Surabaya, PMP – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memuji para petani kakao di Desa Wisata Bumi Mulyo Jati Mojopahit Mojokerto. Para petani nasabah Bank UMKM Jatim ini berhasil menghasilkan cokelat berkadar lemak nol dan sudah bisa mengemas produk hasil olahan cokelat untuk dijual ke konsumen.
“Menanam kakao dan membuat produk olahan cokelat bisa mengungkit usaha ekonomi kecil di saat yang sulit seperti sekarang,” kata Gubernur Khofifah di mini market yang khusus menjual berbagai hasil olahan cokelat di Desa Randugenengan, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Selasa (4/8/2020).
Khofifah mengunjungi tanaman kakao petani dan pabrik pengolahan cokelat di Desa Wisata Bumi Mulyo Jati Mojopahit milik Gus Mulyono, pimpinan Gapoktan Bumi Mulyo Jati. Dia didampingi Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jatim Karyadi, Dirut Bank UMKM Jatim Yudhi Wahyu Maharani, juga Bupati Mojokerto Pungkasiadi.
Khofifah memuji kakao dan cokelat milik petani karena pernah belajar tentang kakao.
“Saya suka cokelat dan pernah belajar khusus tentang kakao ini,” ujarnya.
Menurut Khofifah, kakao merupakan kekayaan Indonesia yang istimewa, karena hanya bisa tumbuh di daerah tropis. Namun hasilnya yakni cokelat justru terkenal diproduksi negara Eropa.
’’Lima tahun yang lalu, cokelat yang terkenal dari Belgia. Tapi saya kurang suka karena rasanya pahit,” ujarnya.
Suvenir Jemaah Haji
Khofifah pun mendorong masyarakat agar menggalakkan menanam kakao. Sebab cokelat banyak disukai masyarakat dan harganya stabil. Dia pun memuji Gus Mul yang berhasil meyakinkan dan menggerakkan masyarakat menanam kakao di kampungnya hingga kini mencapai ribuan hektar.
“Gus Mul sudah banyak berprestasi. Dia bisa menggerakkan ekonomi masyarakat kecil dengan menanam cokelat,” pujinya.
Khofifah berpesan agar petani lebih menitikberatkan proses pascapanen. “Sebab petik, olah, kemas, dan jual termasuk dalam program Jatim Agro yang menjadi program Gubernur dan Wagub Jatim,” tegasnya.
Khofifah bahkan melontarkan gagasan agar cokelat hasil Jatim bisa menjadi oleh-oleh atau suvenir para jemaah haji. Sebab banyak jemaah haji yang pulang membawa oleh-oleh varian cokelat yang dijual di Mekah, Madinah atau Jedah. Dia berencana menggandeng Kemenag untuk merealisasinya.
Oleh sebab itu, para petani atau pengusaha cokelat di Bumi Mulyo Jati harus memulai membuat varian rasa cokelat seperti yang dijual di Tanah Suci. Nantinya jemaah haji bisa membelinya di asrama haji atau di bandara untuk oleh-oleh. Namun harganya harus lebih murah agar menarik minat para jemaah haji.
”Jadi cokelat di Bumi Mulyo Jati ini menanamnya dengan bismillah, memupuknya dengan salawat, memetiknya dengan alhamdulillah. Insya Allah hasilnya berkah untuk jamaah haji,” harap Khofifah.
Bank UMKM Gelontor Rp 10 Miliar
Guna merealisasi agar cokelat Mojokerto dan Jatim mendunia, Gubernur mengaku tak segan menggerojok dana melalui bank milik pemerintah provinsi, khususnya Bank UMKM Jatim.
Khofifah melihat ada kelebihan likuiditas di bank pemprov, sehingga jajaran bank harus sigap membantu pendanaan bagi para petani cokelat.
Menurut Kadis Hutbun Karyadi, petani cokelat di Mojokerto bisa berhasil karena mendapat bantuan dana bergulir atau pinjaman dari Bank UMKM Jatim.
“Untuk membeli alat, awalnya Pemprov memberikan bantuan dana Rp 800 juta. Lalu petani mendapat pinjaman dana bergulir Rp 3,8 miliar dari Bank UMKM. Hanya setahun sudah lunas dari 2018-2019. Selanjutnya petani mendapat kucuran dana bergulir lagi dari Bank UMKM Jatim senilai Rp 10 miliar,” katanya.
Menurut Karyadi, prospek tanaman cokelat sangat bagus karena berbuah tidak mengenal musim.
’’Kualitas cokelat milik petani Mojokerto ini nomor satu di Indonesia, bahkan di dunia karena kadar lemaknya nol. Selain itu Mojokerto sudah memiliki pabrik atau mesin pengolah cokelat yang bagus seharga Rp 2 miliar lebih,” paparnya.
Mengantisipasi permintaan cokelat yang bertambah, Gapoktan Bumi Mulyo akan membuat pabrik cokelat yang lebih besar tahun depan.
Sementara itu, Dirut Bank UMKM Yudhi Wahyu Maharani mengatakan petani lancar dalam mengembalikan pinjaman.
“Selama ini lancar. Buktinya dalam setahun pinjaman pertama bisa dilunasi. Sedangkan pinjaman kedua masih berjalan,” paparnya.
Baca juga: Dirut Yuhdi Wahyu Maharani: Saya Tak Mau Bank UMKM Cuma Jadi Penonton
Menurut Yudhi, jumlah nasabah petani cokelat di Mojokerto mencapai 1.337 petani yang tersebar di 18 kecamatan.
“Kami berharap banyak lagi petani cokelat yang bisa diwadahi oleh Gapoktan sehingga program Ibu Gubernur dalam menggerakkan ekonomi kecil bisa tercapai,” pungkasnya.(hps)