PenaMerahPutih.com
Headline Indeks Spotlight

Gunasih: Pemerintah Pusat Harus Tegas Izinkan Pabrik Semen Rembang Beroperasi

Gunasih SE, Wakil Ketua DPRD Rembang. (dok pribadi)

Rembang, pmpPemerintah pusat harus bersikap tegas mengizinkan pabrik  semen Rembang milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk segera beroperasi. Kekhawatiran tentang dampak lingkungan yang dilontarkan pihak tertentu, bisa dijawab dengan fakta dan data di Gresik dan Tuban.

“PT Semen Indonesia (PTSI) bukan perusahaan yang baru berdiri dan baru akan melakukan penambangan di Rembang. Mereka sudah punya pengalaman menambang di Gresik atau Tuban. Nah, silahkan dilihat secara langsung apa yang terjadi di Gresik dan Tuban,” kata Gunasih SE, Wakil Ketua DPRD Rembang, kepada penamerahputih.com, pada Jumat (4/11/2017).

Menurut Gunasih, keberadaan PTSI sangat dibutuhkan oleh Pemkab dan warga Rembang. Harapannya, multiflier effect keberadaan pabrik semen akan membawa dampak perekonomian bagi warga Rembang.

Mengapa Pemkab dan DPRD Rembang menata wilayahnya lebih berorientasi pada investasi? Mengapa dibentuk Forum Rembug Rembang (Forrem) yang melibatkan Bupati? Berikut wawancaranya:

Bupati Abdul Hafidz dan Wakil Ketua DPRD Gunasih (keempat dan ketiga dari kiri) ikut berembug untuk membahas berbagai hal tentang Rembang. (dok Forrem)

Bagaimana dampak keberadaan pabrik semen di Rembang?

Begini ya, faktanya di wilayah Rembang banyak lahan kritis. Dipergunakan sebagai lahan pertanian hasilnya juga tidak bagus. Tingkat kemiskinan di Rembang pun tinggi. Maka salah satu langkah Pemkab Rembang adalah menarik investasi sebesar-besarnya dengan harapan bisa menyerap banyak tenaga kerja.

Keberadaan PTSI di Rembang sangat dibutuhkan oleh Pemkab dan warga Rembang. Dengan harapan, nantinya multiflier effect keberadaan pabrik semen akan membawa dampak perekonomian yang luar biasa bagi warga Rembang.

Kalau masih ada yang memrpesoalkan dampak lingkungan, mari kita lihat lebih banyak mana manfaat atau dampak negatifnya. Perlu diketahui, sebelum pabrik semen Rembang dibangun, kami dari DPRD sudah melakukan kunjungan ke Gresik dan pabrik semen di Tuban untuk melihat seperti apa PTSI melakukan penambangan dan beroperasi. Kami melihat mereka melakukan penambangan dengan sangat aman.

Baca Juga :   SIG Tindak Lanjuti Rekomendasi BPK untuk Perkuat Akuntabilitas dan Tata Kelola

Jadi DPRD sudah melakukan survei?

Ya, kami melakukan survei sekitar tahun 2010, jauh sebelum pabrik dibangun. Kami melihat lahan pascatambang dikembalikan menjadi hutan, dimanfaatkan menjadi telaga penampung air hujan yang bermanfaat buat pertanian, juga ada lahan yang dibangun buat perumahan warga.

Hal terpenting menurut saya, kaidah-kaidah eksplorasi harus sesuai undang-undang. Misalnya kedalaman tambang yang diperbolehkan. Hal-hal yang dilarang ditambang, seperti daerah resapan atau kawasan lindung justru harus mereka jaga. Jadi tidak ada masalah.

Apa hal penting yang Anda peroleh dari kunjungan ke Gresik dan Tuban?

Dulu sebelum PT Semen Gresik (PTSG – anak perusahaan PTSI) masuk, berapa sih pendapatan asli daerah (PAD) Tuban dari galian C? Nah, sekarang meningkat drastis. Kemudian masyarakat di sekitar pabrik Tuban yang dulu buruh kerja di luar daerah, sekarang sudah banyak yang mendapatkan pekerjaan sebagai dampak dari keberadaan PTSI, PTSG, serta anak-anak perusahaannya

Apa benar mulai banyak investor yang mengajukan izin berinvestasi di Rembang?

Benar. Apalagi semenjak Rembang memiliki Perda RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah), ada penataan kawasan industri, penataan kawasan pelabuhan, otomatis banyak investor yang mau masuk. PTSI memang menjadi pemicu. Mereka memperbaiki pelabuhan untuk mendatangkan batu bara sebagai bahan bakar pabrik. Nah, pelabuhan adalah salah satu sarana transportasi utama. Akibatnya, usaha penambangan lain seperti pasir kwarsa, batu split,  atau batu andesit juga bergairah karena ada pelabuhan.

