PenaMerahPutih.com
Headline Indeks Polkam

Aktif Kenalkan Jepang di Pesantren, Profesor ITS Terima Penghargaan

Prof Agus ITS
Prof Agus menerima penghargaan dari Kemenlu Jepang.(Humas ITS)

Surabaya, pmp – Prof Dr Agus Zainal Arifin SKom MKom, guru besar Departemen Teknik Informatika ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), menerima penghargaan dari Kementerian Luar Negeri Jepang atas jasanya meningkatkan saling pengertian antara Jepang dan Indonesia.

Prof Agus Zainal Arifin mulai mengenal Jepang saat menempuh pendidikan Information Engineering di Universitas Hiroshima pada 2003-2007. Dia menerima beasiswa dari Monbukagakusho atau Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang.

“Selama empat tahun di Jepang, saya dan teman-teman banyak memperkenalkan budaya Indonesia ke masyarakat Jepang, seperti seni hadrah, tari tradisional dan batik. Sambutan Pemerintah Jepang sangat bagus. Acara yang kami gelar pernah ditonton hampir seribu orang,” kata Prof Agus yang mantan Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi ITS.

Baca Juga :   We Are Little Zombies di Japanese Film Festival 2019 Makassar

Tak hanya itu, Prof Agus dan teman-teman muslim Indonesia mendirikan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Jepang.

“Selanjutnya oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) disahkan menjadi Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Jepang,” kata profesor yang pernah meraih penghargaan ‘The 2006 Hiroshima University Excellent Student’.

Prog Agus ITS
Prof Agus menjadi pembicara workshop di Ponpes Al Ishlahiyah, Singosari Malang.(Humas ITS)

Aktif Keliling Pesantren

Selepas meraih gelar doktor, Prof Agus kembali ke Indonesia dan tetap aktif membangun persahabatan serta berbagai aktivitas yang melibatkan dua negara.

Selain mengajar di ITS, Prof Agus aktif meningkatkan pemahaman tentang Jepang di berbagai kalangan masyarakat, khususnya melalui kunjungan ke pesantren-pesantren di Jawa Timur.

“Saat di Jepang saya banyak bertemu teman-teman muslim hebat asal Indonesia yang kebanyakan dari pesantren. Makanya saya ingin memotivasi para santri agar mengambil peluang beasiswa sekolah di Jepang,” paparnya sembari menjelaskan hal itu dilakukan saat menjadi dosen tamu dan workshop di pesantren-pesantren

Baca Juga :   Robot RAISA Bawa Ijazah, Mobil Sapuangin Iringi Wisudawan ITS

Kepada para santri dan kiai, Prof Agus menyampaikan banyak hal baik tentang Jepang yang bisa dicontoh untuk mengembangkan sumber daya manusia Indonesia. Mulai dari teknologi, sopan santun, kedisiplinan, kerja keras, hingga toleransi umat beragama.

Rencana ke depan, Prof Agus ingin memperkuat dan menjajaki kerja sama baru antar dua negara melalui ITS.

“Mulai dari memfasilitasi dan mendorong sebanyak mungkin dosen dan mahasiswa ITS kuliah di Jepang, serta memfasilitasi para pakar di Jepang untuk bisa memberikan kontribusi bagi pendidikan di Indonesia,” paparnya.

Agus berharap kerja sama antara kampus di Indonesia dan Jepang bakal terjailn intensif. Selain berharap akan semakin banyak mahasiswa dan dosen Indonesia yang termotivasi untuk kuliah di Jepang dan luar negeri.

Baca Juga :   Mahasiswa ITS Ciptakan ARCADIA, Belajar Sejarah Menyenangkan Lewat Game

“Tidak perlu khawatir soal kesulitan karena perbedaan bahasa dan budaya.  Dalam kondisi kita belajar jauh, maka semangat belajar kita akan lebih tinggi daripada masyarakat lokal. Kita juga bakal menemui saudara- saudara baru yang lebih luas,” pungkasnya.(hps)