HeadlineIndeksNusantara

Kisah Satriyo, Alumni Unair yang Jadi Direktur Muda Bisnis Rumput Laut Berkelanjutan

×

Kisah Satriyo, Alumni Unair yang Jadi Direktur Muda Bisnis Rumput Laut Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini


SURABAYA, PMP – Semangat wirausaha tidak mengenal usia dibuktikan oleh Muhammad Syarif Satriyo Samudra, alumni Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 2021.

Pada usianya yang masih belia, ia sudah memimpin PT Rezeki Bintang Samudra, sebuah perusahaan perikanan dengan fokus pada budi daya rumput laut Gracilaria Verrucosa dan ikan bandeng.

Perjalanan bisnis Satriyo bermula pada 2020 melalui usaha bernama Mulia Samudra Maju Abadi yang bergerak di bidang perikanan dan agroteknologi, dan belum berfokus pada rumput laut. Dari situlah ia memperluas jaringan, hingga akhirnya bergabung dengan Ciputra Entrepreneur Club (CEC). Pertemuan dengan rekan-rekan yang ahli di bidang pemasaran dan bisnis menjadi titik balik lahirnya PT Rezeki Bintang Samudra pada 2022.

“Jadi, saya ini gabung sama CEC. Nah, dari situ saya bertemu dengan kawan-kawan ahli dalam bidang marketing dan bisnis dan akhirnya kita kolaborasi. Kolaborasi bersama di dalam bidang rumput laut dan akan dimodernkan,” ujar Satriyo dikutip, Kamis (2/10/2025).

Baca Juga :  Alisya Mahasiswi Pengobatan Tradisional Unair Raih Emas Wushu PON XX Papua

Menurut Satriyo, usaha di bidang perikanan tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga harus memperhatikan lingkungan. Konsep yang ia terapkan pada perusahaannya sejalan dengan prinsip blue economy dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Melalui budi daya rumput laut, aktivitas ekonomi yang dilakukan sekaligus mendukungRUMPUT LAUT bioremediasi lingkungan.

“Kalau di komunitas lain, industri yang baik itu biasanya punya IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Di udang, ikan, atau bandeng, itu penting dipikirkan. Tapi kalau di rumput laut, yang membedakan justru bagaimana aktivitas ekonominya sekaligus bisa memperbaiki lingkungan,” jelas Satriyo.

Satriyo mengatakan bahwa Gracilaria verrucosa memiliki keunggulan daripada komoditas lain. Sekali ditebar,RUMPUT LAUT rumput laut ini bisa terus tumbuh dan dipanen berulang, mirip dengan kangkung yang tumbuh kembali setelah dipotong. Hal tersebut berbeda dengan budi daya ikan yang membutuhkan siklus tebar dan panen berulang kali.

Baca Juga :  Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Menang Lomba Video Kemenkes

Dampaknya terhadap masyarakat pun besar. Satu hektar lahan budi daya dapat menyerap lima hingga sepuluh pekerja, mulai dari proses penebaran bibit, panen, pengeringan, pengemasan, hingga distribusi.

Satriyo melihat peluang besar dari banyaknya lahan tidur di pesisir Jawa Timur, seperti Sidoarjo, Gresik, hingga Surabaya, yang dapat dihidupkan kembali melalui budi daya ini.

“Di pesisir Jawa Timur seperti Sidoarjo, Surabaya, dan Gresik masih banyak lahan tidur milik generasi kedua atau ketiga yang tidak lagi tahu cara mengelolanya. Padahal bisa kita fungsikan untuk budi daya rumput laut Gracilaria,” tandasnya.

Satriyo mengungkapkan tantangan yang tak ringan. Salah satunya adalah banjir rob, yang kerap merusak tambak. Ia mencontohkan peristiwa di Sedati, Sidoarjo, ketika ratusan tambak jebol akibat rob.

Baca Juga :  FTMM Unair Perluas Kerja Sama ke Jerman

“Risiko itu sangat besar. Kalau tambak jebol, ikannya lepas, rumput laut pun ikut hilang,” ujarnya. Selain itu, pengelolaan sumber daya manusia juga menjadi ujian tersendiri dalam mempertahankan kualitas produksi.

Meski jalan berwirausaha penuh risiko, Satriyo percaya bahwa usia muda adalah saat terbaik untuk memulai. Ia menekankan pentingnya belajar dari kegagalan sejak dini dan kecakapan dalam melihat peluang yang ada. “Kalau mau gagal, ya gagal semuda mungkin. Supaya kita bisa belajar lebih cepat, dan nanti sukses di usia muda dengan dampak yang lebih panjang,” tegasnya.

Baginya, wirausaha bukan hanya soal keuntungan pribadi, tetapi juga cara membuka lapangan kerja, menjaga lingkungan, serta memberi manfaat seluas mungkin. Melalui usaha PT Rezeki Bintang Samudra, Satriyo ingin membuktikan bahwa generasi muda Indonesia mampu menjadi motor penggerak ekonomi biru sekaligus agen perubahan.(gdn)