PenaMerahPutih.com
Headline Indeks Sehat Cantik Tren

Stroke Bukan Akhir Kehidupan, Simak Kiat Mark Moore Agar Sembuh Total

American Heart Association
Mark Moore diwawancarai mengisahkan pengalamannya dua kali terserang stroke fatal.

Jakarta, PMP – Mengidap stroke bukan berarti akhir dari kehidupan. Mark Moore (56), warga McLean- Virginia Amerika Serikat, terserang dua kali stroke di usia 46 tahun dan kini sembuh total, bisa menginspirasi para penderita stroke.

Kini, Mark menjadi duta untuk American Heart Association. Dia mengabdikannya hidupnya untuk membantu para penderita stroke agar bisa kembali sehat dan pulih seperti dirinya. Sebab Mark telah merasakan sendiri hancurnya kehidupan setelah dua kali terkena serangan stroke di usia yang baru menginjak 46 tahun.

Pada tahun 2007, Mark adalah pengusaha sukses yang memiliki perusahaan bernama Segovia Inc. Perusahaan yang menjual layanan IP global kepada Departemen Pertahanan AS yang didirikan oleh Mark dan temannya pada tahun 2002.

Mark menikahi Brenda dan memilik dua anak. Dia merasa kehidupannya sangat baik, memiliki status sosial dan menjalani hidup sehat bersama keluarga. Dia mengonsumsi menu sehat, berolah raga teratur, tidak merokok atau minum, serta memiliki tekanan darah dan tingkat kolesterol yang baik. Namun fakta bahwa dirinya ternyata bisa menderita pembekuan darah yang menyebabkan dua kali stroke di tahun 2007, benar-benar mengejutkan Mark dan keluarga.

Baca Juga :   Dua Kali Stroke di Usia 12 Tahun, Makenzie Sembuh Berkat Motivasi Diri

Mark mengalami serangan stroke menjelang Hari Ibu di Amerika Serikat yang dirayakan pada minggu kedua bulan Mei. Mark yang sedang melatih tim bisbol anaknya, tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak beres di kepala.  Saat berkendara pulang ke rumah bersama anaknya, Mark memutuskan menghentikan  mobil karena rasa sakit di kepala yang semakin memburuk.

Baca juga: Emilia Clarke Game of Throne Terserang Stroke di Usia 24 Tahun

Dia segera menelepon isteri yang menyarankan untuk segera memanggil ambulan. Hasil pemeriksaan dokter di rumah sakit, memastikan bahwa Mark terkena stroke. Bahkan dua hari kemudian, Mark mengalami stroke kedua. Guna mengurangi tekanan pada otaknya, dokter harus mengeluarkan sepotong kecil tengkorak milik Mark. Dokter pun membuatnya koma selama enam minggu untuk mengurangi pembengkakan dan mengistirahatkan otak.

Mark and Brenda Moore Family Fondation
Mark dan Brenda (dua dan tiga dari kiri) melalui ‘Mark and Brenda Moore Family Foundation’ menyumbang 250.000 US$ atau sekitar Rp 3,5 miliar untuk penyembuhan stroke.

Pentingnya Dukungan Orang Dekat

Selama Mark dalam koma buatan, Brenda setiap malam selalu berada di sisinya. Saat Mark terbangun, Brenda pun menceritakan apa yang telah terjadi.

“Dia berkata, kamu telah mengalami dua kali stroke dan kamu harus menjalani proses penyembuhan ke depan,” kata Mark kepada American Stroke Connection-American Heart Association.

Baca Juga :   Bisakah Anda Mengenali Tanda-Tanda Serangan Stroke?

“Tentu kejutan yang menakutkan. Dan reaksi awal saya adalah saya tidak mau  menderita seperti itu,” lanjutnya.

Namun setelah itu, Mark memutuskan diri sendiri untuk tetap kuat.

“Saya berkata pada diri sendiri, Tuhan pasti mengerti bahwa saya bisa menghadapi ini dan saya pasti bisa melewatinya. Itulah momentum yang terjadi di saat saya mulai menyerah dan ternyata segalanya justru berubah,” kata Mark.

Dengan keyakinan bahwa hanya diri sendiri yang bisa membuat sembuh, Mark menjalani terapi fisik intensif empat hari dalam seminggu, selama dua bulan. Dengan dukungan dari isteri yang setia menemani menjalani terapi, kemajuan fisik pun mulai terlihat. Ternyata dukungan dari keluarga dan teman-teman memberi Mark kekuatan untuk pulih.

Terdorong untuk bisa kembali ke kondisi normal, Mark kemudian menetapkan target untuk bisa berlari sejauh 5 kilometer tepat setahun setelah menderita stroke.

Baca juga: Kandidat Miss Inggris 2020 Terserang Stroke di Usia 22 Tahun

Begitulah, sekitar bulan Agustus-September 2007, Mark bisa kembali ke perusahaannya sebagai direktur utama. Dan benar saja, tepat setahun setelah terserang stroke, Mark sanggup berlari sejauh 5 kilometer dengan durasi 36 menit.

Baca Juga :   Anaknya Terserang Stroke di Usia 10 Tahun, Ibu Ini Berharap Para Ortu Waspada

Selanjutnya pada usia 49 tahun, Mark memutuskan pensiun setelah dia dan rekan bisnis menjual perusahaan. Sejak saat itu, Mark dan istrinya mengabdikan hidup untuk melayani orang lain dan fokus pada perawatan kesehatan, pendidikan, budaya dan agama. Mark dan Brenda pun mendirikan ‘Mark and Brenda Moore Family Foundation’.

“Saya sadar bahwa saya tidak sembuh dengan sendirinya. Banyak yang memberi dukungan agar saya kembali sembuh,” kata Mark kepada Stroke Connection.

Mark baru saja menulis buku memoar berjudul ‘A Stroke of Faith’. Mark dan Brenda Moore pun menjadi bagian dari program American Emerson Association of American Heart Association/American Stroke Association.

Baca juga: Jangan Abaikan Gejala Stroke atau Serangan Jantung Karen Takut Tertular Virus Corona

Berdasarkan pengalamannya, Mark memberi saran terbaik bagi para penderita stroke agar diberi dukungan penuh dari orang-orang dekat agar pulih secara emosional dan mental.

“Jangan mencoba melakukannya sendiri. Keluarga dan teman-teman telah berperan penting dalam pemulihan saya dan kembali ke kehidupan normal, ” ujarnya.(bim)