PenaMerahPutih.com
Ekbis Headline Indeks Industri

Menteri Trenggono Sebut Lumbung Ikan Nasional Berpotensi Serap 33 Ribu Tenaga Kerja

Menteri Trenggono Lumbung Ikan Nasional
Menteri Trenggono meninjau aktivitas pendaratan ikan di dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon, Sabtu (6/2/2021), persiapan Lumbung Ikan Nasional. (Humas KKP)

Jakarta, pmp – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono terus memantapkan program Lumbung Ikan Nasional (LIN) di Maluku. Berdasarkan perhitungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), LIN dengan insfrastruktur dasar berupa pelabuhan terpadu untuk mengintegrasikan proses hulu-hilir, bakal memunculkan 55 industri pengolahan ikan serta empat industri galangan kapal.

“Penyerapan tenaga kerja meliputi 20.000 nelayan atau ABK, 500 petugas pelabuhan perikanan, 2.000 pedagang ikan, 11.000 pekerja industri perikanan,” kata Menteri Trenggono saat rapat koordinasi program Pelabuhan Terpadu dan LIN bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Perhubungan, pada Rabu (10/2/2021).

Menurut Menteri Trenggono seperti dirilis kkp.go.id, potensi perikanan tangkap di tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) Maluku masih sangat besar dengan peluang yang belum dimanfaatkan pada tahun 2019 mencapai 2,315 juta ton.

Baca Juga :   Penerimaan Negara Bukan Pajak Perikanan Tangkap 2020 Lampaui 2019

Ketiga WPPNRI Maluku adalah 714 yang meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda, 715 perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Barau, serta 718 perairan Laut Aru, Laut Arafuru dan Laut Timor bagian timur.

“Jika kita bisa memanfaatkan 25% saja, sudah diperoleh 579 ribu ton ikan, dan diperkirakan perputaran ekonomi per hari dapat mencapai Rp 31 miliar. Angka tersebut masih bersumber dari produksi perikanan tangkap, belum perikanan budidaya,” katanya.

Menteri Trenggono juga mengungkapkan keinginannya membangun pabrik tepung ikan untuk meminimalisir impor produk yang menjadi bahan baku pembuatan pakan ikan tersebut.

Tawarkan Dubes Denmark

Pada rapat koordinasi itu, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia berharap agar pembangunan pelabuhan terpadu sebagai infrastruktur dasar program LIN segera dilakukan, sebab LIN akan menjadi sumber ekonomi baru di lautan dan daratan Maluku. Pembangunan pelabuhan terpadu bakal dilakukan Kementerian Perhubungan bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Baca Juga :   Gerindra Minta Maaf Kepada Presiden Atas Kasus Dugaan Korupsi Edhy Prabowo

“Bapak Presiden Jokowi ingin agar semua processing dilakukan di darat dengan pemahaman, pendapatan negara dan daerah dapat dikontrol, menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru, menciptakan lapangan kerja baru, serta membangun ekosistem ekonomi yang ada di darat,” papar Bahlil.

Selanjutnya pada Rabu (11/2/2021), Menteri Trenggono saat menerima Duta Besar Denmark Lars Bo Larsen di Kantor KKP Jakarta, sempat menawarkan program LIN untuk dikolaborasikan dengan Denmark.

Kepada Lars Bo Larsen, Menteri Trenggono memaparkan bahwa pemerintah Indonesia akan membangun pelabuhan terpadu yang menggabungkan hulu hingga hilir di Maluku, di mana bakal ada industri perikanan yang dapat diisi para investor.

Selain soal LIN. keduanya membahas sejumlah isu strategis di sektor kelautan dan perikanan dan potensi kerja sama antara kedua negara, seperti pemanfaatan energi baru dan terbarukan untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan, contohnya pemanfaatan listrik untuk kapal penangkap ikan.

Baca Juga :   Jaga Kelestarian Lobster, KKP Lepasliarkan 3.000 Benih di Pulau Lusi

Menaggapi tawaran Menteri Trenggono, Lars Bo Larsen menyambut baik rencana kerja sama, termasuk dalam hal energi baru dan terbarukan berbasis kelautan. Apalagi sebenarnya Denmark sudah menjalin kerja sama dengan Kementerian ESDM terkait energi baru dan terbarukan.

“Denmark telah melakukan kerja sama energi baru dan terbarukan dengan Kementerian ESDM dan untuk sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi pokok bahasan kerja sama,” katanya antusias. (bim)