PenaMerahPutih.com
Ekbis Headline Indeks Industri

Lima Bulan Pariwisata Bali Sangat Terpuruk, Perlu Stimulus Gairahkan Wisatawan Domestik

Bali dan wisman
Eksotisnya Bali dan wisatawan manca negara.(kintamani.id)

Denpasar, PMP – Lima bulan ini pariwisata Bali sudah sangat terpuruk. Para pelaku pariwisata yang tergabung dalam Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali berharap ada stimulus dari pemerintah untuk menggairahkan kembali kedatangan wisatawan domestik ke Bali.

“Mustahil mereka (wisatawan domestik) akan datang ke Bali dalam kondisi pendapatan yang berkurang,” kata I Made Ramia Adnyana, Wakil Ketua DPP IHGMA yang juga Wakil Ketua IHGMA Bali, seperti dikutip Antara, di Denpasar, Jumat (21/8/2020).

Menurut Ramia, pemerintah harus segera memberikan stimulus untuk industri pariwisata di Bali, sehingga nasib tenaga kerja yang jumlahnya ribuan bisa dibantu.

“Industri pariwisata saat ini sudah megap-megap dan kondisi keuangan perusahaan juga semakin menipis untuk membayar listrik dan gaji karyawan selama pandemi,” katanya.

Baca Juga :   Data BPS : Kunjungan Wisman 2020 Rontok 75% Dibanding 2019

Terkait rencana membuka kembali pariwisata Bali bagi wisatawan mancanegara mulai 11 September mendatang, Ramia menghormati apapun nantinya yang menjadi keputusan Pemerintah Pusat dan Pemprov Bali.

“Namun jika bisa kami sarankan, sebaiknya saat ini terlebih dulu ada stimulus dari pemerintah untuk menggairahkan masyarakat lokal dan domestik untuk berwisata di Bali,” tegasnya.

Bali saat ini perlu dibantu sehingga tidak timbul gesekan sosial atau kriminal akibat sulitnya masyarakat memenuhi kebutuhan dasar.

Sementara Ketua DPD IHGMA Bali I Nyoman Astama, mengajak para pemangku kepentingan berpikir lebih realistis mengkombinasikan antara kondisi saat ini dengan nasib industri pariwisata Bali ke depannya.

“Selama lima bulan ini kita sudah sangat terpuruk. Tidak bisa dibayangkan jika kondisi ini akan lebih lama,” ujar Astama.

Baca Juga :   Sandiaga Ajak Profesional Bekerja dari Bali, 80% Masyarakat Bergantung Parekraf

Menurutnya, pemerintah harus segera membuat keputusan jika memang sudah ada prediksi atau analisa dengan perhitungan risiko yang tetap dapat dikendalikan.

“Pemerintah pasti sudah punya rencana matang untuk memutuskan jadi atau diundur pembukaan Bali untuk wisman mulai 11 September mendatang,” tambahnya.(gdn)