PenaMerahPutih.com
EkbisHeadlineIndeksIndustri

Carbon Trading PLN Nusantara Power, Langkah Nyata  Gencarkan Pengurangan Emisi

 Surabaya, PMP – PLN Nusantara Power menjadi penyedia bursa karbon terbesar di Indonesia melalui hampir 1 juta karbon yang diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon).

Langkah ini menjadi kontribusi PLN Nusantara Power dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan menjadi peserta utama dalam perdagangan karbon global.

Pada perdagangan karbon hingga Jumat (23/2/2024) beberapa perusahaan telah melaksanakan perdagangan trading dengan PLN Nusantara Power. Perusahaan tersebut adalah BJB, MNC Sekuritas, Bank Danamon, OCBC NISP, dan Jawa Power.

Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah melalui keterangannya, Senin (26/2/204) menyampaikan komitmen perusahaan dalam mewujudkan Net Zero Emission di tahun 2060 melalui perdagangan karbon.

Baca Juga :   Warga Pacitan Terima Rumah Layak Huni dari PJB

“Lewat perdagangan karbon yang kami sumbangkan menjadi milestone penting bagi komitmen dekarbonisasi Indonesia menuju Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat. Kami berharap semakin banyak perusahaan lain yang ikut tergerak dan berpartisipasi pada aksi ini”, terang Ruly.

Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) telah diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (26/9).

Melalui skema ini, PT PLN (Persero) melalui PLN Nusantara Power menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2. Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.

Baca Juga :   PLN Nusantara Power Pastikan Kesiagaan 50 Unit Pembangkit

IDXCarbon juga terhubung dengan Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), administrasi dan perpindahan unit karbon menjadi lebih mudah dan menghindari double counting.

Tidak hanya terdaftar di bursa, PLN NP juga melakukan perdagangan karbon secara langsung dengan melingkupi 3 dari 4 aspek perdagangan karbon, yaitu perdagangan emisi secara langsung, offset emisi secara langsung, dan perdagangan offset melalui bursa.

“Melalui Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) terbesar di Indonesia, kami siap berkolaborasi dengan perusahaan dalam dan luar negeri untuk mengurangi emisi CO2”, tambah Ruly.

Lebih lanjut Ruly mengungkapkan, unit pembangkit berbahan bakar gas pertama di Indonesia, pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang akan memimpin langkah pembangkit PLN masuk ke bursa karbon.

Baca Juga :   Kembangkan Konservasi Lingkungan, Binaan CSR PJB UP Gresik Raih Anugerah Wisata 2021

PLTGU ini telah memiliki SPE gas rumah kaca (GRK) dari Kementerian LHK dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara hampir 1 juta ton di tahun 2022.

PLTGU Blok 3 Muara Karang telah menggunakan 100% bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG pada Floating Storage and Regassification Unit (FSRU) dengan menggunakan suplai LNG.

“PLTGU ini juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode Combine Cycle,” kata Ruly. (nas)