Jakarta, pmp – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pertumbuhan ekonomi mendekati nol persen pada kuartal III 2020, setelah kuartal II terkontraksi atau minus 5,32%, memerlukan perjuangan luar biasa berat.
“Kami sangat hati-hati bahwa kuartal III (Juli-September) untuk bisa masuk ke zona nol persen itu butuh perjuangan yang luar biasa berat,” kata Menkeu seperti dikutip Antara, saat konferensi pers APBN KiTa, di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, beberapa kegiatan masyarakat dan ekonomi ternyata tidak mengalami akselerasi yang cepat pada Juli, meski sudah terjadi pembalikan di beberapa sektor.
“Kalau lihat per sektor, kita lihat dari kegiatan pembayaran pajaknya,” ujarnya.
Industri pengolahan masih terkontraksi pada Juli, namun lebih baik dibandingkan Juni dan Mei.
“Mei paling dalam. Kami berharap tren ini terus membaik seiring konsumsi listrik dan kegiatan di industri mulai meningkat,” katanya.
Sementara sektor perdagangan meski sudah terjadi relaksasi, ternyata belum menunjukkan pembaikan dari sisi penerimaan pajak.
“Pada Juli bahkan kontraksinya lebih dalam dari Juni, meskipun keduanya lebih baik dari Mei yang kontraksinya sampai 40%,” katanya sembari mengakui pulihnya kegiatan perdagangan pada Juli ternyata tidak cukup stabil, kuat dan bertahan seperti yang diharapkan oleh pemerintah.
“Tadinya kami harapkan Juli lebih baik dari Juni, ternyata tidak. Jadi ini harus kita waspadai dari sisi perdagangan. Ini nanti akan ada hubungannya dengan pengembalian konsumsi masyarakat,” ujarnya.
Jasa Keuangan Konsisten Membaik
Sementara sektor jasa keuangan masih konsisten membaik, yaitu hanya terkontraksi 6,89% dibandingkan Juni yang minus sampai 11% dan minus Mei 30%.
Sektor konstruksi juga mengalami pembaikan, namun pada Juli ternyata tidak membaik secara konsisten dibanding Juni.
“Bahkan Juli lebih dalam dari Juni,” paparnya.
Sektor pertambangan masih konsisten terkontraksi mirip Juni, sedangkan transportasi dan pergudangan yang pada Juni sudah membaik di level positif, ternyata pada Juli kembali negatif.
“Peta ini menggambarkan bahwa pemulihan ekonomi kita pada Juli masih sangat rapuh dan bahkan bisa terjadi pembalikan kembali,” katanya.
Oleh karena itu, pemerintah terus berusaha menjaga ekonomi Indonesia agar tidak resesi dan mengupayakan berada di zona netral, serta mengalami pemulihan.
“Kita lihat apakah pada Agustus tren ini tetap bisa bertahan di zona mendekati nol. Kita terus menjaga agar tidak mencapai resesi. Mungkin kita dalam hal ini masih struggle untuk bisa recover pada zona netral,” pungkasnya.(hps)