PenaMerahPutih.com
Headline Indeks Nusantara

Jatim dan Jepang Perkuat Kerja Sama Bidang Pendidikan, Budaya dan Perdagangan

Surabaya, pmp – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima kujungan pertama Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia H.E.Kanasugi Kenji bersama Konjen Jepang Takeyama Kenichi guna mempererat kerja sama antarkeduanya.

“Selamat datang di Jawa Timur Yang Mulia Bapak Dubes Jepang. Pemprov Jatim berterimakasih dan menyambut baik  kehadiran Bapak Dubes.  Kami berharap dapat menginisiasi program kerja sama baru yang dapat mendukung kebijakan pembangunan dan meningkatkan hubungan antar masyarakat Jatim dan Jepang,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (25/10/2021) malam.

Mantan Mensos RI itu mengajak Dubes Jepang untuk mempererat kembali kerjasama berbagai bidang khususnya pendidikan dan perdagangan, seperti beasiswa apa saja yang bisa menaikkan keterampilan atau skill berupa vocational training dan pertukaran pelajar (student exchange). Hal itu dinilai penting, untuk meningkatkan kualitas ketrampilan dan SDM sekaligus Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jatim.

“Kami berharap ada penguatan kerjasama di bidang pendidikan, baik berupa beasiswa, vocational training, maupun pertukaran pelajar. Beasiswa apa saja yang bisa menaikkan keterampilan kami harap bisa dilakukan. Baik degree maupun non degree serta berbagai short course. Karena, selain untuk meningkatkan kompetensi, perluasan jejaring, juga akan bisa memberi dampak multiplier effect pada banyak hal,” ajak orang nomor satu di Jatim itu.

“Terakhir ada student exchange pada tahun 2019. Kami harapkan pada tahun 2022 pertukaran pelajaran dapat dilakukan kembali antara Jatim-Jepang. Semoga pandemi cov8d-19 segera berahir sehingga program kerjasama dapat dilanjutkan,” tambah Khofifah.

Baca Juga :   Sukses Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca, Jatim Raih Penghargaan Proklim 2021

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, perkuatan kerjasama bidang pendidikan juga bisa dilakukan dalam sektor kesehatan yang bersifat aplikatif dengan rumah sakit (RS) di Jatim seperti kerja sama dengan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

“Jika selama ini kerjasama telah dilakukan dengan UNAIR dan ITS. Kami berharap agar kedepan ada penguatan kerjasama pendidikan dan layanan kesehatan antara Jepang dengan RSUD Dr. Soetomo Surabaya atau RSUD lainnya,” jelas Khofifah.

Sementara di bidang perdagangan, Khofifah memaparkan, menurut data BPS Jatim sejak 2017-2021, neraca perdagangan Jawa Timur dengan Jepang menunjukkan surplus bagi Jawa Timur. Khususnya untuk periode Januari-September 2021 senilai US $ 1,8 Miliar. Rinciannya yaitu nilai ekspor Jawa Timur ke Jepang sebesar US $ 2,4 Miliar dan nilai impor Jawa Timur dari Jepang sebesar US $ 530 juta.

“Untuk periode Januari – September 2021, Jepang merupakan negara tujuan ekspor Jawa Timur yang berada di urutan ke-2, dan berada dalam urutan ke-6 sebagai negara pengimpor ke Jawa Timur,” jelas Khofifah.

Selanjutnya, dari sisi investasi Jepang di Jatim sejak 2010 sampai dengan semester pertama 2021, tercatat sebanyak 203 bidang usaha di 23 kabupaten/kota dengan nilai investasi US$ 2,88 Miliar, dengan beberapa bidang usaha terbesar yaitu sektor industri makanan, industri kayu, industri kertas, dan industri logam, dan industri farmasi.

Selain itu, setiap tahun di Jatim dilakukan misi bisnis/dagang dari pengusaha Jepang yang juga difasilitasi oleh Konjen Jepang di Surabaya dan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta.

Baca Juga :   Tingkat Hunian Pasien COVID-19 Naik, Khofifah Tambah 18 RS Rujukan dan RSDL

“Pada bulan Januari 2021 ada investasi dari Jepang pengembangan seaport di wilayah Tuban. Semoga ke depannya akan lebih banyak lagi investasi-investasi di Jatim. Agar ekonomi di Jawa Timur terus tumbuh berkualitas dan inklusif, saya siap menggelar lebar ‘karpet merah’ bagi para investor di Jatim. Karpet merah yang dimaksud adalah membuka lebar untuk investasi baik PMA maupun PMDN di Jatim,” tandas Khofifah.

Orang nomor satu di Jatim itu menuturkan bahwa Pemprov Jatim telah memberikan support vaksinasi kepada karyawan dari 2 perusahaan Jepang di Jatim yang 100 % investornya dari Jepang. Hal ini sebagai bentuk upaya Pemprov Jatim dalam memberikan dukungan terhadap sektor industri di tengah pandemi yang telah berdampak pada berbagai sektor di Jawa Timur.

“Saya menyampaikan bahwa secara khusus ada dua perusahaan yang 100 % investornya dari Jepang itu yang saya datangi, JAI dan SAI. Itu kita support vaksin dari pemprov, karena ini yang menurut catatan dari kementerian perindustrian umumnya sangat disiplin dalam melaporkan IOM,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, di hadapan Dubes Jepang, Khofifah mempromosikan Taman Wisata Genilangit yang berada di Kabupaten Magetan, dengan mengenakan kimono atau pakaian adat khas negeri Jepang di salah satu spot foto taman wisata Genilangit, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan.

Baca Juga :   Maksimalkan Infrastruktur dan Fasilitas Penunjang Dorong Percepatan Pemulihan Pariwisata Jatim

“Pengunjung Taman Wisata tersebut, pengunjung bisa mengenakan kimono bermotif bunga warna merah dan biru sambil membawa payung. Kemudian ada angle-angle tertentu yang seperti berada di Negeri Sakura Jepang,” tambah Khofifah. Tidak lupa Khofifah mempromosikan Bromo, blue fire di kawah ijen serta Gili Iyang dengan oksigen terbaik di dunia.

Sementara itu, Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji menyampaikan bahwa ini adalah kali pertama ia berkunjung secara resmi ke Jawa Timur. Ia juga menyampaikan bahwa ada 105 perusahaan Jepang dan 603 warga negara Jepang yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu, ia berharap aktivitas ekonomi terus bergerak untuk meningkatkan hubungan yang baik antara Indonesia dan Jepang.

Juga dalam kunjungannya ke Provinsi Jatim, Dubes Jepang berencana akan bertemu dengan beberapa perusahaan Jepang & ingin bertukar pikiran dengan perusahaan Jepang mengenai ekonomi investasi dan meninjau perkembangan perusahaan Jepang di Jawa Timur.

Dubes Jepang itu menyampaikan harapannya agar Gubernur Khofifah bersedia mendengarkan keluh kesah dari perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Jawa Timur. Sehingga diharapkan terjalin komunikasi yang baik antara Pemprov Jatim dan perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Jawa Timur.

“Kami dapat bertukar pendapat tentang adanya hubungan antara Jepang dan Indonesia. Bagaimana kami memperkuat hubungan itu dan saya juga menyampaikan ke Gubernur Khofifah untuk terus mendengar suara-suara dari perusahaan Jepang yang ada di Indonesia,” katanya. (gdn)