Jakarta, PMP – PLN Nusantara Power (PLN NP) kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat melalui program SIPANDU DESI (Sistem Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi) yang dijalankan di Desa Kaliuntu dan Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, sebagai langkah inovatif yang mengintegrasikan teknologi hijau dengan kearifan lokal.
SIPANDU DESI berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan agrikultur terpadu. Dengan infrastruktur PLTS serta pemanfaatan limbah pertanian jagung sebagai biomassa untuk pembangkit listrik, program ini berhasil mengatasi berbagai tantangan di sektor pertanian dan peternakan.
Dampaknya terlihat nyata, mulai dari peningkatan produktivitas hingga penghematan biaya operasional dan penurunan emisi karbon.
Selain memberikan dampak lingkungan, program yang dijalankan oleh PLN NP Unit Pembangkitan Tanjung Awar-awar ini juga secara signifikan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Keberadaan program membuat petani dan peternak di sekitar wilayah Jenu dapat mengakses teknologi dan pengetahuan baru guna meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka. Tak hanya itu, transformasi limbah menjadi produk bernilai tinggi seperti biomassa dan pupuk organik, membuka peluang ekonomi baru yang lebih luas.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah melalui keterangan tertulis, Kamis (7/11/2024) menyatakan SIPANDU DESI sebagai perwujudan komitmen Perusahaan dalam mengintegrasikan inovasi energi terbarukan ke dalam kehidupan masyarakat pedesaan.
“SIPANDU DESI adalah wujud nyata dari upaya kami untuk menyinergikan teknologi hijau dan potensi lokal dalam mendukung ketahanan pangan dan energi masyarakat pedesaan. Semoga program ini dapat menginspirasi dan direplikasi di daerah lain sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat sekaligus mendukung transformasi energi nasional.” ujar Ruly.
Hingga saat ini, program SIPANDU DESI telah memberikan manfaat langsung bagi 122 penerima manfaat, yang meliputi petani, peternak, hingga kelompok lansia dan warga prasejahtera di kawasan tersebut.
Melalui pendekatan agrikultur terpadu yang ramah lingkungan dan efisien, program ini berhasil mengurangi potensi emisi CO₂ sebesar 11,5 ton per bulan. Potensi emisi itu direduksi dengan pemanfataan limbah pertanian jagung yang selama ini dibakar oleh petani. Bongkol jagung dimanfaatkan sebagai biomassa untuk co-firing PLTU Tanjung Awar-awar, sedangkan batang dan daunnya dipakai sebagai pakan ternak.
Program SIPANDU DESI berhasil mendatangkan penghematan bagi petani dan peternak penerima program. Penggunaan solar panel dalam pengairan mampu menghemat pengeluaran solar hingga 140 liter per musim tanam. Pemanfaatan limbah jagung sebagai pakan silase juga menghadirkan penghematan biaya pakan ternak terutama saat musim kemarau.
Keberhasilan program SIPANDU DESI telah diakui di kancah nasional. Dalam Community Involvement Development (CID) Award 2024, program tersebut menjadi yang terbaik pada kategori Desa Berdaya.(nas)