Surabaya, pmp – Jumlah pengguna masker yang meningkat di masa pandemi COVID-19 tentunya harus diiringi pemahaman bagaimana membuang limbah masker sekali pakai yang baik agar tidak menjadi sumber penularan baru.
I Gusti Dewa Ayu Agung Warmadewanthi, ST MT PhD, pakar lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menerangkan, perlu proses disinfeksi atau pembersihan mikroorganisme pada masker sekali pakai sebelum dibuang.
“Proses disinfeksi dilakukan dengan membersihkan masker menggunakan bahan-bahan disinfektan. Sampah ini harus diolah karena membahayakan kesehatan manusia dan bersifat infeksius,” ujar Wawa (45), sapaan akrabnya, di Surabaya, Jumat (4/9/2020).
Perlu diketahui bahwa limbah masker sekali pakai yang dibuang ke tempat sampah merupakan limbah infeksius, limbah yang terkontaminasi organisme patogen dalam jumlah dan virulensi (kemampuan) yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia yang rentan.
Pusat Penelitian Kimia – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan, jumlah limbah masker sekali pakai mengalami peningkatan di masa pandemi COVID-19.
Limbah-limbah tersebut berpotensi menjadi penyakit baru karena tidak hanya menjadi limbah para tenaga medis, tetapi juga sudah menjadi limbah rumah tangga.
Menurut Wawa yang menjadi dosen Departemen Teknik Lingkungan ITS, pengelolaan limbah infeksius mengacu pada PP Nomor 101 Tahun 2004 tentang ‘Pengelolaan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3)’.
Rendam Air Sabun
Wawa memaparkan bahwa selama pandemi COVID-19, ITS telah bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya dan kecamatan-kecamatan yang ada di Surabaya untuk memberi penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat tentang cara pengelolaan limbah masker.
“Urgensi dari pengelolaan limbah masker ini karena virus COVID-19 bisa menular melalui benda terjangkit, sehingga dengan melakukan disinfeksi, risiko penyebaran virus COVID-19 bisa lebih kecil,” ujarnya.
Wawa mengimbau masyarakat berperan serta memutus rantai penyebaran dengan menerapkan proses disinfeksi masker sekali pakai sebelum membuangnya.
Metode membersihkan masker infeksius cukup mudah, yaitu merendam masker ke dalam cairan disinfektan atau larutan sabun.
“Larutan sabun sudah bisa mematikan virus,” papar alumnus National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) itu.
Oleh karena metode dan alat yang dibutuhkan sangat sederhana, Wawa berharap agar masyarakat benar-benar berpartisipasi melakukan pembersihan mikroorganisme masker sekali pakai di rumah untuk mencegah potensi bahaya yang mengancam, terutama bagi para pengepul sampah.
“Asal masyarakat juga mau berperan, cara penanggulangan jadi lebih sederhana,” pungkasnya.(gdn)