Nganjuk, pmp – Seluruh korban longsor Desa Ngetos Nganjuk sebanyak 19 orang telah ditemukan, sehingga operasi Tim SAR Gabungan dihentikan. Satu korban terakhir ditemukan pada Jumat (19/2/2021).
“Dengan ditemukannya seluruh korban meninggal, maka operasi SAR pun dihentikan. Jumlah 19 orang korban sudah sesuai dengan laporan warga yang kehilangan anggota keluarga atau kerabat,” kata Hari Adi Purnomo, Kepala Basarnas Jawa Timur, Jumat malam.
Menurut Hari sepertii dirilis bnpb.go.id pada Sabtu siang, keberhasilan operasi Tim SAR Gabungan menemukan seluruh jenazah korban di hari keenam pascabencana, berkat kolaborasi dan kerja sama yang baik antara seluruh elemen, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, relawan, juga masyarakat.
“Kami juga melakukan diskusi dengan tim geologi terkait rekahan di atas dan air di tanah, sehingga kami menggunakan alat early warning system sederhana atau manual sebagai tanda jika muncul potensi bahaya buat tim pencari,” tambahnya.
Meskipun operasi SAR telah dihentikan, menurut Heri, tim gabungan akan kembali melakukan pencarian korban jika ada masyarakat yang melaporkan kerabatnya yang hilang akibat longsor.
“Alat berat masih tetap akan beroperasi sampai 20 Februari 2021 untuk membenahi kondisi tanah pascalongsor,” jelasnya.
Sementara penanganan darurat masih akan terus dilakukan berdasarkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor 15 Februari – 28 Februari 2021 yang ditetapkan oleh Bupati Nganjuk.
Sebelumnya BNPB telah memberikan bantuan logistik berupa masker dewasa 1.000 buah, masker anak-anak 1.000 buah, rapid test antigen 200 tes, sarung 200 buah, matras 100 buah dan makanan siap saji. BNPB juga menyerahkan bantuan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp 500 juta untuk penanganan pascabanjir dan longsor di Kabupaten Nganjuk yang terjadi pada Minggu (14/2/2021) pukul 18.30 WIB. (gdn)