Jakarta, PMP – Presiden Joko Widodo mengingatkan tugas besar belum berakhir karena ancaman COVID-19 masih ada. Presiden berpesan agar masyarakat bisa beradaptasi dengan menerapkan kebiasaan baru yang berpatok pada protokol kesehatan agar tetap aman dari COVID-19.
“Ada banyak daerah yang kasus barunya turun, tapi juga ada beberapa daerah yang kasus barunya justru meningkat. Ada daerah yang juga sudah nihil. Perlu saya ingatkan jangan sampai terjadi gelombang kedua atau second wave. Jangan sampai terjadi lonjakan. Ini yang ingin saya ingatkan kepada kita semuanya,” kata Presiden Jokowi saat meninjau Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, di Graha BNPB, Jakarta Timur, pada Rabu (10/06/2020).
Presiden didampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.
Baca juga: Rekor COVID-19 Pecah Lagi, Kasus Positif Baru 1.241
Menurut Presiden, situasi saat ini akan terus dihadapi sampai vaksin ditemukan dan bisa digunakan secara efektif. Presiden berpesan agar masyarakat bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut dengan menerapkan kebiasaan baru agar aman dari COVID-19.
“Adaptasi kebiasaan baru dan beradaptasi itu bukan berarti kita menyerah, apalagi kalah. Tapi kita harus mulai dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang sesuai dengan protokol kesehatan sehingga masyarakat produktif tapi tetap aman dari penularan COVID,” tambahnya.
Presiden di awal sambutan mengapresiasi kerja keras seluruh jajaran Gugus Tugas dari pusat hingga tingkat terbawah.
“Pertama saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Gugus Tugas baik di tingkat pusat sampai ke daerah, sampai Gugus Tugas di desa, RT, maupun RW, dan juga seluruh tenaga medis, dokter, perawat, relawan, personel Polri dan seluruh prajurit TNI yang telah bekerja keras tak kenal waktu dengan penuh dedikasi dan pengabdian untuk pengendalian COVID,” kata Presiden.
Lima Arahan Presiden
Presiden Jokowi menyampaikan lima arahan terkait adaptasi kebiasaan baru agar masyarakat tetap produktif dan aman dari penularan COVID-19.
Pertama, pentingnya prakondisi yang ketat. Sosialisasi kepada masyarakat harus dilakukan secara masif terutama mengenai sejumlah protokol kesehatan yang harus diikuti seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan atau keramaian, hingga menjaga imunitas tubuh.
Kedua, pentingnya perhitungan yang cermat dalam mengambil kebijakan yang harus didasarkan data dan fakta di lapangan. Presiden meminta tiap kepala daerah yang ingin memutuskan daerahnya masuk ke fase adaptasi kebiasaan baru agar berkoordinasi dengan Gugus Tugas.
Ketiga, penentuan prioritas yang harus disiapkan secara matang mengenai sektor dan aktivitas mana saja yang bisa dimulai dan dibuka secara bertahap. Sebagai contoh, pembukaan tempat ibadah secara bertahap dengan terlebih dahulu menyiapkan dan menerapkan protokol kesehatan di tempat ibadah dinilai Presiden sudah sangat baik.
Keempat, konsolidasi dan koordinasi antara pemerintah pusat dengan daerah, mulai dari provinsi hingga tingkat RT, terus diperkuat. Ia juga meminta agar koordinasi di Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) diperkuat.
Kelima, dilakukan evaluasi secara rutin. Meskipun sebuah daerah kasus barunya sudah menurun, Presiden mengingatkan agar jajarannya tidak lengah terutama karena kondisi di lapangan masih sangat dinamis. Menurutnya, keberhasilan pengendalian COVID ini sangat ditentukan oleh kedisiplinan dan protokol kesehatan.(bim)