Bangkalan, pmp – Sebanyak 52 ikan paus pilot yang terdampar di perairan pantai Patereman Bangkalan akhirnya hanya satu yang selamat. Perlu dua eksavator untuk menggali kuburan di pantai dengan kedalaman minimal lima meter.
Sekawanan ikan paus pilot, terdata 52 ekor, terdampar di pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Jatim pada Kamis (18/2/2021).
Pada Jumat tercatat sebanyak 49 ekor mati karena terlalu lama di perairan dangkal. Upaya penyelamatan yang dilakukan warga bersama pemda Bangkalan hingga Pemprov Jatim hanya mampu mendorong tiga ekor ke laut lepas.
Namun pada Sabtu, dua ekor ternyata kembli terdampar dan akhirnya mati meski telah dicoba empat kali mengembalikannya ke laut lepas, sehingga hanya seekor yang berhasil kembali ke laut lepas dan akan terus dipantau perkembangannya.
Sementara proses penguburan 49 ikan paus pilot yang mati sejak awal, dimulai Sabtu pagi menggunakan dua eksavator yang dikirim Pemprov Jatim. Letak kuburan berada di pantai Patereman berjarak sekitar 70 meter dari bibir pantai dengan kedalaman minimal lima meter untuk memastikan air pasang tidak masuk lobang.
Berdasarkan informasi pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jatim, terdapat dua titik penguburan, titik pertama untuk 25 ekor dan titik kedua untuk 21 ekor. Ada satu ikan paus yang harus dikubur sendiri karena jaraknya cukup jauh, sementara empat ikan paus lain terseret arus pasang.
Proses penguburan melibatkan Pemprov Jatim, Balai Besar KSDA Jatim, perwakilan Kementrian Lingkungan Hidup, TNI, Polri, para relawan dan pegiat lingkungan, serta masyarakat. Termasuk Tim Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan terima kasih atas keterlibatan berbagai pihak.
“Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak termasuk para nelayan dan relawan sehingga masalah paus yang terdampar bisa segera kita atasi bersama. Ini wujud rasa cinta dan peduli kepada lingkungan serta makhluk hidup di sekitar kita,” kata Gubernur Khofifah.
Menurut Khofifah, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Tim Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut untuk mengetahui penyebab ikan paus terdampar di daerah Modung Bangkalan.
“Kami juga akan terus mengupdate peneletian terhadap sampel ikan paus yang dilakukan oleh FKH Unair. Hasil penelitian ini penting sebagai rekomendasi agar kita bisa melakukan pencegahan sehingga tidak sampai terjadi kejadian yang sama,” pungkasnya. (hps)