Makassar, PMP – PDI Perjuangan Sulawesi Selatan siap tempur dan bakal bermain ‘total football’ untuk memenangkan pasangan nomor 3 Prof Andalan di Pilkada Sulsel. Sebab bagi mereka, Prof Nurdin Abdullah seperti Jokowi dalam cara pikir dan cara kerja.
Begitu Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, di Jakarta, secara resmi mengumumkan mengusung Prof Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan) pada Minggu (15/10/2017), seluruh kader PDIP di Sulsel segera berkonsoilidasi merapatkan barisan.
“Secara otomatis kami semua di Sulsel bergerak di bawah Komando DPD PDIP Sulsel selaku pimpinan partai di tingkat provinsi,” kata Rudi Piter Goni, Sekretaris DPD PDIP Sulsel, di Makassar, Senin (26/2/2018).
Apa yang menjadi kekuatan Prof Andalan di mata PDIP? Bagaimana strategi partai banteng memenangkan Prof Andalan? Berikut wawancaranya:
Bagaimana kesiapan PDIP memenangkan Prof Andalan?
Kami sangat siap. Begitu DPP PDIP memutuskan mendukung Prof Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan) sebagai paslon di Pilkada Sulsel, secara otomatis kami semua di Sulsel bergerak di bawah Komando DPD PDIP Sulsel selaku pimpinan partai di tingkat provinsi.
Kami melakukan berbagai kegiatan untuk menyinkronkan semua mesin partai agar menjadi kekuatan besar. Mulai dari simpul-simpul kekuatan di tingkat kabupaten atau kota.
Sebulan setelah DPP PDIP menetapkan dukungan, kami langsung bergerak dan melakukan konsolidasi internal yang dihadiri Prof Andalan dan seluruh pengurus dari kabupaten dan kota. Kami juga sudah melakukan pelatihan-pelatihan terkait penggalangan dukungan dan pengawalan TPS.
Jadi PDIP Sulsel sudah benar-benar siap tempur?
Seluruh mesin partai sudah bergerak untuk memenangkan Prof Andalan. Mulai dari pilar eksekutif — kami punya tiga bupati dan wakil bupati–, pilar legislatif anggota kami di DPRD-DPRD, juga pilar struktural di semua tingkatan. Semua bergerak atas komando dari Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDIP Sulsel.
Kami bahkan membentuk 24 daerah teritorial yang dipimpin Komandan Teritorial (danter) yang bertanggung jawab atas pemenangan di tiap kabupaten atau kota. Danter didampingi Wadanter dan Asisten Teritorial.
Jadi kepengurusan partai kami bagi habis untuk pemenangan Prof Andalan. Pengurus DPD (provinsi) dibagi habis untuk memiminpin kabupaten, DPC (kabupaten) dibagi habis untuk kecamatan, dan PAC (kecamatan) dibagi habis untuk tiap kelurahan dan desa, begitu juga Ranting (desa) dibagi habis untuk TPS-TPS.
Tampaknya bagi PDIP memenangkan Prof Andalan menjadi harga mati?
Tentu Prof Andalan harus menang, harus mendapat amanah dari rakyat. Bahkan pergerakan kita mulai Oktober sampai Januari menunjukkan kenaikan elektabilitas PDIP. Menurut survei Populi Center tentang elektabilitas parpol, kini PDIP di posisi dua di Sulsel. Dan itu korelasinya pasti positif terhadap pemenangan Prof Andalan. Kami total football memenangkan Prof Andalan.
Sebagai bukti keseriusan mendukung Prof Andalan, strategi kami di awal membenahi internal. Setelah itu baru tahap penggalangan dukungan. Mulai 1 Maret kita start penggalangan untuk pemenangan Prof Andalan.
Baca: Perang Prof Nurdin Abdullah vs Kakak Beradik Yasin Limpo di Pilgub Sulsel
Apakah sudah memiliki peta penggalangan?
Peta penggalangan kami rinci. Mulai dari jenis kelamin, usia, dan pekerjaan seperti petani, nelayan, atau karyawan. Kami juga mengerahkan organisasi sayap. Seperti Bamusi mendekati pemilih muslim, Taruna Merah Putih dan Banteng Muda Indonesia mendekati pemuda, juga Repdem menggalang aktivis. Jadi gerakan kita terstruktur, sistematis dan masif untuk memenangkan Prof Andalan.
Nah, memasuki Maret ini, berbagai program Prof Andalan mulai kita sosialisasikan. Kami membaginya menjadi 3 program unggulan sesuai nomor 3 milik Prof Andalan.
