PenaMerahPutih.com
Headline Indeks Tren

Berkat Kardus, Alumni ITS Tahun 2020 Masuk Daftar Pebisnis Muda Forbes

Arif Dusdukduk
Arif dan hiasan dari kardus merek Dusdukduk. Dtekuni sejak kuliah di IITS. (Humas ITS)

Surabaya, pmp –  Muhammad Arif Susanto, alumni ITS tahun 2020, masuk daftar pebisnis muda Forbes Indonesia ‘30 Under 30’ atau 30 pebisnis berusia di bawah 30 tahun, berkat kejeliannya mendesain, memproduksi dan kemudian memasarkan furnitur dan hiasan dari kardus. Kesuksesan yang berawal dari tugas kuliah.

Arif terpilih masuk daftar Forbes Indonesia ‘30 Under 30’ di awal 2020 sebagai pemilik merek atau brand Dusdukduk yang merupakan akronim ‘Kardus Tempat Duduk’ yang merupakan merek furnitur dan dekorasi berbahan dasar kardus.

Kini, produk Dusdukduk telah mendunia dan meraih berbagai penghargaan sebagai inovasi produk ramah lingkungan yang mampu bersaing dengan produk konvensional. Dusdukduk bahkan telah dipercaya banyak klien dari brand ternama, salah satunya Honda.

Arif yang kini dosen Universitas Ciputra Surabaya mengaku tak pernah mengira namanya masuk dalam daftar Forbes Indonesia ‘30 Under 30’. Menurutnya, predikat tersebut sangatlah sulit dicapai karena banyak pebisinis muda inspiratif di Indonesia.

Baca Juga :   Pahamkan Bahaya Pelecehan Seksual Sejak Dini, Mahasiswa ITS Ciptakan Game Edukasi

Arif bercerita dirinya sempat menganggap email dari Forbes Indonesia sebagai spam atau penipuan. “Saya pikir itu hanya email spam atau tidak asli, sampai saya ditelepon langsung pihak Forbes,” ungkapnya tersenyum bangga.

Arif Dusdukduk
Bebagai produk Dusdukduk. (Humas ITS)

Lahir Dua Anak Usaha

Dusdukduk lahir tahun 2013 saat Arif masih mahasiswa ITS Departemen Desain Produk Industri (Despro). Ide awal Dusdukduk justru berasal dari tugas mata kuliah. Arif mendesain satu set kursi dan meja dari kardus yang ternyata mendapat respon bagus dari dosen dan teman.

Dia pun mengikuti lomba dan ternyata meraih banyak penghargaan. Mulai dari finalis Wirausaha Muda Mandiri hingga Best Booth pada pameran CASA Indonesia. Dusdukduk kemudian mengikuti banyak pameran tingkat regional hingga internasional dan satu per satu pesanan mulai berdatangan.

Berkat tujuh tahun berkiprah memoles kardus, sosok wirausahawan muda ini berhasil mendirikan PT Kreasi Karya Raya bersama timnya. Dusdukduk yang semula fokus pada produk meja dan kursi, kini bahkan sudah melakukan diversifikasi produk.

Baca Juga :   Sandiaga Sebut Sport Tourism Belitung One of The Best in The World

Sampai tahun 2021 ini, sudah ada dua anak perusahaan, yaitu Totoys yang memproduksi mainan anak-anak dan Packimpact yang memproduksi kemasan produk yang keseluruhannya berbahan dasar kardus. Selain kedua produk itu, Dusdukduk juga menerima jenis-jenis lain sesuai pesanan.

Arif Dusdukduk
Arif masuk daftar pebisnis muda Forbes Indonesia ’30 Under 30′. (Humas ITS)

Pandemi Turunkan Omset

Start small, think big, action now and make an impact,” itu kalimat bertuah Arif dalam mengembangkan Dusdukduk, yakni berani memulai sedini mungkin dari hal atau modal kecil.

Arif yang gemar membaca buku pengembangan diri, memaknai pencapaiannya sebagai bonus dari konsistensinya mengembangkan Dusdukduk

Penghargaan dari Forbes Indonesia dia maknai sebagai barometer bahwa usaha yang dirintis dari ilmu kuliah ternyata dapat melahirkan produk-produk yang bersaing dan diminati masyarakat. Hal itu selalu ia sampaikan dan tanamkan pada anak-anak muda yang belajar kepadanya.

Baca Juga :   Sepeda Thrill Tunggangan Dua Atlet BMX Olimpiade Tokyo Hasil Sentuhan Alumni ITS

Setelah dinobatkan sebagai pebisnis Forbes Indonesia ‘30 Under 30’, Arif dan Tim Dusdukduk justru harus menghadapi pandemi COVID-19. Jika sejak 2013 hingga awal 2020 omzet Dusdukduk selalu naik, pandemi telah membuatnya turun.

Namun menurutnya, pandemi bukan akhir dari segalanya. Duta Earth Hour Surabaya 2018 ini justru melihat ada kecenderungan semakin banyak masyarakat yang mencoba memulai usaha dan membutuhkan kemasan untuk produknya.

Insting bisnis Arif pun muncul dan merilis Packimpact sebagai jawaban dari kebutuhan masyarakat akan kemasan.

Juga akibat pandemi, Dusdukduk bakal lebih mengoptimalkan platform digital untuk pemasaran produk, mulai dari media sosial hingga laman web. Arif bahkan mengaku bakal semakin memanfaatkan media sosial, didasari pemahamannya bahwa durasi masyarakat di media sosial meningkat signifikan selama pandemi.

“Bukan tak mungkin bahwa dalam waktu dekat Dusdukduk menggarap konten video kreatif di YouTube atau platform lainnya,” pungkasnya. (hps)