Cebu, pmp – Komisaris PT Semen Gresik (PTSG) Widodo Santoso didampingi Dirut PTSG Mukhamad Saifudin dan Kepala Departemen Produksi Aris Sunarso memimpin konvensi ‘ASEAN of Cement Manufacturers (AFCM) 42nd Council Meeting’. Ikhtiar PTSG meningkatkan peran dan posisi di industri persemenan tingkat ASEAN.
‘ASEAN Federation of Cement Manufacturers (AFCM) 42nd Council Meeting’ digelar di Hotel Movenpick, Pulau Mactan Island, Cebu, Filipina, pada 17-19 Oktober 2018. Hal yang membanggakan, Komisaris Widodo Santoso yang juga Presiden AFCM memimpin forum diskusi tahunan yang diikuti tujuh asosiasi semen di ASEAN tersebut.
Salah satu misi yang diemban delegasi PTSG dalam mengikuti AFCM 42nd Council Meeting tak lain mengakselerasi pencapaian visi sebagai ‘Perusahaan Semen Paling Efisien dan Paling Ramah Lingkungan di Asia Tenggara’.
“Kami melihat konvensi ini sebagai ajang yang tepat bagi Semen Gresik dalam menjalin networking dan relasi regional sebagai bagian dari upaya pencapaian visi perusahaan sebagai yang terefisien dan paling ramah lingkungan di Asia Tenggara,” kata Aris Sunarso sembari berharap konvensi dapat meningkatkan peran dan mendukung eksistensi PTSG di tingkat regional.
Asosiasi Produsen Semen Filipina atau Cement Manufacturers Association of the Philippines (CeMAP) bertindak selaku tuan rumah. Konvensi dihadiri para ketua asosiasi semen dari tujuh negara ASEAN. Mereka tak lain juga pimpinan perusahaan semen di lingkup Asia Tenggara. Selain tuan rumah dan Indonesia, lima delegasi lainnya berasal dari Brunei Darussalam, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Vietnam.
AFCM 42nd Council Meeting kental dengan pembahasan yang berkaitan dengan isu terkini industri persemenan global dan regional. Ada empat isu utama yang menjadi perhatian seluruh delegasi.
Pertama, sosialisasi lebih masif terhadap penggunaan blended cement (PPC dan PCC) oleh pasar. Selama ini pasar lebih banyak menggunakan produk OPC yang lebih kecil keuntungannya bagi perusahaan semen dibandingkan menjual PPC dan PCC.
Kedua, persoalan oversupply semen di ASEAN dan persaingan yang semakin ketat. Ketiga, standar pengukuran indeks terak (clinker factor) yang digunakan oleh semua perusahaan semen di ASEAN dan bisa diterima oleh seluruh asosiasi. Serta keempat, rencana agar asosiasi semen negara-negara ASEAN seperti Laos, Myanmar dan Kamboja bisa segera bergabung ke AFCM.
AFCM didirikan 1977 dan mulai rutin menggelar konvensi tahunan sejak tahun 1978. Saat ini anggota AFCM adalah Indonesia Cement Association (ICA), The Cement & Concrete Association of Malaysia (C&CA), Cement and Concrete Association of Singapore (CNCAS), Thai Cement Manufacturers Association (TCMA), Cement Manufacturers’ Association of The Philippines (CeMAP), serta Vietnam National Cement Association (VNCA). Tujuan utama AFCM adalah mempromosikan kerjasama dan koordinasi di antara produsen-produsen semen di ASEAN.(bhimo)