PenaMerahPutih.com
Headline Indeks Nusantara

Arumi Ajak Perangi Stunting di Jatim, Siapkan Generasi Emas 2045

Arumi Bachsin stunting
Arumi imbau para calon ibu minum asam folat, periksa Hb, sedangkan para suami kurangi rokok dan minum zinc.(Humas Pemprov Jatim)

Surabaya, pmp – Arumi Bachsin, Ketua Tim Penggerak PKK Jatim mengajak semua pihak memerangi stunting atau kekurangan gizi kronis pada balita. Demi mendukung pemerintah mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045.

“Tujuannya agar generasi penerus Indonesia tidak mengalami masalah seputar potensi sumber daya manusia dan tingkat kesehatan,” kata Arumi Bachsin saat menjadi pembicara Podcast Serasa: Jatim Cegah Stunting, di Studio MPC BKKBN Jatim, Senin (31/5/2021).

Menurut Arumi, data World Bank menunjukkan 54% dari usia angkatan kerja saat mengalami stunting saat bayi.

“Artinya sebanyak 54% angkatan kerja saat ini penyintas stunting. Ini yang membuat stunting menjadi perhatian serius pemerintah,” katanya.

Kekurangan gizi kronis pada balita diperkirakan akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045. Apalagi masalah stunting bukan hanya mempengaruhi tumbuh kembang di masa balita, tetapi juga saat dewasa.

Baca Juga :   Perbedaan Data Pusat dan Daerah Hingga Perencanaan Copy Paste Hambat Penanganan Stunting di Indonesia

Selaku Ketua TP PKK Jatim, Arumi menekankan PKK memiliki peran sangat signifikan menurunkan stunting.

“Di Jatim ini terdapat 8.501 desa dan kelurahan di mana masing-masing punya kelompok PKK yang diurus 10-15 orang. Nah ini akan sangat membantu kita menurunkan prevalensi stunting di Jatim,” ungkap Arumi.

TP PKK Jatim juga terus berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jatim, sehingga lahir beberapa program yang ditargetkan buat para ibu dan ayah, serta calon orang tua. Sebagian besar balita terkena stunting akibat minimnya pengetahuan ibu dan ayah dalam merawat balitanya.

“Salah satu akar masalah ini adalah ketidaktahuan orang tua. Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Mereka selalu memberi makan, tetapi tidak semua orang tua menerima paparan soal apa itu gizi seimbang,” jelasnya.

Baca Juga :   Peduli Anak Saat Pandemi, KALBE Nutritionals Gelar ‘Morinaga Chil*Go! Berbagi Nutrisi’

Guna merealisasikan berbagai program penanganan stunting, Arumi berharap seluruh kader PKK di tingkat kabupaten/kota ikut mensosialisasikan program edukasi bagi orang tua yang memiliki balita dan calon orang tua. Peran para kader terutama memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang pengetahuan dan kesadaran keluarga akan pentingnya kesehatan ibu dan anak (KIA).

Sementara program bagi calon orang tua adalah program prakonsepsi yang ditujukan buat mereka yang berencana memiliki momongan. Bersama BKKBN, Arumi menganjurkan calon ibu meminum asam folat, memeriksa hemoglobin dan konsumsi tablet tambah darah. Sedangkan para suami diimbau mengurangi rokok dan minum zinc.

“Prakonsepsi itu sangat murah, calon ibu hanya minum asam folat, periksa Hb (hemoglobin), minum tablet tambah darah gratis kalau di Puskesmas, biaya untuk persiapannya tidak lebih Rp 20.000. Sementara suami hanya perlu mengurangi rokoknya, kemudian suami minum zinc supaya spermanya bagus,” papar Arumi.

Baca Juga :   Wedding Exhibition Hadirkan Prosesi dan Filosofi Pernikahan Tradisional

Jika semua program dapat dijalankan dengan baik di mana sikap awareness para orang tua terbentuk, maka diharapkan prevalensi stunting di Jatim segera turun.(hps)