Surabaya, pmp – Selama pandemi PT Siantar Top Tbk, produsen makanan ringan di Sidoarjo, menunjukkan kinerja positif dengan angka pertumbuhan penjualan 6,89% selama semester I tahun 2021 dibanding periode sama tahun lalu (year on year-yoy).
“Pencapaian ini karena perseroan melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi penjualan baik lokal maupun ekspor. Terutama penjualan ekspor relatif stabil dengan kontribusi 10% dari total penjualan,” kata Agus Suhartanto, Direktur Utama PT Siantar Top Tbk, saat paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Surabaya, Selasa (31/8/2021).
Saat ini emiten dengan kode STTP ini melakukan ekspor ke negara Taiwan, Korea Selatan, Tiongkok, Yordania, Thailand, Srilangka, Hong Kong, Palestina, Mauritius, Nepal, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia dan Vietnam.
“Melalui pengembangan pasar baru, perseroan tetap berupaya mencapai pertumbuhan dua digit sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” tutur Agus.
Tahun ini STTP akan tetap fokus melanjutkan perluasan pabrik baru di Beji, Pasuruan, Jawa Timur, yang dananya memanfaatkan sebagian alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2021 sebesar Rp 450 miliar.
“Perseroan telah memastikan rencana perluasan pabrik baru di Pasuruan pada 2019, menyusul sudah dibebaskannya lahan seluas 200 hektare yang akan digunakan untuk produksi crackers dan noodle,” ujarnya.
Agus menjelaskan, perluasan pabrik baru merupakan upaya meningkatkan kinerja perseroan dengan menambah kapasitas produksi, mengingat kapasitas produksi pabrik di Sidoarjo saat ini sudah mencapai sekitar 85% hingga 90%.
“Pabrik itu sudah tidak mungkin dikembangkan lagi sehingga diperlukan pendirian pabrik baru di luar Sidoarjo dan dipilihlah salah satunya di Pasuruan,” katanya.
Menurut Agus, pembangunan pabrik baru sejalan dengan rencana perseroan untuk mengembangkan pasar, baik di pasar domestik maupun ekspor, yang permintaannya terus tumbuh serta memberikan peluang besar bagi pertumbuhan bisnisnya.
Saat ini perseroan memenuhi kebutuhan pasar dengan memanfaatkan pabrik dan cabang penjualan di Tambak Sawah Sidoarjo yang berkontribusi pada penjualan sebesar 65%. Kemudian di Bekasi yang kontribusi 24%, Medan 10% dan Makassar 1%.
“Pabrik baru di Pasuruan bertujuan untuk mengimbangi pertumbuhan permintaan pasar,” pungkas Agus.(hps)