EkbisHeadlineIndeksIndustri

Impian Rabil, Si Bagoes, dan PLTA Sutami Simbol Kekuatan Energi Terbarukan

×

Impian Rabil, Si Bagoes, dan PLTA Sutami Simbol Kekuatan Energi Terbarukan

Sebarkan artikel ini
PLTA Sutami di bendungan Karangkates, Malang merupakan PLTA terbesar di Jawa Timur. (PMP/Hapsah)

 SURABAYA, PMP – Rabil Marwala yang baru berusia 16 tahun, asal Desa Tamekan, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, sudah dua tahun ini pergi jauh meninggalkan orang tua, dua saudara, dan kampung halamannya untuk menimba ilmu di Malang, Jawa Timur. Dia saat ini tercatat sebagai siswa kelas 11 di SMK Brantas Karangkates yang mengikuti program “Si Bagoes” (Sustainable Improvement Brantas Goes to School), program prioritas pendidikan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT. PLN Nusantara Power (PLN NP) UP Brantas.

“Ketika saya pertama datang ke Karangkates dan melihat PLTA Sutami yang begitu besar, saya ikut bangga. Yang paling saya kagumi sekarang ini, rangkaian kontrol PLTA Sutami bisa dijalankan dari jarak jauh dan sudah secara digital,” ungkap Rabil kepada penamerahputih.com, Kamis (23/10/2025).

Cita-cita Rabil begitu tinggi, ingin membekali diri dengan ilmu energi baru terbarukan (EBT) agar kelak bisa bekerja di fasilitas pembangkit di daeral asalnya. Oleh sebab itulah, dia memilih jurusan teknik pembangkit listrik.

Pilihan itu dilandasi pengalaman pahit masa kecilnya, ketika rumah dan kampungnya sering mengalami pemadaman listrik bergilir. Rabil tahu, bahwa listrik di kawasan Sumbawa Barat masih dipasok dari Jawa dan Bali. Oleh sebab itulah, putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Hilman dan Kartini ini pun bertekad melanjutkan sekolah ke Pulau Jawa, setelah menyelesaikan pendidikannya Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Sumbawa Barat.

Beruntung, salah satu perusahaan tambang di Sumbawa memberi beasiswa bagi anak berprestasi untuk sekolah ke Pulau Jawa, salah satunya di SMK Brantas Karangkates. Rabil tak menyia-nyiakan kesempatan itu, apalagi SMK Brantas memiliki jurusan listrik yang memiliki kelas khusus, yakni teknik pembangkit listrik PJB yang didukung PT. Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) — sekarang berganti nama menjadi (PLN NP) dan lokasinya hanya 1 km dari PLTA terbesar di Jatim, PLTA Sutami.

Pilihannya tak meleset. Dia bisa belajar langsung dari para guru berpengalaman di bidangnya, sehingga cepat memahami materi yang diberikan dan banyak wawasan baru yang dia peroleh, mulai dari ilmu tentang generator hingga instalasi mesin, juga yang terpenting pemahaman tentang beragam energi baru terbarukan.

Rabil Marwala (kaos biru kedua dari kiri) bersama teman-temannya siswa SMK Brantas Karangkates, Malang. (dok pribadi)

PLTA Terbesar di Sungai Brantas

PLTA Sutami merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pertama dan terbesar di Provinsi Jawa Timur. Lokasinya berada di Bendungan Karangkates, Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sehingga memanfaatkan potensi debit air Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur yang mengalir dari Kota Batu hingga Surabaya.

PLTA Sutami diresmikan Presiden Soeharto pada 4 September 1973 hingga selesai dibangun 1975. PLTA Sutami terdiri dari tiga unit pembangkit, masing-masing sebesar 35 MegaWatt. Pada awal diresmikan, baru beroperasi dengan dua unit pembangkit, kemudian tiga tahun berselang pada 1976, bertambah menjadi tiga unit pembangkit hingga menjadikan PLTA Sutami menjadi bagian penting dalam ketenagalistrikan Jawa Timur, khususnya di daerah Selatan, karena membantu unit-unit pembangkit lainnya yang berada di Jawa Timur.

Baca Juga :  SPKLU PLN Sepanjang Tol Jawa Timur Siap Dukung Electric Vehicle Touring Campaign

PLTA Sutami saat awal diresmikan diberi nama PLTA Karangkates, sama seperti nama Bendungan Karangkates. Namun pada 16 April 1981, Presiden Soeharto mengubah nama PLTA Karangkates menjadi PLTA Sutami, nama dari Prof. Dr. Ir. Sutami yang saat itu menjabat Menteri Pekerjaan Umum, sebagai tanda terima kasih atas jasa beliau dalam mengemban tanggung jawab menyelesaikan proyek prestisius tersebut.

Energi listrik yang dihasilkan PLTA Sutami dialirkan ke sistem interkoneksi Jawa-Bali, dikelola PT. PLN NP UP Brantas. PLTA Sutami merupakan salah satu dari 12 unit PLTA yang berada di bawah naungan UP Brantas.

