PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksNusantara

Dandang Berteknologi ITS, Tampung 660 Lontong dan Hemat 50% Bahan Bakar

Dandang Berteknologi Tekanan
Liza Rusdiyana dan pelaku UMKM produsen lontong dengan dandang berteknologi tekanan. (Humas ITS)

Surabaya, pmp – Dandang lontong berteknologi tekanan berhasil dirancang Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) ITS untuk meningkatkan produktivitas pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) produsen lontong. Proses menanak lebih cepat dua jam sehingga hemat 50% bahan bakar, lontong tahan tak basi sampai tiga hari.

“Dandang lontong berteknologi tekanan ini mampu meningkatkan tiga kali kapasitas dalam sekali produksi. Jika pada umumnya dandang hanya berisi 150-200 lontong, dandang berteknologi ini mampu menampung sampai 660 lontong sekali produksi,” kata Liza Rusdiyana ST MT, dosen Departemen Teknik Mesin Industri (DTMI) ITS, Selasa (5/1/2021).

Menurut Liza, prinsip dandang berteknologi sebenarnya sederhana, mengombinasikan dandang biasa dengan sistem presto. Kemudian di dalamnya diberi rak bersusun agar lontong tidak mengambang dan tetap tersusun rapi dan rapat.

Baca Juga :   Smart Classroom dan Smart Laboratory ITS Gabungkan Daring dan Luring

Peningkatan kapasitas dandang sangat dibutuhkan oleh para pelaku UMKM kuliner. “Sebab ketika ada pesanan membludak, mereka bisa melayaninya dengan maksimal sehingga keuntungan yang didapatkan pun bisa menjadi lebih besar,” tutur Lisa.

Dandang berteknologi ITS
Dandang berteknologi tekanan. (Humas ITS)

Hal yang lebih penting, dandang berteknologi tekanan mampu meningkatkan kualitas daya tahan lontong. ”Pada umunya lontong sudah basi dalam waktu 12 jam. Tapi dengan sentuhan teknologi ini bisa bertahan dua hari sampai tiga hari,” ungkap Liza.

Tak hanya itu, berdasarkan uji coba yang dilakukan Liza bersama tim, dandang bertekanan terbukti mampu mematangkan lontong dua jam lebih cepat dari waktu normal yang umumnya membutuhkan enam jam.

“Dampaknya penggunaan bahan bakar juga mampu lebih hemat 50%,” tambahnya.

Baca Juga :   Sulap Sampah Bernilai Ekonomis, Mahasiswi ITS Rancang E-Trash

Dandang lontong berteknologi yang dibuat Tim Abmas bersama tim mahasiswa DTMI yang sedang KKN itu, dilengkapi pengatur tekanan dan sistem pembuangan air yang mudah.

Dandang berteknologi ITS
Tim Abmas ITS perancang dandang berteknologi tekanan. (Humas ITS)

“Dengan mengikuti prosedur penggunaannya, ternyata lontong yang dihasilkan dapat memiliki tekstur halus,” papar Lisa.

Sejak Desemeber 2020, dandang berteknologi tekanan telah dipergunakan oleh beberapa pelaku UMKM di Kampung Lontong, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Para produsen lontong mengaku terbantu dengan adanya dandang berteknologi karena bisa meningkatkan pendapatan.

Selain itu, lontong yang lebih tahan lama ini memungkinkan pelaku UMKM melayani pasar lebih luas, seperti penjualan daring, sehingga para UMKM Kampung Lontong tak hanya bergantung pasar atau masyarakat di sekitar mereka. (els)