitarnya, jumlah penduduk miskin di Rembang masih sangat banyak. Makanya kami salah satu kabupaten termiskin di Jateng.

Bagaimana menghadapi persoalan kemiskinan itu?

Agar jumlah penduduk miskin berkurang, mau tidak mau harus banyak uang yang masuk ke Rembang. Agar banyak uang masuk, pemda dan masyarakat harus terbuka menerima masuknya para investor. Sebab investor masuk pasti membawa uang.

Bagaimana minat investor masuk Rembang? 

Sebenarnya Rembang merupakan wilayah yang sangat strategis buat investor. Pertama, Rembang terletak di jalur Pantura yang dilalui jalan besar yang mengubungkan Jakarta-Surabaya. Kedua, ada sarana pelabuhan. Adanya dua sarana itu secara otomatis memudahkan bagi investor.

Apakah pemda dan masyarakat sudah bersikap terbuka?

Saat ini pemda sudah sangat welcome. Memang masih ada kendala di masyarakat. Sebenarnya masyarakat Rembang mudah diajak berembug. Namun karena tingkat pendidikannya minim, masih ada sebagian kecil yang curiga dengan investor. Jangan-jangan malah mengganggu, jangan-jangan menyingkirkan pengusaha lokal, atau jangan-jangan merusak lingkungan.

Baca juga: Bupati Abdul Hafidz: Kami Ingin Pabrik Semen Rembang Segera Diizinkan Beroperasi 

Kalau terkait lingkungan, maksud Anda mereka yang menolak pabrik semen Rembang?

Ya benar. Itu saja mereka menolak karena dipengaruhi pihak lain dari luar Rembang. LSM asal Pati yang justru aktif memengaruhi warga agar menolak.

Padahal seperti diketahui, pabrik semen Rembang sudah berdiri. Sebenarnya mayoritas masyarakat Rembang sangat welcome. Sangat senang dan terbantu dengan keberadaan pabrik itu.

Apakah keberadaan semen Rembang berpengaruh bagi masuknya investor lain?

Ya jelas pengaruhnya sangat luar biasa. Terbukti dengan masuknya Semen Indonesia, sekarang sudah ada beberapa investor yang siap masuk Rembang. Termasuk investor yang sudah masuk, seperti pabrik sepatu yang mulai membangun pabrik.

Setelah masuknya Semen Indonesia dan anak-anak perusahaannya seperti Semen Gresik, gairah para investor dari luar daerah mulai meningkat untuk masuk Rembang.

Baca Juga :   SIG Akselerasi Dekarbonisasi dan Transisi Energi Hijau Operasional Pabrik-Pabrik di Tuban

Apa manfaat semen Rembang sendiri bagi masyarakat?

Otomatis menimbulkan efek positif. Semen Indonesia masuk Rembang dengan investasi awal Rp 4,9 triliun. Kalau uang yang berputar di Rembang sudah sebesar itu, pasti akan muncul efek ganda. Mulai dari warung kecil, kos-kosan, katering, rental mobil, atau hotel banyak bermunculan dan mereka ikut menikmati.

Apa benar Favehotel Rembang milik Anda?

Iya. Begitu mendengar Semen Indonesia mau masuk Rembang, saya berpikir para pengambil kebijakan di semen, mulai dari direksi, staf ahli, atau teknisi, pasti butuh hotel yang representatif. Sementara di Rembang belum ada.

Dan perkiraaan saya tepat. Teknisi yang membangun pabrik semen, berbulan-bulan nginap di hotel kami. Dan alhamdulillah, sampai sekarang terus penuh. Terus terang saja, mereka yang menginap di hotel kami mayoritas para pebisnis dan pekerja dari luar daerah.

Anda tak khawatir jika nanti ada investor lain membuat hotel lebih mewah?

Jika semakin banyak investor masuk Rembang, otomatis kebutuhan kamar hotel juga bertambah. Misalkan berdiri lagi hotel sekelas Fave atau bahkan di atasnya, saya justru senang karena menguntungkan bagi masyarakat Rembang. Mereka dapat tambahan lapangan perkerjaan, sementara retribusi daerah juga meningkat.