Sebagai catatan, PLTA Sutami bukan satu-satunya yang berdiri di aliran Brantas. Di sepanjang sungai yang menjadi urat nadi energi ini, terdapat pula PLTA Sengguruh, PLTA Wlingi, dan PLTA Lodoyo. Keempatnya menjadi pilar utama energi terbarukan di Jawa Timur, menjadikan Brantas sebagai pusat energi hijau yang menopang kebutuhan listrik masyarakat.

“Selama lebih dari lima dekade, pembangkit ini menjadi penjaga kestabilan sistem kelistrikan Jawa-Bali, sekaligus simbol kekuatan energi terbarukan di Tanah Air,” kata Arfan, Senior Manager UP Brantas PLN NP, saat media gathering PLN Group, di Karangkates, Malang, Rabu (1/10/2025).

Arfan menyebut, PLTA Sutami memiliki peran strategis yang sangat vital. Selain sebagai pembangkit energi bersih, PLTA ini juga berfungsi sebagai unit blackstart, yakni sistem yang memungkinkan pemulihan jaringan listrik jika terjadi pemadaman total (blackout).

“Pembangkit besar seperti Paiton, Gresik, Pacitan, Rembang, hingga Indramayu sangat bergantung pada PLTA Sutami untuk melakukan blackstart. Dari bendungan Sutami, daya bisa dikirim hingga ke PLTU Paiton,” ungkap Arfan.

Tahun 2025 ini, PLN optimistis target produksi PLTA Sutami akan meningkat bahkan melampaui target, mengingat curah hujan yang cukup baik membuat debit air sungai Brantas melimpah dan menjadi modal utama dalam menjaga keberlangsungan operasinal pembangkit tenaga air tersebut.

Pada kesempatan sama, General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM), Ika Sudarmaja, menyebut pentingnya menjaga keandalan sistem transmisi listrik di wilayah Malang dan sekitarnya.

“Tantangan di lapangan bukan hanya soal teknis, tetapi juga sosial. Karenanya sosialisasi ke masyarakat harus terus dilakukan, terutama terkait gangguan dari layangan dan balon udara yang bisa merusak jaringan transmisi. Ini mengingat PLTA Sutami tetap menjadi andalan blackstart untuk memastikan pasokan listrik kembali normal hingga ke Paiton,” kata Ika.

Kini, PLN tengah menyiapkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Bendungan Sutami dengan kapasitas sekitar 100 MWp, yang akan memanfaatkan 10%–20% luas permukaan bendungan. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2027, sekaligus menjadi simbol kemajuan energi hijau di Jawa Timur.

Baca Juga :  PLN Pasok Energi Bersih untuk PT CJI Pasuruan dan PT CJI Site Jombang 6.618.124 Unit

“Dengan kombinasi antara kekuatan energi air dan rencana pengembangan energi surya, PLTA Sutami tidak hanya menjadi penjaga ketahanan sistem listrik Jawa-Bali, tetapi juga simbol komitmen PLN dalam mempercepat transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan,” tandasnya.

PLN tak hanya menyiapkan infrastruktur, namun juga kesiapan lingkungan dan warga sekitar dalam menyambut percepatan transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan, melalui program TJSL.

Kegiatan belajar Si Bagoes berbagi  di kelas SMK Brantas Karangkates Malang. (PLN NP UP Brantas)

“Si Bagoes Berbagi” dan “Air Bersih Si Bagoes”

Rabil tak salah memilih SMK Brantas Karangkates sebagai tempat menimba ilmu. Program “Si Bagoes” dari PLN NP UP Brantas terdiri dari beberapa kegiatan utama. Pertama, “Si Bagoes Berbagi” di mana karyawan UP Brantas berbagi ilmu kepada para siswa SMK Brantas, baik softskill maupun hardskill.

Kedua, “EBT Si Bagoes” atau pengenalan energi baru terbarukan, berupa kegiatan pelatihan dan pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU) solar cell oleh karyawan UP Brantas, juga “Kelas Si Bagoes” atau program magang yang disediakan oleh UP Brantas untuk siswa-siswi Teknik Pembangkit Tenaga Listrik (TPTL) untuk mendalami proses bisnis pembangkitan, khususnya PLTA.

Masih ada lagi program “Air Bersih Si Bagoes”, yaitu program air bersih menggunakan teknologi Reverse Osmosis (RO) yang menggunakan sumber daya air melimpah di sekolah yang disulap menjadi drinking fountain, yang dapat dikonsumsi secara langsung oleh seluruh entitas di sekolah.

Program TJSL “Si Bagoes” yang awalnya bernama “Bagoes“ diinisasi oleh General Manager UP Brantas periode 1 Oktober 2020 hingga 31 Januari 2024, Moch. Fauzi Iskandar dan diresmikan pada 7 November 2022. Selanjutnya menjadi program “Si Bagoes” sejak 8 Agustus 2024 dengan aktivitas utama “Si Bagoes Berbagi” melalui kegiatan Pelatihan EBT PJU solar cell.

