PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksTren

Pelampung Cegah Hipotermia Karya ITS, Dilengkapi Pemanas untuk Jaga Suhu Tubuh

Hy-Live ITS
Tim Demits Evo 1 mahasiswa ITS pencipta Hy-Live. (Humas ITS)

Surabaya, pmp –  Ancaman terbesar penyebab kematian para korban kecelakaan di laut adalah serangan hipotermia atau penurunan suhu tubuh secara drastis, di mana penyebab paling umum adalah korban terlalu lama berada di lingkungan bersuhu dingin.

Selama ini pelampung yang ada di pasaran pada umumnya tak mempunyai sistem keselamatan untuk menjaga suhu tubuh seseorang. Tim mahasiswa ITS pun menciptakan pelampung yang diberi nama Antihypothermia Lifevest atau Hy-Live.

“Hy-Live merupakan inovasi pelampung yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya hipotermia yang berpeluang besar dialami pada korban kecelakaan kapal di lautan. Hy-Live mampu mencegah hypothermia karena dilengkapi dengan heater atau pemanas,” kata Ferdina Ramadhansyah, Ketua Tim Demits Evo 1 pencipta Hy-Live.

Menurut Ferdi, panggilan akrabnya, Hy-Live bekerja menggunakan tiga sensor LM35 yang telah ditempatkan di titik tertentu, di mana sensor akan mendeteksi suhu tubuh korban dan suhu lingkungan.

Baca Juga :   Laboratorium ITS Perkenalkan Sensor Serat Optik Pendeteksi Lemak Babi

“Pembacaan suhu didapatkan dari area sekitar heater yang dekat dengan kulit tubuh. Sementara heater ditempatkan pada bagian dada dan punggung pelampung,” papar mahasiswa Departemen Teknik Mesin Industri ITS itu.

Hasil pembacaan suhu oleh sensor kemudian diteruskan ke mikrokontroler jenis arduino nano. Selanjutnya mikrokontroler mengolah data dari ketiga sensor hingga didapatkan suhu referensi sebagai acuan untuk menetapkan batasan hidup dan matinya heater.

“Saat suhu referensi berada di bawah suhu tubuh normal atau 36 derajat celcius, maka heater akan menyala dan membuat suhu di sekitar heater menjadi hangat,” jelasnya.

Misalnya kondisi lingkungan air laut dan tubuh pemakai Hy-Live terdeteksi sekitar 32 derajat celcius. Maka heater akan terus menyala untuk menghangatkan tubuh pemakai. Sensor juga akan terus membaca suhu pemakai dan lingkungan. Ketika panas heater telah membuat suhu lingkungannya mencapai 55 derajat celcius, maka heater otomatis akan mati.

Baca Juga :   Kampus ITS Resmi Mulai Kuliah Tatap Muka dan Daring

Ferdi dan tim yang disupervisi Anastyar Tinatullah dan dibimbing Mashuri SSi MT ini, menggunakan aluminium sebagai komponen heater dan menggunakan baterai lithium ion sebagai sumber daya.

“Aluminium dipilih karena dapat mendistribusikan panas. Akan tetapi penggunaan aluminium hanya karena pelampung ini masih dalam bentuk prototype. Ke depan diharapkan dapat menggunakan silicon heating pad atau perangkat lain yang lebih canggih,” kata mahasiswa asal Yogyakarta tersebut.

Ferdi dan tim siap melakukan penyempurnaan Hy-Live apabila pelampung ini mendapat kesempatan diproduksi massal.

“Perlu menggunakan alat yang mumpuni sehingga baterai terlindung dari air, serta kami ingin menambahkan indikator sebagai penanda kapasitas daya baterai,” tambah mahasiswa angkatan 2019 itu.

Baca Juga :   Dorong Pemberdayaan Talenta Digital Lokal, Indosat Ooredoo Perluas Layanan 5G ke Surabaya

Berkat kreativitasnya, Ferdi bersama keempat rekannya, yaitu Galih Sukma Adjie, Dyon Athallah Ramadhan, Athallah Ramadhan, dan Saktiawan Okto Bertha Agustien, meraih medali emas pada ajang Indonesia International Applied Science Olympiad (I2ASPO) pada kategori Applied Physics and Engineering.

Penghargaan kompetisi tingkat internasional membuat Tim Demits Evo terpacu mengikuti lomba inovasi berikutnya.

“Untuk mahasiswa ITS, jangan takut untuk mengikuti berbagai lomba. Kalah atau menang urusan kesekian yang terpenting kita sudah pernah mencobanya dengan usaha yang maksimal,” pesan Ferdi. (gdn)