Bangkok, PMP – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan perlunya sinergi ekonomi kawasan Indo-Pasifik dengan ASEAN.
Sinergi Indo–Pacific Economic Framework (IPEF) dengan ASEAN Outlook on the Indo–Pacific (AOIP) akan menghasilkan dampak maksimal bagi perkembangan ekonomi kawasan.
Saat ini, Indonesia tengah mempelajari keinginan Amerika Serikat (AS) untuk mempererat partisipasi ekonomi dengan kawasan Indo–Pasifik melalui Indo–Pacific Economic Framework (IPEF).
“Kami harus menyampaikan kembali perlunya menyinergikan IPEF dengan AOIP, sesuai mandat Presiden RI Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN–AS. Sebagai kekuatan besar di kawasan, ASEAN memiliki peran penting untuk membentuk arah kerja sama,” kata Mendag Lutfi.
Mendag Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan United States Trade Representative (USTR) Duta Besar Katherine Tai, Sabtu (21/5). Pertemuan tersebut berlangsung di sela-sela Pertemuan Menteri-Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) di Bangkok, Thailand pada 21–22 Mei 2022.
Mendag Lutfi menambahkan, Indonesia ingin melihat hasil-hasil konkret dari tawaran kerja sama AS, terutama yang menyangkut perdagangan, rantai pasok, dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat di kawasan Indo–Pasifik khususnya ASEAN.
Dalam pertemuan tersebut, isu lain yang dibahas adalah Pertemuan Tingkat Menteri Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) dengan USTR pada September 2022 mendatang. Mendag Lutfi berharap, pertemuan yang dipimpin para menteri tersebut dapat mengirim sinyal kuat ke kalangan bisnis ASEAN dan AS untuk menjalin suatu kolaborasi yang meningkatkan upaya pemulihan ekonomi.
“Kami ingin memastikan bahwa Indonesia dan AS memiliki kesamaan visi bahwa pertemuan TIFA mendatang harus membahas isu-isu strategis mulai saat itu,” ungkap Mendag Lutfi.
Terkait Konferensi Tingkat Menteri ke-12 Organisasi Perdagangan Dunia, Mendag Lutfi menyampaikan kepada Dubes Tai bahwa salah satu tujuan utama pertemuan tersebut adalah membuka kesempatan negara-negara anggota untuk berdiskusi dan memastikan bahwa regulasi-regulasi perdagangan masih relevan dengan kondisi saat ini.
Selain itu, Mendag Lutfi juga meminta AS untuk mendukung Presidensi G20 tahun ini, khususnya terhadap Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi, dan Industri (Trade, Investment, and Industry Working Group). Pertemuan TIIWG yang kedua akan dilaksanakan secara hibrida di Solo, Jawa Tengah, 4—7 Juli 2022.
Di sisi lain, Dubes Tai mengatakan keterlibatan Indonesia dan ASEAN sangat penting dalam IPEF, maka ia mengajak Indonesia untuk bergabung dalam kerja sama tersebut. Dubes Tai juga berharap dapat mengembangkan cakupan kerja sama yang lebih luas dengan ASEAN melalui TIFA. D
ubes Tai juga mengajak Indonesia untuk bergabung dalam Joint Services Initiatives on Domestic Regulation. Ia juga menyampaikan akan menindaklanjuti permintaan Indonesia untuk kembali mendapatkan Generalized System of Preference (GSP).
Total perdagangan Indonesia–AS pada periode Januari—Maret 2022 tercatat sebesar USD 10,16 miliar. Nilai ini meningkat 29 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang tercatat sebesar USD 7,88 miliar.
Sementara itu pada 2021, perdagangan Indonesia dengan AS tercatat sebesar USD 37,02 miliar dengan ekspor Indonesia ke AS sebesar USD 25,77 miliar dan impor Indonesia dari AS sebesar 11,25 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus perdagangan terhadap AS sebesar 14,52 miliar.
Pada 2021, komoditas ekspor unggulan Indonesia ke AS adalah minyak kelapa sawit, krustasea hidup, alas kaki, ragam krustasea dan moluska, serta furnitur. Sementara itu, komoditas impor unggulan Indonesia dari AS adalah bahan bakar minyak, kacang kedelai, vaksin, residu pati (residues of starch manufacture), dan tepung. (nas)