Pemda juga memperoleh keuntungan?

Lho, Fave kontribusinya ke pemda tidak sedikit. Tiap tahun kami bayar retribusi ratusan juta. Tingkat hunian Fave mencapai 80 persen-90 persen. Bahkan dibanding Fave-Fave lain di Indonesia, Favehotel Rembang termasuk 10 besar tingkat huniannya. Hahaha…

Apalagi keuntungan setelah ada semen Rembang?

Pertama, CSR yang digelontorkan untuk masyarakat jumlahnya tidak sedikit. Kedua, perputaran uang di sekitar pabrik pasti akan sangat luar biasa. Kalau perputaran uang besar, saya yakin jumlah penduduk di sekitar pabrik bakal bertambah. Kalau jumlah penduduk bertambah, perputaran uangnya juga semakin besar. Perputaran uang yang besar di sekitar pabrik, pasti terbawa ke kota Rembang.

Itu baru semen. Coba kalau nanti investor-investor lain mulai ikut masuk. Dampaknya pasti bakal mengurangi kemiskinan di Rembang. Saya tentu juga ingin Rembang tidak lagi menjadi kabupaten miskin.

Kejuaraan renang kelompok umur yang diselenggarakan PRSI Rembang disponsori PT Semen Gresik melalui program CSR. (bhimo)

Bagaimana Anda melihat pemerintah pusat yang belum memberi izin pabrik semen Rembang?

Baca Juga :   Presiden Jokowi Resmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum Pertama

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk itu kan milik pemerintah. Milik negara karena dia BUMN. Seharusnya pemerintah juga berpikir ke sana. Apa iya perusahaan negara bakal dimatikan oleh negara itu sendiri?

Sementara masyarakat Rembang justru sangat berharap agar pabrik semen bisa segera beroperasi secara penuh. Sehingga ke depan kontribusinya buat pemda, masyarakat dan negara juga semakin besar.

Tapi sekarang kondisi masih mengambang?

Seharusnya pengambil kebijakan di pusat tidak bersikap seperti itu. Ya tentu otomatis kebijakan Pak Presiden Jokowi. Terus terang saja, pabrik semen milik Semen Gresik itu menjadi harapan masyarakat Rembang.

Kalau masih ada sedikit yang menolak, mungkin karena mereka merasa kurang diuntungkan. Saya kira hal wajar. Sekali lagi mereka yang menolak itu hanya sedikit.

Apa yang terjadi jika ternyata Presiden Jokowi tak memberi izin?

Kalau keputusannya seperti itu, otomatis pemerintah kurang adil. Di Rembang ini jumlah penambang ratusan. Saya tidak mengerti mereka punya izin atau tidak. Tapi saya berbaik sangka, mereka punya izin. Lha kalau mereka yang sekian banyak bisa menambang, kenapa Semen Gresik dipersoalkan?

Padahal para penambang itu membawa hasil tambang mentah ke luar daerah untuk diolah. Lha ini, Semen Gresik menambang sendiri, bahan baku diolah hingga jadi di sini. Kenapa tidak boleh? Itu tidak adil. Kalau mau dilarang, ya semua penambangan harus dilarang.

Bagaimana dampak terhadap investasi di Rembang jika ternyata tak diberi izin?

Masa depan investasi di Rembang bakal sangat suram jika pabrik semen Rembang tak diberi izin. Upaya mengentas kemiskinan bakal sangat sulit, karena para investor lainnya pasti berpikir ulang masuk Rembang. Kami bisa dicap tidak bersahabat dengan investasi. Itu efek negatifnya. Apalagi investor asing. Mereka pasti ketakutan melihat perusahaan BUMN ditutup oleh negara. Hahaha…

Kalau misalnya izin tidak keluar dengan berbagai alasan, keputusan itu justru bertolak belakang dengan program-program Pak Jokowi yang katanya bakal menghidupkan kegiatan ekonomi di daerah-daerah dengan investasi. Makanya saya berharap pabrik semen segera beroperasi agar manfaatnya bagi pemda dan masyarakat Rembang semakin besar.(bhimo)