PenaMerahPutih.com
EkbisHeadlineIndeksIndustri

Perusahaan Pala Terbesar Dunia Bakal Investasi Rp 4,2 Triliun di Fakfak

Verstegen
Pabrik Verstegen di Rotterdam Belanda.(www.verstegen.nl)

Jakarta, pmp – Verstegen Spices & Sauces BV atau Verstegen, perusahaan pala terbesar dunia asal Belanda, berencana menanam investasi Rp 4,2 triliun yang bakal memberdayakan 50 ribu petani pala di Fakfak, Papua Barat.

“Verstegen berkomitmen akan melakukan kemitraan dengan petani lokal yang direkomendasikan oleh BKPM, termasuk dalam penyediaan teknologi proses pengupasan, pengeringan dan pembersihan,” kata Ikmal Lukman, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui siaran pers, Kamis (17/12/2020).

Menurut Ikmal, komitmen Verstegen buah dari kunjungan Bahlil Lahadalia, Kepala BKPM pada November lalu. Investasi komoditas pala sangat strategis di Papua Barat, apalagi Kawasan Timur Indonesia saat ini penghasil biji pala terbesar di Indonesia sebesar 70%.

Guna mendukung masuknya Verstegen yang produknya melayani pasar Eropa itu, Kepala BKPM berkonsolidasi dengan Rektor IPB Prof Dr Arif Satria yang memiliki visi menjadikan Indonesia pemain utama industri pala di dunia, sejalan dengan misi IPB mengembalikan kejayaan bangsa berbasis sumber daya lokal.

“Kekayaan alam berbasis rempah harus bisa dikelola dengan baik sehingga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang mensejahterakan rakyat. IPB siap bekerja sama dengan BKPM dalam riset dan pengembangan pala sehingga pala lebih memiliki nilai tambah tinggi,” kata Arif Satria.

Eksportir Pala Kedua Terbesar

Indonesia telah menargetkan membangun hilirisasi industri pala sehingga daya saing pala nasional di pasar dunia semakin kuat karena Indonesia merupakan eksportir pala terbesar kedua, di mana kontribusi pala Indonesia 40% ekspor pala dunia.

Namun menurut Bahlil Lahadalia, persoalan sempat muncul setelah lima tahun belakangan terjadi penurunan impor pala oleh Belanda dari Indonesia. Penurunan impor terjadi dalam lima tahun terakhir.

Pada tahun 2015, Belanda mengimpor pala dari Indoneia senilai 21.367.000 dolar US, namun pada tahun 2019 turun menjadi 11.558.000 dolar US.

Adapun negara tujuan utama ekspor pala Indonesia adalah Belanda, Jerman, Vietnam dan Jepang. Permintaan dunia untuk produk pala meningkat akibat permintaan industri makanan, bumbu, kosmetika dan farmasi.

“Bila kita melakukan hilirisasi akan tercipta nilai tambah bagi industri dan perekonomian nasional, utamanya kawasan timur,” kata Ikmal.(gdn)