Surabaya, pmp – Empat mahasiswa ITS menggagas pembuatan vas bunga beton ramah lingkungan yang memanfaatkan fly ash atau abu terbang yang merupakan sisa hasil pembakaran batu bara pada pembangkit listrik. Kreasi mereka meraih juara favorit Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-33 tahun 2020 bidang Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K).
Keempat mahasiswa yang berkolaborasi adalah Muhammad Fahlul Alhabsy, Daniel Arya Wikanindita, Muhammad Faruq Saputro dan Shalahuddin Akbar Aviecena yang berasal dari Departemen Teknik Sistem dan Industri, Departemen Teknik Material, Departemen Teknik Komputer dan Departemen Arsitektur.
Vas bunga ramah lingkungan yang sudah mereka pasarkan ke masyarakat diberi nama Kindcrete.
“Nama Kindcrete merupakan akronim dari dua kata bahasa Inggris, kind dan concrete yang berarti beton yang ramah,” ungkap Muhammad Fahlul Alhabsy selaku Ketua Tim.
Menurut Fahlul, inovasi bisnis vas Kindcrete dilatarbelakangi limbah fly ash yang dianggap berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Apalagi pemanfaatan fly ash yang masih minim, padahal terdapat 1.046.560 ton fly ash yang belum diolah oleh PT PLN sebagai hasil akhir dari pembakaran batu bara untuk pembangkit listrik.
Fahlul dan tim kemudian mencoba mendayagunakan limbah fly ash dengan teknik solidifikasi yang menjadikan produk aman bagi lingkungan serta bernilai jual tinggi.
“Produk Kindcrete diharapkan menjadi produk ramah lingkungan yang berimbas kepada gaya hidup modern yang berkelanjutan,” ujar Fahlul.
Dipasarkan Secara Online
Kindcrete memiliki beberapa bentuk vas yang diberi nama Dira, Meru, Kuma dan Arsa yang dibanderol kisaran harga Rp 39 ribu hingga Rp 54 ribu. Keempatnya memiliki karakteristik yang menjadi ragam pilihan konsumen.
Kuma memiliki bentuk simpel dan fleksibel untuk berbagai jenis ruangan. Meru memiliki kaki berbahan dasar dari kayu dengan perpaduan warna cokelat yang memberikan kesan natural. Arsa berbentuk abstrak sehingga cocok untuk orang-orang yang kreatif dan berani dalam berkehendak. Sedangkan Dira lebih simpel dan elegan, menggambarkan kekokohan yang tercitra dari kontur yang berbentuk lingkaran.
Fahlul dan tim menyasar generasi milenial dan masyarakat usia 30 tahun-50 tahun sehingga produk vas bunga beton didesain simpel dan elegan.
Kindcrete sudah mulai merambah pasar setelah Fahlul dan tim mempromosikannya melalui Instagram Advertisement yang berhasil menjangkau 2.911 orang. Belum lagi lewat akun e-commerce Tokopedia dan media edukasi Instagram yang semakin melebarkan pasar dari produk vas bunga beton ini.
Tak hanya itu, Tim Kindcrete melengkapi katalog produk online dan teknologi Augmented Reality (AR) saat promosi. “Sehingga pemasaran produk kami dapat dilakukan secara online dan virtual dalam menarik konsumen melalui layanan yang memudahkan,” kata Fahlul yang kelahiran 1998.
Kindcrete juga dipasarkan pada perkantoran, restoran, kafe dan coffee shop sebagai konsumennya. “Ini menjadikan produk kami bisnis sustainable yang prospektif dengan menawarkan berbagai fitur inovatif,” jelasnya.
Fahlul berharap Kindcrete bisa dikembangkan dan diaplikasikan ke lini produk yang lebih luas lagi.
“Bukan hanya jadi produk yang berupa vas beton saja, tapi juga bisa dikembangkan dan direalisasikan untuk produk furnitur lainnya seperti meja, kursi dan tidak menutup kemungkinan produk lainnya yang sejalan dengan pengembangan material beton dan fly ash,” pungkasnya. (hps)