Surabaya, pmp – PT Langgeng Makmur Industri Tbk, produsen pipa, fitting dan peralatan rumah tangga mencatatkan penjualan bersih selama triwulan pertama tahun 2021 mencapai Rp 137 miliar dengan kontribusi terbesar dari penjualan peralatan dapur aluminium Rp74 miliar disusul penjualan pipa, fitting dan profil sebesar Rp34 miliar, dan sisanya peralatan rumah tangga plastic.
“Tiga bulan pertama tahun ini penjualan perseroan masih meningkat, terutama dari peralatan dapur aluminium yang tetap memberi kontribusi hingga 50 persen dari total penjualan,” kata Kosasih Koenawan, Direktur Independen Langgeng Makmur, usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2020 dan RUPS Luar Biasa, Jumat (25/5/2021).
Kosasih memaparkan di tengah pandemi COVID-19 selama tahun 2020, penjualan perseroan mengalami penurunan 1% atau senilai Rp 4 miliar menjadi Rp 514 miliar dari posisi penjualan tahun 2019 sebesar Rp518 miliar.
Penurunan berasal dari penjualan domestik sebesar Rp513 miliar, terutama dari divisi pipa, fitting dan profil yang turun hingga Rp 40 miliar atau sebesar 21% dari posisi 2019 senilai Rp 189 miliar.
“Penjualan peralatan dapar dari aluminium tetap menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2019 sebesar Rp 12% atau naik Rp 27miliar menjadi Rp 258 miliar . Begitu pula dengan perelatan rumah tangga plastic naik 7% menjadi Rp 95 miliar,” kata Kosasih.
Hal lain yang cukup menggembirakan, pasar ekspor emiten berkode LPMI mengalami peningkatan sebesar 31% dari Rp 4,3 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 5,7 miliar pada tahun 2020 dengan tujuan ke negara-negara di Asia, kawasan Timur Tengah, Afrika serta Eropa.
“Tahun lalu adanya pemberlakukan PSBB (pembatasan social berskala besar) dirasakan perseroan cukup berat sehingga penjualan tidak bisa naik,” kata Kosasih.
Kosasih mgatakan penanganan pandemic COVID-19 oleh Pemerintah sudah sangat optimal hingga beberapa anggaran sektor lain termasuk pembangunan infrastruktur kebutuhan air bersih terpaksa harus dialihkan untuk pengendalian pandemi.
“Tahun ini COVID-19 masih tinggi. Namun jika kondisi masih tetap bisa dikendalikan, kami optimis bisa mendongkrak penjualan di kisaran angka 10%,” ujarnya.
Kosasih berharap proyek pembangunan infratruktur untuk kebutuhan air bersih yang sempat tertunda tahun lalu bisa mulai dikerjakan tahun ini sehingga menjadi peluang pasar yang sangat potensial untuk penjualan pipa PVC dan PE.
“Kalau tahun ini anggaran untuk pembangunan infratruktur tersebut tidak dialihan untuk penanganan COVID-19 seperti tahun lalu, maka menjadi potensi besar bagi penjualan pipa kami,” katanya.
Kosasih menyebut perseroan sudah deal mengerjakan beberapa proyek PDAM baik dari Dirjen Cipta Karya maupun swasta di kawasan Indonesia timur seperti Jatim, Kalimatan, Sulaweesi, Bali, NTT dan NTB.
“Kami tetap optimis peluang pasar penjualan pipa sangat potensial mengingat pembangunan infatruktur untuk kebutuhan air bersih masih sangat besar hingga tahun 2030,” pungkas Kosasih. (hps)