PenaMerahPutih.com
Ekbis Headline Indeks Mikro

KKP Dukung Pesantren Al Ishlah Bondowoso Majukan Bisnis 174 UMKM Pembuat Pindang

Ikan pindang Ponpes Al Ishlah Bondowoso
Ikan pindang produksi UMKM Bondowoso. (Humas Ditjen PDSPKP)

Bondowoso, pmp – Kementerian Kelautan dan Perikanan membantu gudang beku atau cold storage portabel berkapasitas 50 ton buat koperasi pondok pesantren Al Ishlah, Kabupaten Bondowoso, Jatim. Keberadaan gudang beku bakal memajukan bisnis 174 UMKM pembuat ikan pindang karena bahan baku ikan dan produk ikan pindang bakal lebih tahan lama sehingga harga stabil.

Selama ini koperasi pesantren pimpinan KH Thoha Yusuf Zakaria bisa disebut sebagai sentra pemindangan –proses pembuatan ikan pindang atau ikan yang digarami dan dibumbui untuk selanjutnya diasapi atau direbus sampai kering agar tahan lama– untuk daerah tapal kuda atau daerah bagian timur Jawa Timur.

Koperasi pesantren Al Ishlah telah menjadi tempat pertemuan para pedagang besar ikan pindang dari berbagai kota di Jatim seperti Jember, Muncar dan Banyuwangi, Situbondo, atau Probolinggo. Per hari puluhan ton ikan pindang diangkut menggunakan pickup atau truk.

Baca Juga :   Pemprov Jatim Siapkan Rp 10 Miliar Bangun Infrastruktur Pesisir Puger

Melihat posisi penting Koperasi Al lshlah yang terletak di dekat Pasar Kulon itulah, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) memberi bantuan gudang beku atau cold storage portabel berkapasitas 50 ton.

Gudang beku dimanfaatkan sebagai tempat penampungan bahan baku ikan pindang, sekaligus menjadi sarana penyimpanan ikan pindang yang belum terjual.

“Pesantren Al Ishlah memiliki posisi dan peran yang strategis menggerakkan ekonomi masyarakat,” kata Artati Widiarti, Dirjen PDSPKP, pada Kamis (4/2/2021).

Menurut Artati seperti dirilis portal kkp.go.id, pihak pesantren melaporkan bahwa kebutuhan ikan di pesantren mencapai 2.875 kg/bulan atau senilai Rp 64, 7 juta. Pihak pesantren memproyeksikan dalam  6 bulan-12 bulan ke depan, kebutuhan ikan menjadi 17.250 kg/bulan atau setara Rp 388 juta.

Baca Juga :   Jaga Kelestarian Lobster, KKP Lepasliarkan 3.000 Benih di Pulau Lusi

“Gudang beku itu bakal menjadi solusi bagi 174 UMKM pemindang yang saat ini ikut terdampak COVID-19. Mereka tergabung dalam 15 kelompok yang bermitra dengan koperasi Al Ishlah,” papar Artati.

Tak hanya itu, gudang beku juga menyerap sembilan tenaga kerja untuk operasional hariannya.

Gudang beku Koperasi Pesantren Al Ishlah
Gudang beku Koperasi Pesantren Al Ishlah bantuan Ditjen PDSPKP – KKP. (Humas Ditjen PDSPKP)

Penting Perangi Stunting

KH Thoha Yusuf Zakaria, Pimpinan Ponpes Al Ishlah mengatakan, bantuan KKP sangat membantu ekonomi pesantren dan masyarakat yang sangat sulit di tengah pandemi COVID-19. Gudang beku bakal membuat harga stabil karena bahan baku pemindangan maupun ikan pindang bakal tahan lama.

“Bantuan ini juga membantu kemandirian pesantren sebagaimana yang diinginkan oleh Presiden RI tentang percepatan kemandirian pesantren,” ujar Kiai Thoha.

Sementara Agung Tri Handono, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Bondowoso, mengapresiasi pemerintah pusat terutama KKP.

“Pemberian gudang beku menjadi bantuan yang tepat agar warga Bondowoso tetap bisa menikmati ikan segar karena wilayah Kabupaten Bondowoso tak memiliki wilayah laut,” ujarnya.

Baca Juga :   Penerimaan Negara Bukan Pajak Perikanan Tangkap 2020 Lampaui 2019

Agung optimis gudang beku bakal membantu keberlangsungan usaha ikan pindang yang merupakan usaha utama pengolahan ikan di Kabupaten Bondowoso.

“Yang jelas usaha pemindangan juga telah menggerakan sektor lainnya, salah satunya industri kerajinan rumah tangga yang memproduksi besek untuk kemasan ikan pindang” tambahnya.

Keberadaan gudang beku juga sangat membantu Pemkab Bondowoso yang sedang gencar mengampanyekan gerakan gemar makan ikan guna memerangi stunting atau kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Angka konsumsi ikan masyarakat Bondowoso masih tergolong rendah selama tahun 2020 yaitu 21,19 kg/kapita. Kami menargetkan konsumsi ikanini bisa naik dan mendekati angka regional Jawa Timur sekitar 38 kg/kapita,” tandasnya. (bim)