Program “Si Bagoes” merupakan partisipasi aktif PT. PLN NP UP Brantas dalam pengembangan sistem pendidikan nasional guna membuka wawasan siswa, sehingga siswa mengetahui dan memahami apa itu PLTA, serta beragam profesi dan sistem kerja di industri kelistrikan. Program terus dilanjutkan sebagai komitmen PT. PLN NP UP Brantas dalam mengembangkan pendidikan vokasi di lingkungan operasional perusahaan.

Visi besar PT. PLN NP UP Brantas melalui program Si Bagoes adalah berkontribusi memajukan kualitas pendidikan vokasi dengan resources yang dimiliki SMK dan memberikan pengalaman keterlibatan karyawan pada kegiatan sosial pada bidang Pendidikan, sebagai bagian dari implementasi program perusahaan, yaitu Nusantara Volunteery Program (NVP).

Siswa SMK Brantas Karangkates praktek langsung dipandu guru tamu PLN NP UP Brantas. (UP Brantas)

IKM Tahun 2024 Capai 92,76%

Mintaasih Utami, Kepala Sekolah SMK Brantas Karangkates, menyebut beberapa dampak positif yang diperoleh siswa dari program “Si Bagoes”.

“Melalui program “Si Bagoes Berbagi”, siswa mendapat insight dan knowledge baru di luar kurikulum pendidikannya, seperti mendapat pengetahuan tentang kebencanaan, pengelolaan lingkungan, implementasi EBT, dan pengelolaan keuangan,” kata Mintaasih.

Tidak hanya itu, melalui program “Si Bagoes”, siswa mendapat kesempatan magang di PLTA sehingga dapat menambah knowledge dan kemampuan teknis untuk mengenal lebih dalam tentang proses bisnis PLTA.

Baca Juga :  PLN UIT JBM Dukung Proyek Strategis Nasional Tol Probolinggo–Banyuwangi

Sementara melalui program “Air Bersih Si Bagoes”, para siswa, guru, maupun entitas lainnya dapat menikmati air bersih gratis di sekolah. Sedangkan melalui program “EBT Si Bagoes”, masyarakat sekitar sekolah mendapat penerangan yang cukup dengan adanya PJU solar cell.

“Para siswa juga diberi pengetahuan cara membuat panel surya. sekaligus memasangnya di beberapa lokasi agar mendapatkan penerangan dari tenaga surya,” kata Mintaasih Utami.

Menurutnya, materi pengenalan energi tenaga surya sudah dikenalkan sejak dua tahun lalu dan para siswa tampak sangat antusias mengikuti program pembelajaran di kelas maupun praktek langsung, baik di bengkel maupun di lapangan. Seperti ketika memasang panel surya di atas gerbang sekolah untuk menerangi jalan masuk, di atas lapangan basket, kantor sekolah hingga atap masjid sekolah.

Guna mengenal secara langsung operasional pembangkit, para siswa diberi kesempatan magang di PLTA Sutami sehingga mendapat wawasan dan pengetahuan di lapangan.

“Para siswa tak hanya dibekali materi pembelajaran dan pembekalan lapangan, namun juga diberi kesempatan mengikuti sertifikasi untuk bekal dalam mendapat pekerjaan,” katanya.

SMK Brantas Karangkates yang saat ini memiliki 2.400 siswa dan siswi ini, terdiri dari 10 jurusan, di antaranya tata boga, tata busana, otomotif, teknik instalasi listrik, multimedia, RPL, teknik pembangkit tenaga listrik, dan teknik mesin.

Mintaasih mengaku sangat merasakan manfaat dari program “Si Bagoes” PLN NP karena para siswa SMK Brantas mendapat pengetahuan baru yang aplikatif sehingga bisa menjadi bekal di dunia kerja.

Kabar baiknya, program “Si Bagoes” berdasarkan hasil pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) tahun 2024, didapat hasil 92,76% yang termasuk kategori “Sangat Memuaskan”.

Tak hanya sampai di situ, PLN NP UP Brantas sendiri menargetkan pada November 2025 akan dilaksanakan kegiatan mendukung EBT lainnya, yaitu konversi motor Listrik.

“Yang sedang disiapkan adalah untuk materi pembelajaran terkait kendaraan listrik agar para siswa siap menyambut era energi baru selain tenaga air dan surya,” kata Mintaasih.

Begitulah, PLN NP terus berikhtiar agar PLTA Sutami bukan sekadar pembangkit, melainkan simbol harmoni antara manusia, teknologi, dan alam. Selama puluhan tahun, bendungan ini menjadi saksi kolaborasi antara energi dan lingkungan — menjaga pasokan listrik, mengatur irigasi pertanian, hingga menjadi destinasi wisata edukatif di Malang selatan. Apalagi dengan hadirnya proyek PLTS terapung, kawasan Bendungan Karangkates kian kokoh sebagai poros energi hijau Jawa Timur, menjembatani masa depan Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan.

“Dari aliran Sungai Brantas, cahaya energi hijau mengalir untuk seluruh Jawa Timur. Inilah wujud nyata energi untuk negeri,” pungkas Ika Sudarmaja, General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali. (Siti Hapsah Agustin)