Seberapa yakin Prof Andalan bakal menang?
Kami tentu sangat yakin. Kami lihat Prof Nurdin Abdullah sama seperti Pak Jokowi, hidupnya kerja, kerja dan kerja, tanpa memikirkan untung dan rugi bagi dirinya. Keduanya bekerja secara total untuk kemslahatan rakyat. Cara pikir dan cara kerja Prof Nurdin Abdullah selaras dengan cara pikir dan cara kerja Presiden Jokowi.
Bayangkan saja, Bantaeng yang kota kecil bisa meng-Indonesia dan bahkan mendunia. Hal itu disebabkan kemampuan manajerial dan kekuatan personal Prof Nurdin Abdullah. Beliau bahkan bisa menghadirkan RS bertaraf internasional di Bantaeng.
Beliau juga bisa menggerakkan warga Bantaeng agar berpola hidup bersih. Banyak pemimpin yang ingin meraih Adipura, kemudian bersih-bersih wilayah. Kalau Prof Nurdin Abdullah tidak seperti itu. Beliau terlebih dulu mengubah pola pikir masyarakatnya untuk belajar hidup bersih. Soal menerima Adipura itu hanya dampak.
Memang masih banyak PR yang harus dikerjakan Prof Nurdin Abdullah, tapi pencapaian beliau sudah luar biasa. Nah, berbekal pengalaman memimpin Bantaeng itulah, kami yakin beliau nanti jika diberi amanah oleh rakyat Sulsel menjadi gubenur pasti sangat memahami bagaimana problematika pembangunan di kabupaten atau kota. Beliau pasti memahami kebijakan seperti apa yang bisa menyinergikan kekuatan yang dimiliki setiap kabupaten atau kota.
Artinya sangat logis kalau Prof Andalan mengusung tagline Kerja Nyata?
Prof Andalan memang sudah menunjukkan kerja nyata. Etalasenya ada di Bantaeng. APBD Bantaeng itu kecil. Tapi dengan APBD yang kecil, bisa menghadirkan RS Internasional, infrastruktur kota yang lengkap, jalan kotanya mulus. Dari mana anggarannya? Kalau dari APBD tidak mungkin. Artinya Prof memiliki jaringan yang kuat di Indonesia dan internasional.
Jika Prof Andalan menang, Sulsel yang disebut sebagai ‘Pintu Gerbang Indonesia Timur’ bakal benar-benar menjadi pintu gerbang. Bukan sekedar slogan, tapi benar-benar menjadi open gate bagi daerah-daerah lain. Sehingga program Nawa Cita Presiden Jokowi seperti TOL Laut bakal semakin mudah terealisasi karena posisi kunci Indonesia Timur ada di Sulsel.
Bagaimana kalkulasi PDIP di Pilkada nanti?
Kalukulasi harus berdasarkan data yang berarti hasil survei. Baik survei internal dan survei independen, elektabilitas Prof Andalan di urutan pertama. Kisarannya 29 persen – 37 persen. Rata-ratanya 34 persen.
Masih ada waktu tiga bulan untuk menajamkan visi dan misi Prof Andalan untuk meyakinkan swing voter atau pemilih mengambang yang belum mementukan pilihan. Swing voter sebesar 20 persen masih menunggu, apa sih yang bakal dikerjakan para kandidat jika menang?
Kabar baiknya, swing voter lebih cenderung mendukung kandidat pemula yang baru muncul mengikuti kontestasi Pilkada. Kami sedang mengkaji apa yang dibutuhkan swing voter ini? Isu-isu apa yang harus dijawab Prof Andalan untuk memenuhi keinginan mereka.
Apa tantangannya?
Ibarat gedung bertingkat, elektabilitas Prof Andalan berada di lantai tertinggi, di lantai 4. Kan pasti anginnya lebih kencang dibanding tiga kandidat lain di bawahnya. Sejauh ini kalau Prof Amdalan tidak punya niat untuk membawa kemaslahatan rakyat, pasti secara elektabilitas sudah jatuh.
Prof Andalan punya tiga kekuatan, yakni elemen partai, elemen relawan dan elemen masyarakat. Tiga elemen ini menjadi pondasi kuat, sehingga kami yakin goncangan-goncangan berupa isu yang ditebar pihak lain tidak bakal membuat goyah.
Memang kami tetap tidak boleh berpuas diri dan lengah. Monitoring dan kajian-kajian atas segela macam hal akan tetap dilakukan. Terutama menjelang Mei dan Juni di mana tekanan bakal semakin kencang. Tapi kami harus terus optimis Prof Andalan bakal menang.(bhimo)