Baca Juga :     SIG Pakai Data Analytics untuk Tingkatkan Keunggulan Operasional dengan Cloud Amazon Web Services

Apakah PTSI peduli pemberdayaan masyarakat?

Sudah jelas itu. Program CSR dari PTSI sangat membantu dari sisi pemberdayaan masyarakat. Mereka membantu pengadaan alat-alat keterampilan, membantu pendampingan bagi UMKM. Bahkan PTSI mendirikan akademi vokasi yang diberi nama AKSI (Akademi Komunitas Semen Indonesia) Rembang untuk menyiapkan SDM menjadi tenaga terampil agar siap bekerja di berbagai industri yang nantinya dibangun.

Baca juga : AKSI Rembang Sinergi Program Bupati dengan CSR Semen Indonesia

Gunasih pada kegiatan pengobatan gratis di Desa Rakitan, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang. (dok pribadi)

Bisa Anda jelaskan tentang Forrem atau Forum Rembug Rembang?

Forrem merupakan kepedulian teman-teman untuk membahas berbagai hal demi kemaslahatan Rembang. Semua ikut terlibat. Mulai dari bupati, DPRD, ulama, akademisi, masyarakat, pengusaha, investor, dan bahkan LSM. Semuanya ikut berembug. Beberapa hal yang pernah kami bahas adalah kemiskinan dan masuknya investasi.

Ide awal Forrem, berbagai hal kalau dibicarakan atau dirembug akan baik hasilnya. Jangan muncul demo-demo di jalanan karena lebih baik dirembug. Jadi kalau kurang suka atau mau marah-marah silahkan. Bukankah semuanya bisa dibicarakan jika memang niatnya untuk kebaikan seluruh warga  Rembang?

Anda tadi menyebut masih ada yang menentang keberadaan pabrik semen Rembang?

Setiap orang berhak menyampaikan pendapat. Kalau yang saya lihat secara langsung, mereka yang menolak itu tidak banyak. Kalau di wilayah sekitar pabrik atau ring 1 dan ring 2, jumlah warga yang menolak hanya sekitar 3 persen.Itu pun mereka dikompor-kompori pihak dari luar Rembang.

Maksud Anda, sebenarnya mayoritas warga sekitar pabrik atau warga Rembang memahami pentingnya investasi di daerahnya?

Iya. Masyarakat sangat memahami bahwa investasi sangat dibutuhkan oleh Rembang.

Baca Juga :   Pabrik Semen Rembang Miliki 967 Karyawan, 70 Persen Warga Lokal

Apa saran Anda buat Presiden Jokowi yang nantinya bakal menjadi penentu keberadaan pabrik Semen Rembang?

Kalau saran saya pribadi, pemerintah pusat harus tegas mengizinkan pabrik semen Rembang beroperasi. Harus berani bersikap dengan menyatakan bahwa ini proyek BUMN. Kalau PTSI tidak mengembangkan sayap atau berekspansi, apakah nanti kebutuhan semen harus dicukupi dengan impor, sementara bahan baku sangat berlimpah di negeri ini?

Kemudian dari sisi dampak, bukankah dengan kecanggihan teknologi bisa diminamilisir? Membangun jalan saja pasti ada dampak negatifnya koq. Tapi kan bisa diminimalisir. Kalau dari sisi alam untuk pabrik semen Rembang, bukankah sejak awal sudah dilakukan penelitian, obeservasi, atau kajian sehingga dinyatakan aman untuk ditambang dan tidak  akan mengganggu lingkungan. Jadi intinya pemerintah pusat harus tegas.

Baca juga : Geolog ITB Nilai Positif KLHS Kendeng Berdasarkan Scientific Finding 

Ada saran lain?

Begini saja, PTSI bukan perusahaan yang baru berdiri dan baru akan melakukan penambangan di Rembang. Mereka sudah punya pengalaman menambang di Gresik atau Tuban. Nah, silahkan dilihat secara langsung apa yang terjadi di Gresik dan Tuban. Misalnya lihat Gresik yang kegiatan penambangannya sudah selesai. Bagaimana kondisi pascapenambangan bisa dilihat secara nyata. Jadi tidak perlu berandai-andai, “Nanti akan begini nanti akan begitu”.

Jadi tidak perlu banyak omong. Silahkan dilihat langsung faktanya. Pelajari saja faktanya. Termasuk tingkat kesejahteraan masyarakat atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Gresik. Atau bahkan pelajari dampak lingkungannya. Kan semua pasti ada datanya. Jadi mari bicara fakta dan data, tidak sekedar berandai-andai.(bhimo)