PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksTren

Ini Tiga Faktor Keberuntungan Italia, Jawara Tak Terkalahkan EURO 2020

Gli Azzurri
Gli Azzurri tampil perkasa dan menjadi jawara Grup A yang dimainkan di Stadion Olimpico Roma.(figc)

Jakarta, pmp – Italia tampil perkasa dan menjadi jawara Grup A untuk melaju ke babak 16 besar Euro 2020 dan bakal menghadapi Austria pada Minggu lusa pukul 02.00 WIB. Gli Azzurri menorehkan tiga kemenangan dengan mencetak tujuh gol, tidak kebobolan, serta memainkan sepak bola menyerang dan menghibur meninggalkan gaya gembok catenaccio.

Catatan rekor mereka ternyata lebih mencengangkan. Pasukan Roberto Mancini terbang ke London untuk berlaga meladeni Austria di Stadion Wembley tanpa terkalahkan dalam 30 pertandingan internasional terakhir dengan 25 kali menang dan 5 kali seri.

Bahkan jika menang dari Austria, Ciro Immobile dan kawan-kawan bakal melampaui rekor tim Italia tahun 1930-an besutan Vittorio Pozzo yang melakoni 30 laga tanpa terkalahkan. Optimisme pun begitu melekat di seluruh tim mengingat mereka telah memenangkan 11 pertandingan terakhir tanpa kebobolan.

Selama tiga laga di babak penyisihan Grup A, Roberto Mancini (56) sebagai pelatih tampaknya mengukir prestasi tersendiri, yakni telah memainkan seluruh 25 pemain dari total 26 pemain yang dibawanya. Dia mengganti kiper utama Gianluigi Donnarumma dengan kiper kedua Salvatore Sirigu saat pertandingan terakhir melawan Wales, sehingga hanya kiper ketiga Alex Meret yang tercatat belum dimainkan.

Baca Juga :   Marcus Rashford : Saat Itu Saya Terus Yakinkan Diri Bakal Berhasil Eksekusi Penalti

Mancini yang mantan gelandang serang itu tampaknya tak ingin mengulang ‘nasib buruk’nya pada Piala Dunia 1990 yang digelar di kandang sendiri, di mana dia menjadi satu-satunya pemain dalam skuad yang tidak tampil satu menit pun sepanjang turnamen, meski Italia melaju hingga juara ketiga mengalahkan Inggris, setelah sebelumnya di babak semi final dikalahkan Argentina dan Jerman akhirnya menjadi juara.

Gli Azzurri Roberto Mancini
Roberto Mancini tak ingin mengulang ‘nasib buruk’nya pada Piala Dunia 1990. (uefa.com via getty iimage)

Akibat perlakuan adil Mancini, semua pemain Azzurri terus menekankan betapa kompaknya mereka.

“Kami adalah 26 pemain bagus, tapi itu tidak boleh merugikan tim nasional dan tujuan bersama. Menurut pendapat saya ini fundamental untuk mencapai hasil yang sangat besar,” kata Federico Bernardeschi, gelandang asal Juventus kepada EURO2020.com.

Selain kekompakkan dan pemain-pemain handal, ternyata masih ada tiga faktor pembawa keberuntungan bagi Italia, yakni ciuman keberuntungan, maskot anak anjing dan lagu penyemangat.

Ciuman Keberuntungan

Apakah anda ingat ritual bek tengah Perancis Laurent Blanc mencium kepala botak kiper Fabien Barthez sebelum pertandingan untuk keberuntungan bagi timnya?

Kini, pemain Azzurri – terutama bek tengah Leonardo Bonucci – melakukan hal yang sama terhadap kepala botak asisten pelatih Attilio Lombardo (55), mantan gelandang klub Sampdoria, yang dikenal sebagai ‘The Bald Eagle’ atau Si Rajawali Botak.

Baca Juga :   Top Skor, Top Assists dan Sprinter Tercepat EURO 2020 Jelang Delapan Besar

Lombardo merupkan salah satu dari beberapa mantan rekan setim Mancini di Sampdoria yang sekarang membantunya di tim nasional, seperti penyerang Gianluca Vialli sebagai kepala delegasi Italia, atau Alberico Evani, Giulio Nuciari dan Fausto Salsano yang menjadi staf.

Gli Azzurri mascot Maremmano-Abruzzese
Maskot anak anjing gembala Maremmano-Abruzzese yang lucu dan bersahabat.(figc)

Maskot Anak Anjing Penggembala

EURO 2020 memiliki maskot Skillzy, namun Italia ternyata memiliki keberuntungan melalui sebuah mascot khusus yakni sosok anak anjing gembala Maremmano-Abruzzese yang diciptakan oleh peraih Oscar mendiang Carlo Rambaldi.

Menurut Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Gabriele Gravina, Rambaldi yang meninggal pada tahun 2012 telah memenangkan tiga Piala Oscar untuk karyanya dalam film seperti ET, Alien dan King Kong.

“Pertama kali Carlo menunjukkan kepada saya sebuah sketsa maskot pada tahun 2007. Sekarang kami akhirnya membuat maskot tersebut dan kami secara simbolis telah memberi Carlo Piala Oscar keempatnya karena telah membuat banyak orang Italia bergembira,” kata Gravina.

Lagu Piala Dunia 1990

Lagu Piala Dunia 1990 Italia berjudul ‘To Be Number One’ gubahan Giorgio Moroder, musisi peraih tiga Piala Oscar, ternyata juga menjadi faktor keberuntungan karena menjadi penyemangat Azzuri saat bertanding di EURO 2020. Lagu yang dalam bahasa Italia berjudul Un’estate Italiana atau ‘Musim Panas Italia’ itu dibawakan oleh penyanyi Gianna Nannini dan Edoardo Bennato.

Baca Juga :   Gianluca Zambrotta : Chiesa Bisa Jadi Penentu Saat Ladeni Belgia

Hal yang menarik, pemain tertua di skuad Italia, Giorgio Chiellini (36) baru berusia enam tahun saat Piala Dunia 1990 digelar dan lagu To Be Number One menjadi hits di seluruh dunia, sementara 19 pemain lainnya bahkan belum lahir.

Lagu Un’estate Italiana dinyanyikan serempak oleh para penggemar dan seluruh pemain untuk merayakan kemenangan tiga laga Grup A di Stadion Olimpico Roma saat melumat Turki 3-0, Swiss 3-0 dan Wales 1-0.

‘Notti Magiche’ bunyi bait dalam lagu tersebut yang berarti ‘Malam Ajaib’, tampaknya benar-benar membawa keajaiban atau keberuntungan bagi Italia. Kita tunggu saja, apakah Notti Magiche akan benar-benar ampuh dan akan dinyanyikan bersama dengan suka cita oleh punggawa Gli Azzurri dan para tifosi di Stadion Wembley London pada Senin dini hari 12 Juli seusai laga final EURO 2020.(bim)