Surabaya, PMP – Tingginya angka penyebaran COVID-19 di Provinsi Jawa Timur mengundang keprihatinan banyak pihak, termasuk Polri. Sebagai bantuan guna menekan penyebaran, Polri mendistribusikan puluhan ventilator ke jaringan Rumah Sakit Bhayangkara di berbagai kota di Jatim, yakni RS Bhayangkara Surabaya, Kediri, Tulung Agung, Malang, Lumajang, Bondowoso, Nganjuk dan Bojonegoro.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengaku gembira saat mengetahui kontribusi nyata Polri tersebut.
“Kami gembira dan menyambut baik uluran tangan pihak luar. Semakin banyak dukungan maka semakin meningkatkan semangat Pemprov Jatim mengatasi pandemi ini,” kata Wagub Emil saat meninjau RS Bhayangkara, di Surabaya, Sabtu (6/6/2020).
Emil menuturkan, jumlah warga positif COVID-19 di Jatim mencapai 5.406 orang. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, pasien COVID-19 yang masih dalam perawatan sebanyak 3.724 orang.
“Angka tersebut menunjukkan jumlah yang cukup tinggi dan menyebabkan wilayah Propinsi Jawa Timur menjadi salah satu penyumbang tertinggi untuk pasien positif COVID-19 di Indonesia. Sekaligus menggambarkan zona merah atau bahkan cenderung merah pekat untuk Kota Surabaya. Ini wajib diwaspadai,” papar Emil.
Banyaknya pasien yang dirawat , tentu saja membutuhkan fasilitas kesehatan memadai, terutama ventilator yang menjadi salah satu alat penunjang hidup vital bagi pasien kritis. Sedangkan Pemprov Jatim memiliki keterbatasan sehingga tidak mencukupi untuk menunjang perawatan pasien-pasien kritis.
“Dengan tambahan alat ventilator ini, maka dapat membantu keberlangsungan hidup pasien-pasien kritis yang mengalami gagal nafas. Harapannya jumlah pasien yang dapat kami selamatkan juga akan bertambah tinggi dengan ketersediaan alat yang cukup,” katanya.
Emil menyatakan, Pemprov Jatim tengah menyiapkan program yang diharapkan mampu menurunkan penularan COVID-19.
“Kita juga optimis akan ada pasien yang sembuh, kita akan menyelenggarakan aksi sosial donor plasma darah bagi pasien COVID-19 yang sudah sembuh agar bisa membantu pasien lain yang kondisinya berat hingga sangat berat,” katanya.
Kebijakan Padat Karya Tunai
Pemprov Jatim juga sangat fokus meningkatkan pemulihan ekonomi. Pasalnya, penyebaran pandemi virus COVID-19 tak hanya menimbulkan korban jiwa namun juga kerugian material yang berdampak pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
Fokus pembangunan diarahkan pada percepatan pemulihan ketahanan ekonomi dan kehidupan masyarakat dengan fokus pemulihan industri, pariwisata, investasi, kesehatan dan infrastruktur di Jawa Timur.
“Sektor pertama yang paling terkena imbas adalah sektor jasa seperti pariwisata. Imbas lain COVID-19 terhadap perekonomian antara lain adalah penurunan kinerja ekspor, penurunan kinerja pertumbuhan ekonomi (terutama pada sektor-sektor terdampak seperti akomodasi, transportasi, retail, dan manufaktur), serta penurunan aliran modal,” jelas Emil Dardak.
Pemprov Jawa Timur mengeluarkan beberapa kebijakan sosial ekonomi. Yakni mengamankan kelancaran pemasaran dan distribusi produk pertanian, restrukturisasi kredit bagi pelaku ekonomi terdampak, padat karya tunai (cash for work) untuk pelaku ekonomi kecil terdampak, dan jaring pengaman sosial (social safety net).
Sedangkan terkait persiapan New Normal di Jawa Timur, lanjut Emil, Pemprov menyiapkan manajemen data COVID-19 agar lebih rapi dan satu pintu, sehingga lebih mudah menentukan langkah dan mengambil keputusan.
“Pelaporan secara real time dapat dilakukan dari laboratorium, dari Gugus Tugas, dan dari daerah-daerah. Fokus penanganan diarahkan ke sejumlah wilayah dengan angka penyebaran yang masih tinggi,” katanya.
Wagub berharap, masyarakat Jawa Timur lebih disiplin untuk menerapkan protokoler kesehatan selama pandemi. Tak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga keluarga dan orang lain.
“ Bila terkena virus ini, selain efek kesehatan juga tidak dapat bekerja. Untuk itu kami mengajak semua elemen masyarakat berpartisipasi menjadi keluarga dan lingkungannya. Bila ada yang terdeteksi COVID-19, langsung lakukan karantina mandiri wilayah PSBK atau Pembatasan Sosial Berskala Kecil di lingkungannya agar virus tidak menyebar ke lingkungan lain. Mari menjadi warga yang smart dan peduli kesehatan,” pungkasnya. (hps)