PenaMerahPutih.com
EkbisHeadlineIndeksIndustri

PJB Terapkan Solusi Tata Kelola Pembangkit RE-FORGE

Surabaya, PMP – PT Pembangkit Jawa–Bali (PJB) menerapkan  RE-FORGE (Reliable And Efficient Powerplant Management), sebuah konsep kustomisasi pengelolaan pembangkit untuk unit pembangkit dengan kapasitas yang relatif kecil (<50 MW) yang menjadi bagian dari Standardisasi Produk 2.0.  Langkah ini menjawab  tuntutan dalam pengelolaan pembangkit juga semakin beragam, mulai dari peningkatan kinerja pembangkit hingga biaya pokok produksi yang lebih kompetitif.

“RE-FORGE merupakan konsep kustomisasi yang dilakukan agar model bisnis pengelolaan unit pembangkit menjadi lebih terpusat dan tidak ada redundansi proses. Tidak hanya pengelolaannya yang terpusat, namun analisa juga dilakukan secara terpusat oleh para expertise di bidang pembangkit sehingga analisa pun menjadi lebih akurat,” kata Direktur Utama PT PJB  Iwan Agung Firstantara, Senin (15/6/2020).

Baca Juga :   Komitmen Berdayakan dan Lestarikan Lingkungan, PLN NP Borong CID Award 2024

Iwan memparkan RE-FORGE tidak hanya menjadi jawaban terhadap tantangan yang ada namun juga menjadi salah satu cara dalam menyelaraskan program dengan Strategic Inisiative Grand Strategy PJB yang akan diangkat selama lima tahun kedepan. Salah satunya merujuk pada rencana implementasi digitalisasi monitoring dan evaluasi untuk semua pembangkit PJB (existing dan UBJOM) dan IPP.

Sebagai langkah perdana PJB menerapkan RE-FORGE pada PLTU Tembilahan. Peresmian secara virtual Go-Live RE-FORGE PLTU Tembilahan dilaksanakan pada Jum’at (12/06)  dan disaksikan  Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto, EVP Operasi Regional Sumatera PT PLN (Persero) Supriyadi, EVP Operasi Regional Kalimantan PT PLN (Persero) Mukhtar.

PLTU Tembilahan sebagai Pilot project dari RE-FORGE ini akan menggunakan aplikasi Maximo sebuah aplikasi Enterprise Asset Management yang telah dikostumisasi sesuai dengan BMS RE-FORGE. Aplikasi Maximo sendiri sudah umum digunakan dalam Pembangkit Listrik namun kostumisasinya berbeda dengan RE-FORGE.

Baca Juga :     PLN Nusantara Power Dorong Percepatan Transisi Energi Hijau

“PLTU Tembilahan akan menjadi unit yang pertama kali mengimplementasikan RE-FORGE. Implementasi RE-FORGE akan memberikan bantuan terhadap pembangkit-pembangkit berkapasitas kecil terutama dalam meningkatkan keandalannya,” papar WIluyo Kusdwiharto, Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PT PLN (Persero), dalam sambutannya.

Rencana kedepan dimana PLTU Bangka, PLTU Belitung, PLTU Bolok, serta PLTU Ropa akan menjadi unit yang selanjutnya mengimplementasikan konsep RE-FORGE.

Wiluyo mengatakan konsep kustomisasi RE-FORGE akan memberikan keunggulan bagi unit pembangkit PJB maupun pembangkit-pembangkit dari IPP lainnya.  Selain mengefisiensikan proses bisnis yang kompleks, RE-FORGE juga dapat mengoptimalkan kapabilitas SDM, dan menyederhanakan pola komunikasi antara PJB, PJB Services (selaku anak perusahaan yang mengelola unit jasa operation & maintenance) dan unit pembangkit menjadi lebih sederhana.

Baca Juga :   Kembangkan Potensi EBT, PJB Maksimalkan Sumber Alam Indonesia

RE-FORGE ini mengambil konsep waralaba yang berkembang di Indonesia. Pemilik pembangkit tidak perlu direpotkan untuk mengurusi perancanaan, supervise enginering, sampai mengatur supply chain yang harus dilakukan karena hal-hal tersebut secara terpusat dan terkendali akan dilaksanakan oleh PJB.

“Hal ini dapat berdampak kepada lebih fokusnya pemilik pembangkit pada pengoperasional pembangkit saja sehingga akan mengurangi jumlah SDM yang diperlukan dan akan berimbas kepada penghematan biaya jangka panjang,” pungkas Wiluyo. (hps)