Jakarta, pmp – Sampoerna Academy mengambil langkah ekstra jelang pembelajaran campuran daring dan tatap muka melalui kemitraan dengan agensi inspeksi dan verifikasi internasional SGS (Société Générale de Surveillance) dan perusahaan telehealth terdepan di Indonesia Halodoc.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat kementerian, yakni Kemendikbud, Kemenag, Kemenkes dan Kemendagri, periode hybrid learning atau blended learning akan segera diaplikasikan. Hal ini berarti proses pembelajaran akan dilaksanakan dalam dua metode bersamaan, yaitu daring dan tatap muka.
“Menyikapi SKB empat kementerian, Sampoerna Academy sebagai institusi pendidikan tinggi bertaraf internasional, mengambil langkah ekstra menggandeng SGS Indonesia dan Halodoc, sekaligus memperkenalkan teknologi Ultra Wide Band (UWB) di seluruh sekolah. Dengan misi kuat mengedepankan keamanan komunitas sekolah, kami berkomitmen memberikan pendidikan internasional terbaik dalam lingkungan belajar sehat, efektif dan kondusif bagi siswa,” kata Dr Mustafa Guvercin, School Director Sampoerna Academy.
Kerja sama strategis Sampoerna Academy dan SGS Indonesia menjadi inisiatif memastikan protokol kebersihan dan disinfeksi sesuai dengan standard Internasional dan juga nasional.
“Melalui layanan terbaru kami yaitu SGS Disinfection Monitored Mark, SGS Indonesia sangat terbuka dan merasa bangga mendapatkan kepercayaan Sampoerna Academy. Harapannya bisa turut berperan membantu pendidikan di Indonesia, di saat murid-murid kembali bersekolah sehingga proses belajar mengajar berjalan aman dan sehat, termasuk menyediakan protokol khusus yang mengatur rinci untuk diterapkan dilingkungan sekolah,” ungkap Jogani Shashibhushan, President Director SGS.
Sampoerna Academy menjadi sekolah pertama di Indonesia yang memperkenalkan teknologi UWB, perangkat kartu yang dapat membantu mengingatkan siswa untuk selalu menjaga jarak aman (1.5 meter) selama di lingkungan sekolah. Perangkat ini dapat digunakan di seluruh kampus Sampoerna Academy dan mampu memberikan real-time distance alert di setiap aktivitas belajar mengajar, serta memiliki kemampuan contact tracing yang dapat memberikan informasi tentang siapa, di mana dan berapa lama siswa berinteraksi dengan siswa lain.
Tidak hanya digunakan oleh siswa dan guru, perangkat UWB juga ditempatkan di area umum untuk memastikan seluruh interaksi terbaca dengan baik. Data dikumpulkan melalui metode contact tracing akan disimpan untuk pemantauan.
Tidak hanya fokus pada protokol kesehatan dan menyediakan teknologi inovatif di seluruh kampus, Sampoerna Academy dan Halodoc juga menjalin kemitraan strategis pertama di industri pendidikan dan kesehatan digital dalam menyediakan akses kesehatan dan program inovatif bagi orang tua dan siswa sejak Februari 2021.
Sebagai platform healthtech terdepan Indonesia, Halodoc selalu berupaya menyediakan akses untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia.
“Menyadari kegelisahan banyak orang tua terhadap kesehatan anak selama masa pandemi COVID-19, kami bersinergi dengan Sampoerna Academy untuk memberikan platform dukungan moral bagi para orang tua, melalui diskusi bulanan dengan mitra dokter Halodoc untuk menjawab topik-topik kesehatan, serta akses untuk layanan konsultasi dokter virtual kapan saja, di mana saja,“ ungkap Dionisius Nathaniel, Chief Commercial Officer Halodoc.
Sampoerna Academy berharap kemitraan dapat mewujudkan misi dan komitmen dalam memberikan pendidikan internasional terbaik melalui lingkungan belajar yang sehat, efektif, dan kondusif bagi siswa.
“Sehingga siswa kami dapat fokus dalam menggapai impiannya dan menjadi pemimpin masa depan yang memiliki nilai IGNITE (Integrity, Growth Mindset, Nobility, Innovation, Teamwork dan Excellence) dan mampu memberikan kontribusi bermakna bagi Indonesia” pungkas Dr Guvercin.(hps)