Surabaya, pmp – Industri flexible packaging memperoleh berkah di masa pandemi dengan meningkatnya order, baik di pasar domestik maupun ekspor. Penjualan PT Trias Sentosa Tbk justru mengalami pertumbuhan 10,7% hingga akhir September 2020.
“Kami optimis pada akhir tahun nanti penjualan akan tumbuh 11%-12% dengan nilai sekitar Rp 2,7 triliun karena masih ada sisa waktu tiga bulan lagi,” kata Sugeng Kurniawan, Presiden Direktur PT Trias Sentosa Tbk, saat paparan publik di Surabaya, Rabu (25/11/2020).
Menurut Sugeng, naiknya permintaan terhadap produk flexible packaging disebabkan banyaknya produk impor sejenis yang harganya naik akibat kenaikan kurs dolar AS terhadap rupiah. Hal itu membuat banyak konsumen lokal mengalihkan permintaanya ke produk flexible packaging lokal.
Padahal produk flexible packaging impor selama ini cukup menguasai pasar domestik, yakni sekitar 25% dari total kebutuhan pasar nasional, sehingga imbasnya cukup menggembirakan bagi perseroan.
Selain itu kenaikan juga dipicu naiknya produk makanan dan minuman dalam kemasan yang juga memerlukan flexible packaging. Selama pandemi corona, pasar makanan dan minuman dalam kemasan mengalami kenaikan signifikan karena banyak orang berdiam diri di rumah.
“Bukan hanya pasar domestik, produk kami mengalami peningkatan di pasar ekspor karena kami juga intens mengembangkan banyak produk yang memiliki nilai tambah tinggi (high added value) dan kami ekspor,” tambahnya.
Sebab itu, dia yakin tahun ini penjualan PT Trias Sentosa Tbk akan mengalami pertumbuhan sekitar 11%-12% senilai Rp 2,7 triliun. Apalagi sampai kuartal ketiga, penjualan perseroan sudah mencapai Rp 2,2 triliun.
Sementara laba bruto naik 39.8% senilai Rp 228 miliar. Selain dari pasar domestik, perseroan gencar mengekspor ke Jepang, Korea, Thailand, Malaysia, Singapura, Australia dan Amerika, serta beberapa negara lainnya.
Terkait rencana ke depan, perseroan bakal terus meningkat efisiensi serta menambah kapasitas produksi. Pada tahun depan selain menambah Gudang dengan investasi Rp 10 miliar – Rp 15 miliar, pihaknya juga akan menambah kapasitas produksi untuk produk yang memiliki nilai tambah tinggi dengan mendatangkan mesin baru.
“Tahun depan kami lebih optimis. Growthnya akan lebih tinggi lagi karena ekonomi akan tumbuh lebih bagus karena vaksin COVID-19 diperkirakan sudah masuk Indonesia,” pungkas Sugeng Kurniawan.(hps)