PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksSehat CantikTren

Simak Paparan Dokter Spesialis Paru Unair Tentang Sesak Napas Pasien COVID-19

Dokter Alfian Nur Rosyid, Sp.P(K), FAPSR, FCCP, dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga.
Dokter Alfian Nur Rosyid, Sp.P(K), FAPSR, FCCP, dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga.(Humas Unair)

Surabaya, pmp – Sesak napas menjadi salah satu gejala yang dialami pasien COVID-19 akibat terganggunya pertukaran oksigen di paru-paru, di mana bisa diderita oleh mereka yang belum pernah mengalami sesak nafas.

Menurut dr Alfian Nur Rosyid, Sp. P(K), FAPSR, FCCP –dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga — virus SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2) penyebab COVID-19 yang masuk ke paru-paru bisa menyebabkan proses peradangan paru atau pneumonia yang gejala umumnya adalah sesak nafas, di mana sel-sel laten menutupi area pertukaran oksigen.

Pada umumnya pasien COVID-19 dengan kondisi ringan, menurut dr Alfian, tidak bergejala karena tidak terjadi pneumonia, namun pasien pada kondisi sedang, berat dan kritis akan mengalami sesak napas.

“Penutupan area pertukaran oksigen selanjutnya akan menghambat proses penukaran oksigen dengan karbondioksida. Akibatnya kadar oksigen di darah akan turun dan menyebabkan munculnya ‘instruksi’ kepada pusat pernapasan untuk bernapas lebih cepat. Jadi sesaknya pasien COVID-19 karena ada gangguan pertukaran oksigen,” papar dr Alfian, Sabtu (28/8/2021).

Baca Juga :   Puluhan Hotel Garut Kibarkan Bendera Putih Emotikon Menangis : Kami Tak Tahan Lagi

Lebih lanjut dr Alfian menjelaskan, sesak napas yang dialami pasien COVID-19 berhubungan dengan kondisi hipoksia atau kekurangan oksigen yang dapat terjadi pada seluruh organ tubuh pasien.

Apabila kekurangan oksigen terjadi pada sel otak, maka dapat terjadi penurunan kesadaran dan dapat berakibat fatal, termasuk kematian pasien COVID-19.

“Kondisi sesak tersebut juga akan menyebabkan tubuh merespon dengan meningkatkan frekuensi napas agar lebih banyak oksigen yang dapat dihirup seseorang untuk memenuhi kecukupan oksigen tubuh, terutama otak,” papar dr Alfian yang juga dosen di Fakultas Kedokteran (FK) Unair.

Hal yang perlu dipahami, virus SARS-CoV-2 berpotensi memperburuk kondisi seorang pasien yang sebelumnya pernah mengalami sesak napas, terutama mereka yang memiliki keluhan sesak kronis atau sesak napas yang terjadi dalam rentan waktu lama.

Baca Juga :   Kasus Baru COVID-19 Luar Jawa-Bali Melonjak 54%, Presiden Instruksi Respons Cepat

Pada pasien yang memiliki sesak napas kronis dan terinfeksi virus SARS-CoV-2, maka pasien tersebut akan mengalami sesak akut yang dapat memperberat kondisi sesaknya.

Tak hanya pasien dengan sesak kronis, virus SARS-CoV-2 juga akan memperburuk kondisi sesak bagi pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid yang tidak terkontrol.

“Pada pasien dengan sakit kronis yang tidak terkontrol, misalnya sakit jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Tuberkulosis (TB) dan lainnya, maka bisa jadi kondisinya lebih berat dibandingkan pasien tanpa komorbid,” tambah dr Alfian.

Jalankan Prokes dan Segera Vaksinasi

Upaya awal mencegah terinfeksi COVID-19 adalah patuh menjalankan protokol kesehatan (prokes) yang bertujuan menjadi pencegahan awal agar virus tidak masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga :   2.500 Santri Pesantren Al-Amanah Divaksin, Khofifah Minta Percepat Vaksinasi Pelajar

“Apabila tidak menerapkan protokol kesehatan, virus bisa menembus tubuh pasien melalui saluran napas,” ungkap dr Alfian.

Prokes yang dapat dilakukan adalah menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menghindari berkerumun, meminimalkan mobilisasi, serta menghindari makan bersama.

Langkah selanjutnya mencegah terinfeksi adalah melakukan vaksinasi.

“Diusahakan sedapat mungkin melakukan vaksinasi agar tubuh dapat meningkatkan imunitas terhadap virus SARS-CoV-2. Diharapkan dalam tubuh seseorang akan timbul kekebalan sehingga tidak terjadi kondisi yang berat ketika tertular virus tersebut,” lanjutnya.

Pada akhirnya dr Alfian berpesan, jika terjadi tanda awal COVID-19 berupa batuk dan sesak pada seseorang, sebaiknya segera dilakukan langkah pencegahan agar tidak terjadi perburukan kondisi dengan pemeriksaan dan pengobatan COVID-19 di rumah sakit.(gdn)