Jakarta, pmp – Yoshiro Mori (83), Ketua Panitia Olimpiade Tokyo atau President of The Tokyo Olympic Organizing Committee yang juga mantan Perdana Menteri Jepang, resmi mengundurkan diri akibat pernyataannya yang membuat kemarahan global. Mori juga kembali meminta maaf atas pernyataannya yang dituding banyak orang telah merendahkan perempuan.
“Pernyataan saya yang tidak pantas telah menyebabkan masalah besar. Saya mohon maaf,” kata Yoshiro Mori pada rapat panitia penyelenggara Olimpiade di Tokyo, pada Jumat (12/2/2021).
Mori telah memicu kemarahan saat dalam sebuah rapat Komite Olimpiade pada awal Februari mengatakan bahwa perempuan terlalu banyak berbicara.
Protes global pun bermunculan dan meminta agar Mori dipecat. Mori tampaknya sadar diri dengan segera meminta maaf, namun enggan mengundurkan diri. Protes ternyata lebih keras sehingga Mori akhirnya memutuskan mundur pada Jumat kemarin.
Seperti dikutip Reuters Mori mengatakan, meski mungkin telah mengatakan sesuatu yang tidak perlu, dia tidak melakukannya dengan sengaja. Dia merasa pernyataannya disalahartikan oleh media dan menegaskan tidak berprasangka buruk terhadap perempuan.
“Saya sudah berusaha mendukung perempuan sebesar mungkin dan saya telah berusaha mendukung perempuan lebih dari dukungan kepada laki-laki sehingga mereka bisa berbicara,” kata Mori.
Mori juga mengatakan bahwa dirinya mundur karena hal terpenting saat ini adalah menyukseskan Olimpiade Tokyo 2020 yang sebelumnya telah ditunda akibat pandemi COVID-19 dan rencananya bakal digelar Juli tahun 2021, meski masih menyisakan keraguan banyak pihak mengingat pandemi belum berakhir.
Penggantinya Perempuan Atlet Olimpiade
Pengunduran diri Mori hanya lima bulan sebelum dimulainya pesta olahraga dunia tampaknya bakal semakin mengikis kepercayaan global terhadap kemampuan penyelenggara menggelar Olimpiade Tokyo di masa pandemi virus corona.
Kontroversi Mori dinilai telah menyebabkan kerusakan serius terhadap reputasi Olimpiade Tokyo 2020 dan kini pemerintah Jepang dikabarkan sedang mempersiapkan pengganti Mori.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike yang merupakan pemimpin perempuan pertama Tokyo, menyatakan bahwa pengganti Mori harus sosok yang sanggup mewujudkan cita-cita Olimpiade tentang inklusivitas dan menjadi orang yang bisa diterima dunia.
“Keragaman dan harmoni adalah hal yang perlu dipahami dan diwujudkan oleh orang yang berada di puncak penyelenggaraan Olimpiade. Saya kira ini hal penting,” kata Koike.
Nama yang santer beredar sebagai pengganti Mori adalah Seiko Hashimoto (56), anggota parlemen perempuan yang juga mantan atlet yang telah tampil tujuh kali di olimpiade musim panas dan musim dingin. Nama Sheiko konon diambil dari kata-kata Jepang yang berarti nyala api Olimpiade karena dia lahir beberapa hari sebelum pembukaan Olimpiade Tokyo tahun 1964. (gdn)