PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksPolkam

Risma Curi Start Cegah Ekonomi Surabaya Terpuruk

Surabaya, pmp – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini optimis ekonomi Surabaya tidak akan mengalami resesi. Ia pun sudah menyiapkan sejumlah strategi khusus agar ekonomi di Surabaya tidak semakin terpuruk akibat dampak pandemi COVID-19.

Salah satu kebijakan yang telah diambil Risma saat itu adalah tidak memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya untuk yang ketiga kalinya. Menurutnya, kebijakan pembatasan sosial itu bisa memperburuk kondisi ekonomi warganya.

“Itulah kenapa kemudian kemarin aku curi start, aku tidak mau ada PSBB lagi. Karena kita akan lakukan New Normal atau tatanan baru,” kata Risma usai meninjau Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Kota Surabaya, Selasa (1/9/2020).

Baca Juga :   Cristiano Ronaldo Positif COVID-19, Tanpa Gejala dan Isolasi Mandiri

Menurutnya dengan tidak diperpanjangnya PSBB tahap III itu, diharapkan para pelaku usaha di Surabaya bisa kembali beroperasi, tetapi dengan protokol kesehatan ketat agar pelaku usaha tidak gulung tikar.

“Misalkan aku punya perusahaan buat sepatu, begitu ini tak tutup, apakah dia tiba-tiba bisa jalan bagus? Kan tidak, mulai nol lagi kan. Makanya, sebelum tutup, aku ingin supaya dia gerak. Jadi yang sudah mulai turun ditahan, minimal dia tidak jatuh lagi, tapi kalau bisa diangkat lagi,” katanya.

Selain itu, katanya, jika Pemkot Surabaya terlambat memutuskan kebijakan, maka bukan tidak mungkin ekonomi Surabaya mengalami keterpurukan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap evaluasi perekonomian yang diterima, menyebutkan bahwa hingga akhir 2020 perkembangan ekonomi di Kota Surabaya masih positif.

Baca Juga :   PSBB Surabaya, Gresik dan Sidoarjo Diperpanjang Sampai 25 Mei

“Itulah kenapa kemarin hasil data penelitian evaluasi Surabaya itu kita di titik masih bisa bertahan di positif nanti Insya Allah di akhir tahun. Kenapa? Kalau aku kemarin terlambat sedikit ya nyungsep (terpuruk) beneran yang punya perusahaan, yang punya usaha,” katanya.

Terlebih, lanjut Risma, jika para pelaku usaha sudah menggunakan modal usahanya untuk kebutuhan sehari-hari keluarga, tentu akan berdampak pada beban ekonomi pelaku usaha tersebut.

“Kalau modal sudah dipakai buat makan, bagaimana dia (pelaku usaha) bisa bangkit lagi? Kecuali kalau dia dapat insentif, tunjangan atau bantuan. Makanya kemarin aku beranikan, kesehatan kita pantau benar-benar, tapi yang untuk usaha boleh bergerak,” ujar dia.

Baca Juga :   Smartfren Gratiskan Kartu Perdana dan Kuota Siswa, Guru dan Mahasiswa, Begini Caranya

Dalam menghadapi isu resesi yang ramai diperbincangkan, Wali Kota Risma berharap kepada warga Surabaya agar tidak perlu panik. Pasalnya pada 1998 dan 2008, ekonomi Surabaya mampu bertahan dan positif ketika hal itu terjadi.

“Apalagi sekitar 92% usaha di Surabaya itu tergolong ekonomi menengah ke bawah, sehingga tidak terpengaruh dengan perekonomian global,” pungkasnya.(hps)