PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksPolkam

Setahun Pembunuhan Soleimani, Tak Hentikan Perlawanan Terhadap Terorisme

Qassem Soleimani
Dokumentasi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (kiri) dan Jenderal Qassem Soleimani.(EPA-EFE)

Jakarta, pmp – Pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Elite Garda Revolusi Islam atau Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) yang juga Komandan Pasukan Quds, melalui serangan drone milik Amerika Serikat (AS) setahun lalu, tak akan mampu hentikan perlawanan terhadap terorisme dan ekstremisme.

“Mati syahidnya Mayor Jenderal Soleimani dan pejabat Iran lainnya tidak akan dapat menghentikan perlawanan terhadap terorisme dan ekstremisme di kawasan, tetapi akan memperkuat pohon muqawama di kawasan dan dunia,” begitu bunyi pernyataan tertulis Kedutaan Besar Iran di Jakarta, seperti dikutip Antara, Minggu (3/1/2021).

Muqawama artinya seseorang yang memilih sebuah jalan yang dia tahu merupakan jalan yang benar dan lurus sehingga dia mulai bergerak di jalan itu, sementara rintangan-rintangan tidak akan bisa memalingkan atau menghentikannya.

Baca Juga :   Senat Gagal Anulir Veto Trump, Presiden Tetap Punya Otoritas Penuh Perangi Iran

Kedubes Iran mengeluarkan rilis memperingati setahun kematian Mayor Jenderal Qasem Soleimani akibat serangan drone AS di dekat Bandara Internasional Baghdad Irak, pada Jumat 3 Januari 2020. Iran saat itu segera melakukan serangan balasan militer pada Rabu (8/1/2020), saat IRGC meluluhlantakkan dua pangkalan militer AS di Irak dengan 22 rudal.

Menurut Kedubes Iran, selain Mayjen Soleimani, Prof Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan terkemuka Iran yang juga Kepala Organisasi Penelitian dan Inovasi Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran juga telah dibunuh pada 27 November 2020 melalui tindakan pengecut dan terorisme negara.

Menurut Kedubes Iran, rangkaian aksi terorisme dan sanksi maksimal terhadap negaranya dilakukan dengan beberapa tujuan. Pertama, membuat Republik Islam Iran menyerah agar pergantian kekuasaan terjadi dan Iran terbagi dalam beberapa wilayah.

Baca Juga :   Presiden Trump Tetap Berambisi Perangi Iran

“Kedua, menghambat pendekatan diplomatik dan dialog untuk menyelesaikan perbedaan di tingkat regional dan internasional. Ketiga, merampas hak sah dan wajar Republik Islam Iran atas penggunaan teknologi nuklir damai sebagaimana ditetapkan dalam peraturan internasional. Keempat, menciptakan krisis skala besar untuk semakin membuat kawasan Timur Tengah tidak stabil melalui pendekatan Iran phobia dari pada Zionis phobia,” tulis Kedubes Iran.(gdn)