PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksPolkam

Tampil Santun, Prof Andalan Sampaikan Salam Hormat Buat Pemuka Agama dan Tokoh Adat

Bupati Bantaeng Prof Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman, paslon nomor 3, saat Debat Kandidat Pilkada Sulsel 2018. (Sanno)

Makassar, PMP  –  Prof Nurdin Abdullah, calon gubenur nomor 3 berjuluk Prof Andalan, tampil santun dan elegan saat menyampaikan pernyataan penutup atau closing statement pada acara Debat Kandidat Pilkada Sulsel yang digelar di Hotel Clarion, Makassar, pada Rabu malam (28/3/2018). Prof Andalan sampaikan salam hormat buat pemuka agama, tokoh adat, serta tokoh pendidik di Sulsel.

“izinkan saya menyampaikan hormat kepada para pemuka agama yang sementara ini menyaksikan Kompas TV. Juga tokoh pendidik, tokoh adat, kaum tani, nelayan, para pegawai, para usahawan kecil dan menengah, kaum ibu-ibu, juga anak-anakku pemilih pemula, serta segenap warga Sulsel di manapun berada,” kata Prof Nurdin Abdullah membuka closing statement yang hanya berdurasi satu menit.

Baca Juga :   Ekspor Sulsel Naik 15%, Bukti Pemerintah Pro Rakyat

Pernyataan Prof Nurdin Abdullah itu sontak membuat hening para penonton di dalam gedung. Menurut Prof Nurdin Abdullah, dirinya dan Andi Sudirman Sulaiman hadir untuk memberi tawaran solusi dan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh warga Sulawesi Selatan.

“Satu ketauladanan lebih penting dibanding 1001 janji,” tegasnya. Pasangan Prof Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman selama masa kampanye Pilkada Sulsel 2018 memang tak menebar janji. Mereka lebih mementingkan Kerja Nyata dibanding obral janji yang tak bisa ditepati.

Di akhir penutup, Prof Nurdin Abdullah memohon masyarakat Sulsel agar memberi kepercayaan kepadanya. “Saya Nurdin Abdullah Bupati Bantaeng, dan Andi Sudirman Sulaiman mangajak agar tanggal 27 Juni coblos nomor 3 ,” katanya.

Baca Juga :   Andi Sudirman Sulaiman: Jangan Karena Keluargamu, Kamu Kesampingkan Rakyat

Berbeda dengan closing statement Prof Andalan, tak ada satupun paslon lain yang menyampaikan salam hormat secara spesifik kepada pemuka agama maupun tokoh adat di Sulsel.(bhimo)