Makassar, PMP – “Konsep Baruga Lounge ini luar biasa. Ruangannya dingin mak nyess dan fasilitasnya hotel bintang lima. Apalagi ternyata bukan ruangan khusus yang hanya boleh dipergunakan Gubernur dan Wagub Sulsel. Seharusnya Pemprov DIY punya ruangan seperti ini, tidak boleh kalah dibanding Sulsel,” kata Sugiarto, wartawan harian Suara Merdeka Semarang yang sehari-hari berdinas di Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta. Tawa pun pecah di Baruga Lounge Kantor Gubernur Sulsel.
Sugiarto menyampaikan kesannya saat mengikuti kunjungan rombongan ‘Wartawan Kepatihan Pemprov DIY’ yang datang ke Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (26/2/2019). Sebanyak 30 wartawan datang didampingi Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Umum DIY Tavip Agus Riyanto dan Kabiro Humas Imam Praptanadi.
Mereka diterima Devo Khaddafi, Kabiro Humas, Protokoler dan TU Pemprov Sulsel. Para tamu asal Yogyakarta itu dijamu di Baruga Lounge. Tujuan kunjungan tak lain untuk mengetahui bagaimana Pemprov Sulsel, khususnya Biro Humas, menjalankan tugasnya sehingga menerima berbagai penghargaan di tingkat nasional. Terakhir, Humas Pemprov Sulsel berada di peringkat tiga setelah DKI Jakarta dan Jabar.
“Saya membayangkan, kalau ada pendemo yang datang ke Kantor Gubernur dan kemudian diajak masuk ke ruangan ini, pasti persoalan bisa segera cair karena hawa panas di luar menjadi dingin di ruangan ini,” kata Sugiarto yang lagi-lagi disambut tawa para rombongan dan tuan rumah.
Interior Baruga Lounge yang dipuji Sugiarto memang berkelas hotel bintang lima. Karpet merah tua tebal, beberapa meja dan kursi tamu luks, deretan komputer dengan wifi berkecepatan tinggi, monitor berukuran jumbo, plus sebuah bar yang dilayani pramusaji berseragam laiknya hotel berbintang.
Baca juga: Laptop Rp 16 Juta Siswi Penerima KIP dan Xenia Milik Guru Sulsel
Menerima sanjungan dari tamunya, Devo Khaddafi memaparkan bahwa Baruga Lounge digagas sendiri oleh Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah (NA). Tujuan utamanya adalah mengaplikasikan kebijakan Gubernur bahwa jajaran Pemprov Sulsel harus bersikap melayani masyarakat. Maka keterbukaan, termasuk dalam hal informasi, menjadi wajib dan sikap birokratis harus dipangkas habis.
“Bapak Gubernur sendiri yang menggagas dan bahkan menyeting Baruga Lounge. Beliau ingin bisa secara langsung bersilaturahmi dan menerima seluruh tamunya di ruangan ini. Semuanya terbuka. Tidak ada lagi yang ditutup-tutupi,” kata Devo.
Bahkan, di salah satu sisi Baruga Lounge, Gubernur NA meminta disediakan ruangan khusus bagi wartawan yang datang meliput ke Kantor Gubernur. Mereka bisa langsung berbaur dengan para tamu Gubernur atau Wagub.
“Tidak hanya jajaran pemprov yang boleh memanfaatkan Baruga Lounge. Teman-teman asosiasi, ormas, atau pihak manapun kami persilahkan memakai Baruga Lounge. Ruangan ini sangat representatif,” lanjutnya.
Baca juga : Falsafah Sayangi Tanaman Gubernur NA dan Impian buat Lejja
Sementara terkait hubungan dengan wartawan dan media, Devo berprinsip bahwa mereka tak lain partner utama Humas Pemprov. “Para wartawan sudah saya anggap sebagai saudara sendiri. Merekalah yang membantu kami menyosialisasikan berbagai program dan hasil kerja Bapak Gubernur Nurdin Abdullah, Wagub Andi Sudirman Sulaiman dan seluruh jajaran Pemprov Sulsel,” katanya.
Oleh sebab itu, berbagai informasi yang diminta wartawan, wajib secepatnya disediakan pihak humas. “Bahkan kalau perlu kami sajikan berbagai informasi agar teman-teman wartawan punya banyak pilihan buat diberitakan ke masyarakat,” ujarnya.
Kabiro Humas Pemprov DIY Imam Praptanadi mengapresiasi sikap keterbukaan Gubernur dan jajaran Humas Sulsel. “Hari ini kami banyak belajar dari Pak Gubernur Prof Nurdin Abdullah bagaimana bersikap terbuka dalam melayani masyarakat. Termasuk belajar dari Pak Devo tentang konsep kehumasan. Terima kasih. Semoga berbagai hal positif yang kami pelajari bisa diaplikasikan di Pemprov DIY,” ujarnya.
Sementara Asisten Sekda DIY berharap agar semakin terjalin kerjasama antara Pemprov Sulsel dan Pemprov DIY dalam berbagai sektor. “Termasuk bidang pariwisata. Kami ingin agar para turis yang datang ke Yogya, setelah itu mereka langsung terbang ke Sulsel untuk melihat Tana Toraja atau wisata lainnya. Hal itu bisa terjadi karena sekarang sudah ada penerbangan langsung Yogya-Makkasar,” kata Tavip Agus Riyanto yang diamini seluruh hadirin.(bhimo)