PenaMerahPutih.com
EkbisHeadlineIndeksTeknologi

Indosat Ooredoo Hutchison Menjadi Brand dengan Pertumbuhan Terpesat Kedua

Jakarta, PMP – Indosat Ooredoo Hutchison, perusahaan telekomunikasi digital yang paling dipilih di Indonesia, berhasil menjadi brand dengan pertumbuhan terpesat kedua dan Top 10 Most Valuable Brands, sebagaimana tercantum dalam Laporan Brand Finance Indonesia 100 2021.

Menurut laporan tersebut, Indosat Ooredoo (sekarang Indosat Ooredoo Hutchison) sukses menembus 10 besar di tahun ini, melonjak dari peringkat 15 di tahun lalu, menyusul peningkatan brand value 32% yang mengesankan.

Menjadi satu-satunya brand di 10 besar yang mencatat pertumbuhan brand value, perusahaan juga menempati posisi kedua dalam 5 besar brand dengan pertumbuhan tercepat di tahun 2021.

Tidak hanya itu saja, perusahaan juga berhasil masuk dalam Top 10 Strongest Brands di Indonesia dengan skor Brand Strength Index (BSI) 77.6 dan Brand Strength Rating AA+, naik signifikan dari peringkat 30 tahun lalu.

Baca Juga :   Kebiasan Baru Silaturahmi Virtual Lebaran 2021 Dorong Lonjakan 10% Trafik Data Indosat Ooredoo

“Kami sangat berterima kasih atas penghargaan ini, yang menandai keberhasilan perusahaan dalam mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari pelanggan setia, pemangku kepentingan, dan masyarakat,” kata President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha dalam keterangan resmi, Rabu (16/2/2022).

Vikram Sinha mengaku berrsemangat memulai babak baru di tahun ini dengan sejumlah tonggak pencapaian yang berhasil diraih, termasuk penyelesaian merger, penggelaran layanan 5G komersial, dan sekarang mendapatkan penghargaan brand dengan pertumbuhan tercepat kedua di Indonesia.

“Dengan semangat #BersatuUntukIndonesia, kami akan terus berjuang dengan kecepatan penuh dalam mengakselerasi transformasi digital Indonesia sambil memainkan peran yang lebih besar, lebih berani, dan lebih baik dalam menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan dan memberdayakan setiap orang Indonesia agar bangkit lebih kuat di tengah pandemic,” katanya.

Menyusul penyelesaian merger pada awal Januari lalu, Indosat Ooredoo Hutchison menyambut babak baru dengan awal yang menjanjikan. Perusahaan telah berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan yang solid mengungguli industri selama tiga tahun berturut-turut sejak 2019.

Baca Juga :   Perkuat Market Share Sidoarjo, Indosat Ooredoo Hadirkan Gerai Mitra Gedangan

Entitas baru ini juga memiliki basis pelanggan yang sehat sekitar 100 juta pelanggan, dengan hampir 100 ribu BTS 4G di seluruh tanah air, menjadikannya perusahaan telekomunikasi seluler terbesar kedua di Indonesia.

Tahun lalu, perusahaan meluncurkan layanan 5G di lima kota, yakni Solo, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Balikpapan. Langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen Indosat Ooredoo Hutchison untuk menghadirkan pengalaman digital kelas dunia dan menjadi pelopor revolusi 5G di Indonesia.

Perusahaan juga on track dengan komitmennya dalam mendukung misi Pemerintah untuk memenuhi cakupan 4G di seluruh Indonesia melalui penguatan infrastruktur jaringan mobile internet berupa penggelaran tambahan 11.400 site baru dan perluasan jangkauan jaringan ke 7.660 desa baru di seluruh tanah air yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025.

Baca Juga :   ITS Bakal Bangun 5G Experience Center Gandeng Nokia dan Indosat

Brand Finance, konsultan penilaian brand independen terkemuka di dunia, menguji 5.000 brand terbesar setiap tahunnya, memeringkat brand di semua sektor dan negara, termasuk di Indonesia. Brand value ditentukan menggunakan metodologi “Royalty Relief” untuk memperkirakan pendapatan di masa mendatang dan menerapkan asumsi value yang relevan, sebuah pendekatan yang paling banyak digunakan untuk menentukan brand value.

Selain mengukur brand value secara keseluruhan, Brand Finance juga menentukan kekuatan relatif brand melalui metrik balanced score card untuk mengevaluasi investasi pemasaran, ekuitas pemangku kepentingan, dan kinerja bisnis.

Tahun ini, 10 brand teratas Indonesia yang paling berharga menyumbang 63% dari total brand value dalam pemeringkatan, sedangkan 50 brand terbawah hanya berkontribusi 9%.(nas)