Jakarta, pmp – Menteri Sosial Tri Rismaharini melelang nasi goreng hasil racikan dan masakannya untuk menggalang dana amal dari keluarga besar Kementerian Sosial saat acara puncak rangkaian kegiatan HUT ke-76 RI, di mana masakannya paling mahal laku Rp 6 juta.
Pada lelang pertama, nasi goreng ala Mensos Risma laku Rp 5 juta dimenangkan oleh Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, kemudian pada lelang kedua laku Rp 6 juta dimenangkan oleh Ditjen Rehabilitasi Sosial, serta pada lelang ketiga laku Rp 5.150.000 dimenangkan oleh Ditjen Pemberdayaan Sosial.
Rangkaian kegiatan HUT ke-76 RI di Kemensos diisi dengn berbagai lomba seperti bulu tangkis, catur, inovasi dan dialog dalam bahasa Inggris dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, di mana penonton bisa menyaksikan perlombaan secara virtual melalui link yang disediakan panitia.
Acara puncak yang digelar Rabu (18/8/2021) dihadiri oleh Mensos Risma serta pejabat Eselon I dan II yang semuanya wajib melakukan tes antigen, menjaga jarak dan memakai masker.
Mensos Risma mengakhiri kegiatan dengan menghadiri pertemuan dengan pegawai di seluruh UPT lingkungan Kemensos di berbagai daerah melalui zoom meeting dan berpesan agar semuanya bekerja sepenuh hati karena masyarakat menunggu layanan dari balai-balai milik Kemensos.
“Pesan saya kepada semua pegawai balai agar terus proaktif dan memaksimalkan fasilitas-fasilitas balai untuk membantu dan menolong orang lain yang membutuhkan. Saya ucapkan selamat berjuang menjalankan tugas mulia. Percayalah Tuhan pasti membalas kebaikan yang saudara lakukan,” kata Mensos Risma.
‘Berdamai’ dengan Pandemi
Sebelumnya Mensos Risma mengajak semua elemen bangsa tetap optimis dan ‘berdamai’ dengan pandemi COVID-19, sekaligus selalu menyiapkan diri untuk penanggulangan bencana di seluruh tanah air.
“Kita harus ‘berdamai’ dengan pandemi dan optimis serta tetap beraktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan karena tidak ada yang tahu sampai kapan pandemi COVID-19 berakhir di seluruh dunia, tidak hanya di tanah air,” ujar Mensos.
Menurut Risma, Kemensos sebelum masa pandemi sejak awal tahun sudah menyiapkan berbagai program penanganan untuk mengatasi berbagai bencana, namun saat ini diubah untuk penanganan pandemi meski tetap merespon permasalahan sosial.
“Guna merespon permasalahan sosial, terkadang personel kami ada yang harus menempuh perjalanan 3-5 hari dan itu merupakan sebuah pengabdian luar biasa sebagai bagian dari implementasi spirit kemerdekaan di tahun kedua pandemi, ” kata Mensos Risma.
Dia berharap seluruh jajarannya harus tetap siaga dan produktif.
“Semua tetap siaga dengan pendekatan upaya pencegahan, bagi penerima manfaat di balai bisa dilatih membuat masker dari bahan kain lalu dibagikan kepada masyarakat di sekitar balai itu berada,” katanya.
Penerima manfaat yang dimaksud Risma terdiri dari penyandang disabilitas, tuna rungu dan tuna wicara sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan.
“Tidak hanya membuat masker, bila perlu ditingkatkan membuat Alat Pelindung Diri (APD) dengan harga terjangkau, serta lebih baik lagi jika bisa mendapatkan standar medis yang nanti digunakan dalam kegiatan vaksinasi,” tandasnya.(gdn)