Jakarta, penamerahputih.com – Penyakit diabetes mellitus paling banyak diderita pada abad ke-21 dan penyebab kematian ke-5 di dunia. Saat ini, jumlah orang dewasa yang berpotensi menderita diabetes mencapai 6,4 persen atau 285 juta orang dewasa. Dan pada tahun 2030, diprediksi bakal mengalami kenaikan 7,7 persen atau 439 juta orang jika tak ada intervensi dari pemerintah di berbagai belahan dunia.
“Prevalensi penyakit tidak menular (Non Communicable diseases – NCD’s) dan faktor risiko terkait meningkat pesat secara global. Penyakit ini mengurangi kualitas hidup, menyebabkan kematian dan bencana pengeluaran dalam perekonomian,” kata Dr Eric Njenga dokter spesialis diabetes dari Kenya, seperti dikutip capitalnews, pada Kamis (11/5/2017).
Sementara di Kenya, prevalensi diabetes atau penyakit gula berkisar antara 4.2 persen hingga 5 persen. Penyakit ini telah menjadi penyebab 20 persen kematian di negera tersebut. “Diabetes adalah pandemi terbesar yang kita hadapi saat ini dengan 415 juta orang hidup dengan penyakit ini di Afrika,” kata Njenga.
Menurut laporan yang diterbitkan WHO dan Lancet pada Hari Kesehatan Dunia, prevalensi diabetes di Kenya sebesar 6 persen pada tahun 2014. Kenaikan yang signifikan sebesar 150 persen dari 2,4 persen di tahun 1980. Kelebihan berat badan atau obesitas adalah salah satu faktor yang mendorong kenaikan dramatis ini.
Faktanya saat ini, satu dari 17 orang Kenya menderita diabetes. Sebanyak 12.890 orang di Kenya meninggal karena diabetes dan glukosa darah tinggi pada tahun 2014. “Mayoritas penderita di rumah sakit mengalami penyakit tidak menular (NCD’s) dengan penderita diabetes 2 persen hingga 5 persen,” lanjut Njenga.
Masih menurut Njenga, program edukasi yang bertujuan mendorong orang untuk melakukan pemeriksaan rutin perlu dipergencar di berbagai negara. “Pemerintah harus mengubah kebijakan dan berinvestasi secara massal dalam bentuk kampanye menyadarkan masyarakat akan pentingnya berolahraga dan menjaga pola makan sehat,” katanya.
Sementara itu, Bernard Muia dari Dinas Kesehatan Kenya mengatakan bahwa penyakit diabetes telah menjadi beban tersendiri bagi negara. “Ada implikasi sosial dan ekonomi yang signifikan dalam hal kebutuhan perawatan kesehatan, kehilangan produktivitas dan kematian dini. Merupakan kemunduran yang serius terhadap pencapaian target sosial, ekonomi dan perkembangan, jika tidak ada intervensi yang tepat,” katanya. (bim)