Jakarta, PMP – Misteri kematian Kolonel Joseph Skaf, Kepala Divisi Pengawasan Narkoba di Bea Cukai Lebanon, menyeruak pascaledakan Beirut. Kolonel Skaf yang meninggal misterius di 2017, ternyata pada 2014 telah melapor dan meminta agar 2.750 ton amonium nitrat yang dimuat Kapal Rhosus dipindah dari pelabuhan karena membahayakan publik.
Seperti ditulis Al-Arabiya, dokumen surat Kolonel Skaf itu beredar pascaledakan besar di Beirut pada Selasa sore (4/8/2020). Kolonel Skaf pada 2014 ternyata sudah menulis kepada pejabat yang lebih berwenang agar 2.750 ton amonium nitrat yang dimuat Kapal Rhosus yang tiba di Pelabuhan Beirut pada 2013, segera dipindah dari pelabuhan dan diawasi karena membahayakan keselamatan publik.
“Kami melapor kepada anda bahwa divisi kami menerima informasi tentang keberadaan Kapal Rhosus di Pelabuhan Beirut. Kapal itu sarat dengan amonium nitrat yang digunakan dalam bahan peledak. Sangat berbahaya dan merupakan ancaman bagi keselamatan publik,” tulis Kolonel Skaf.
Masalahnya, laporan Kolonel Skaf ternyata diabaikan dan pada 2017 Kolonel Skaf justru meninggal akibat kecelakaan, di mana muncul dua hasil otopsi yang saling bertentangan.
Baca juga: Ledakan Beirut Sepersepuluh Bom Hiroshima, Ancaman Hukuman Terberat
Kabar adanya dua hasil otopsi itu ditulis koran An-Nahar, media terkemuka Lebanon mengutip sumbernya di Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon (ISF).
Sumber ISF memaparkan, satu otopsi menyatakan bahwa insiden murni kecelakaan bahwa Kolonel Skaf terjatuh dari ketinggian, sementara otopsi lainnya menegaskan bahwa insiden itu disengaja karena ditemukan memar di kepala almarhum dan setelah itu barulah dijatuhkan dari ketinggian.
“Apakah kaki pensiunan Kolonel Joseph Skaf terpeleset atau dia dilempar dari ketinggian tiga meter? Sebuah pertanyaan yang masih belum terselesaikan, terutama setelah dua laporan forensik yang kontradiktif yang ditugaskan oleh Jaksa Penuntut Umum dari dua pemeriksa medis, ” tulis An-Nahar.
Misteri kematian Kolonel Joseph Skaf ini tentunya bisa dimanfaatkan pemerintah Lebanon untuk menyelidiki ledakan besar Beirut yang telah mengakibatkan 137 orang tewas, 5.000 luka-luka dan puluhan hilang.(gdn)