PenaMerahPutih.com
Ekbis Headline Industri

Laba PLN 2020 Naik 39%, Digitalisasi Pembangkit Percepat Transformasi

Digitalisasi pembangkit PLN
Transfomasi PLN di 2021 menerapkan 24 program terobosan, naik dibanding 2020 dengan 20 program. (Humas PLN)

Jakarta, pmp – Laba bersih PLN meningkat 39,3% dari Rp 4,27 triliun pada 2019 menjadi Rp 5,95 triliun pada 2020. Digitalisasi pembangkit terbukti mampu mempercepat proses transformasi PLN.

Digitalisasi yang diterapkan sejak April 2020 dengan 20 program terobosan, kini menjadi 24 program terobosan.

“Melalui transformasi, PLN ingin mencapai perbaikan yang berkelanjutan, baik secara operasional maupun finansial di tahun 2024,” kata Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, dalam keterangan resminya, Selasa (8/6/2021).

Zulkifli  menegaskan bakal mengawal mimpi besarnya dengan mencurahkan segenap daya upaya dan potensi yang dimiliki PLN dengan penerapan Program Terobosan yang merupakan pembenahan dan pembaruan dalam penataan dan pengembangan PLN.

Dengan penerapan transformasi, Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (PwC Indonesia) yang mengaudit Laporan Keuangan PLN tahun 2020, menyatakan bahwa Transformasi PLN memperkuat daya tahan perusahaan di situasi pandemi, bahkan membukukan peningkatan laba bersih dengan efisiensi cara kerja.

Baca Juga :   Pertamina Imbau Penggunaan Bahan Bakar yang Lebih Baik Demi Udara Lebih Bersih

Digital Power Plant

Salah satu Program Terobosan yang telah didorong dan dipercepat Transformasi PLN di era pandemi adalah Digital Power Plant dengan menerapkan teknologi digital pada pembangkit-pembangkit PLN.

Pada Kamis (3/6/2021), PLN mengumumkan bahwa Digital Power Plant telah naik pada status Business as Usual (BAU) di antara 24 Program Terobosan, yang berarti transisi ke tata kelola digital telah sukses menjadi cara baru PLN sekarang dan ke depan.

“Percepatan digitalisasi pembangkit ini telah dimulai PLN sejak tahun lalu, sebagai upaya meningkatkan keandalan, efisiensi dan daya saing pembangkit PLN Group,” ungkap Zulkifli.

Total kapasitas pembangkit yang tata kelolanya menuju digital adalah sekitar 30 Giga Watt (GW) atau 75% dari total kapasitas pembangkit PLN. Langkah digitalisasi menjadi salah satu alasan PLN menjadi BUMN yang berhasil membukukan kenaikan laba bersih di tengah kondisi pandemi.

Baca Juga :   Sisa Satu Hari, PLN Ajak Pelanggan Manfaatkan Promo Tambah Daya

“Terobosan Digital Power Plant termasuk yang kami percepat prosesnya, mengingat unit-unit pembangkit listrik adalah infrastruktur utama perusahaan dalam menyediakan layanan kelistrikan bagi para pelanggan,” tambah Zulkifli.

Digitalisasi sudah berjalan di 53 unit pembangkit PLN yang operasionalnya dijalankan anak perusahaan.

“Sebanyak 29 unit oleh PT Indonesia Power (PT IP) dan 24 unit pembangkit oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) yang tersebar di segenap penjuru Nusantara mulai dari Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara,” terang Wiluyo Kurdwiharto, Direktur Bisnis Regional Sumatera-Kalimantan PLN.

Adapun jumlah pembangkit terdigitalisasi terus bertambah.

“Digitalisasi di pembangkit lain tinggal melanjutkan sesuai timeline yang sudah ditetapkan, karena prosesnya tinggal melanjutkan dan mempercepat. Ini bisa dikatakan bahwa Program Terobosan Digital Power Plant sudah dapat dijalankan sebagai Bussiness as Usual (BAU),” tambahnya.

Baca Juga :   PLN Jamin Ketersediaan Pasokan Listrik Dukung Pertumbuhan Industri di Jatim

Digitalisasi pembangkit PLN dilakukan di seluruh lini mulai dari pemantauan, pengendalian dan optimalisasi pembangkit. Percepatan PLN dalam mendigitalkan tata kelola pembangkitnya di tengah pandemi bertujuan meningkatkan keandalan, efisiensi dan daya saing pembangkit PLN melalui penggunaan platform digital.

Sementara dari sisi keandalan sistem, terimplementasinya Program Terobosan Digital Power Plant meningkatkan faktor kesiapan (EAF) sekaligus menurunkan tingkat pemadaman (EFOR). Selain itu akan ada efisiensi generator dan konsumsi bahan bakarnya (NPHR).

“Selain mengefisienkan beban operasional perusahaan, peningkatan keandalan akan  berpengaruh pada peningkatan kualitas layanan kelistrikan kepada para pelanggan PLN,” pungkas Wiluyo.(hps)