PenaMerahPutih.com
Headline Indeks Wow

Seluruh Pabrik SIG Gunakan Sampah Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Batu Bara

SIG Biomassa
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu – Refused Derived Fuel (TPS RDF) Jeruklegi di Cilacap, Jawa Tengah.(Humas SIG)

Surabaya, pmp – Seluruh pabrik milik SIG atau PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah menggunakan biomassa sampah sebagai bahan bakar alternatif proses pembuatan semen. Komitmen menjalankan sustainability strategy serta mendukung pemerintah mengurangi penggunaan batu bara sebagai bahan bakar.

“Kini semua pabrik SIG tanpa terkecuali telah menggunakan biomassa dari sampah sebagai bahan bakar alternatif menggantikan batu bara. Kami ingin memberikan solusi jangka panjang dalam mengatasi persoalan sampah domestik yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan juga masyarakat luas,” kata Hendi Prio Santoso, Direktur Utama SIG, Rabu (6/1/2021).

Hendi mencotohkan pabrik milik PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), salah satu anak perusahaan SIG, yang telah memanfaatkan sampah perkotaan atau municipal solid waste (MSW) sebagai bahan bakar alternatif pembuatan semen.

Pada Juli 2020 telah diresmikan fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPS) Refused Derived Fuel (RDF) Jeruklegi di wilayah Tritih Lor, Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Jateng.

Fasilitas TPS RDF Jeruklegi yang merupakan fasilitas pengolahan sampah domestik terpadu pertama di Indonesia itu milik Dinas Lingkungan Hidup Cilacap bekerja sama dengan pemerintah Denmark, pemprov Jateng, serta mendapat dukungan dari Kementerian LHK dan Kementerian PUPR.

Baca Juga :   Kenapa Semen Rembang Begitu Menakutkan Bagi Semen Asing?

Fasilitas TPS RDF Jeruklegi dibangun di atas lahan 1 hektare dan mampu mengolah limbah sampah domestik 120 ton per hari, serta menghasilkan 60 ton RDF per harinya.

Hasil RDF 60 ton per hari ini mampu mensubstitusi 40 ton batu bara per hari. Tak hanya itu, RDF juga mampu mensubstitusi penggunaan batu bara menjadi bahan bakar hingga 3% Substitusi Energi Panas atau Thermal Substitution Rate (TSR).

RDF merupakan hasil dari sampah domestik yang diolah dengan metode bio drying untuk dijadikan energi terbarukan dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.

“Pada proyek jangka panjang ini, SBI ditunjuk sebagai operator dan bertanggungjawab mempersiapkan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan, serta offtaker produk RDF,” papar Hendi.

SIG Biomassa 2
RDF diproses melalui metode biodrying untuk biomassa sebagai bahan bakar alternatif.(Humas SIG)

RDF dari TPST Bantargebang

Selanjutnya pada akhir September 2020, SBI menjalin kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta dan PT Unilever Indonesia untuk mengelola dan memanfaatkan sampah domestik di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang menjadi bahan bakar alternatif RDF.

Baca Juga :   Semen Dynamix Masonry Siap Rebut Pasar Jateng dan Jatim

Kerjasama dilaksanakan pada zona tertentu di TPST Bantargebang yang telah berusia lebih dari 10 tahun.

Proses mengubah sampah menjadi bahan bakar meliputi penggalian dan pengayakan, kemudian dikirim ke lokasi Pabrik SBI di Narogong Jawa Barat untuk dicacah. Selanjutnya diproses untuk mengurangi kadar kelembaban dengan mencampurkan material lain guna menghasilkan RDF yang memenuhi standar kualitas alternatif bahan bakar untuk pabrik semen.

Produk RDF yang dihasilkan dari proyek awal ini minimum 1.000 ton/bulan, di mana 80%-90% terdiri dari sampah plastik yang akan dimanfaatkan oleh SBI sebagai sumber energi alternatif.

Bahan Bakar Biomassa

Saat ini semua pabrik milik SIG tanpa terkecuali telah menggunakan biomassa sebagai bahan bakar alternatif. Biomassa adalah energi bahan bakar yang didapatkan dari sumber alami yang dapat diperbarui, seperti hewan maupun tumbuhan.

Sebut saja pabrik Solusi Bangun Andalas (Aceh), Semen Padang (Sumatera Barat) dan Semen Tonasa (Sulawesi Selatan), telah menggunakan bahan bakar alternatif sekam padi dan serbuk gergaji.

Baca Juga :   Tingkatkan Pemakaian EBT, SIG Tanam Pohon Kaliandra Merah di Sumbar dan Tuban
SIG Biomassa 2
Sekam padi sebagai bahan bakar alternatif di Pabrik Tuban Jatim.(Humas SIG)

Bahkan sejak tahun 2008, seluruh operasional di Pabrik Tuban, Jawa Timur, juga telah menggunakan bahan bakar biomassa dari sekam padi, sabut kelapa, limbah tembakau, juga biji jagung.

“Semua limbah pertanian itu kami dapat dari sejumlah kabupaten di Jawa Timur, seperti Tuban, Lamongan, Bojonegoro dan Banyuwangi,” kata Hendi.

Menurutnya, sepanjang tahun 2020, setiap bulan Pabrik Tuban menerima kiriman sekam padi sebanyak 2.553 ton, cocopeat 244 ton, limbah tembakau 244 ton, serta kertas reject 90 ton.

Menurut Hendi semua penggunaan bahan bakar asal sampah itu didorong visi perusahaan yang mengutamakan sustainability strategy, sehingga SIG lebih fokus pada circular economy business sebagai keunggulan kompetitif.

“Semoga semua inovasi teknologi yang dilakukan SIG bisa menjadi contoh dalam pengelolaan sampah, sehingga dapat mengurangi persoalan pengelolaan sampah kota atau kabupaten. Utamanya persoalan TPA sampah yang sampai saat ini selalu menjadi masalah, baik lingkungan maupun sosial,” pungkas Hendi.(hps)