PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksSehat CantikTren

Efek Samping Kemoterapi Tak Lagi Menakutkan

Ruangan kemoterapi Breast Health Center Medicelle Clinic Surabaya yang interiornya didesain tidak seperti klinik/rumah sakit agar pasien merasa rileks.

Surabaya, pmp – Tidak sedikit pasien kanker yang masih merasa takut menjalani kemoterapi karena efek samping yang ditimbulkan seperti rambut rontok, nyeri, mual dan muntah, kulit kering. Kini dengan ilmu kedokteran yang semakin maju kondisi pascakemoterapi bisa dicegah dengan obat-obatan dan vitamin.

“Jadi pasien tak perlu takut lagi karena sudah ada obat-obatan maupun vitamin sebagai penangkalnya agar kondisi pasien tetap nyaman setelah kemoterapi,” kata dokter spesialis bedah dan payudara Medicelle Clinic dr. Sahar Bawazeer, Sp.B.

Dokter cantik ini mengatakan bisa jadi obat kemo hanya dua tiga macam tapi obat penangkal pascakemo banyak sekali. Tujuannya agar pasien tidak kapok menjalani kemoterapi beberapa kali karena harus dilakukan dengan patuh dan sampai selesai agar apa yang sudah dijalankan pasien tidak sia-sia.

“Sebelum ada keluhan pascakemo, mual misalnya sudah diberi obat pencegah terlebih dulu sehingga setelah dikemo bisa jalan seperti biasa dan tidak ada keluhan, kecuali kalau kasus berat,” papar dr Sahar yang didampingi  dr. Merlyna Savitri, Sp. PD-KHOM (spesialis penyakit dalam konsultan Hematologi dan Onkologi)  dan dr. Santi Septika, Sp. Rad (spesialis Radiologi).

Baca Juga :   Anda Berusia 35-45 Tahun, Jangan Remehkan Serangan Stroke

Normalnya kemoterapi dilakukan minimal enam siklus, di mana tiap siklus berjarak tiga minggu. “Frekuensi kemoterapi bisa menambah tapi tidak bisa kurang tergantung kasusnya. Dan itu harus dipatuhi pasien sampai selesai agar pengobatannya efektif,” imbuhnya.

Menurut dr Sahar keluhan pasien tidak hanya karena fisik namun juga adanya psikis. Banyak rumor seputar kanker payudara tak jarang membuat pasien menjadi takut melakukan pemeriksaan apalagi menjalani perawatan termasuk kemoterapi.

Fakta bahwa segala hal tentang kelainan payudara seperti benjolan (tumor) payudara menjadi sesuatu yang mengerikan bagi sebagian banyak masyarakat dan edukasi mengenai kelainan payudara masih sangat kurang di masyarakat luas.

Mitos – mitos tentang benjolanpayudara baik itu jinak maupun ganas (kanker) juga banyak beredar, tanpa mengetahui dan menginformasi kebenarannya pada ahli.

Baca Juga :   Hati-Hati, Kebiasaan Tidur Terlalu Lama Tingkatkan Risiko Stroke

“Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, tidak semua kelainan payudara adalah kanker, ditambah lagi saat ini telah muncul teknologi canggih yang dapat mendeteksi sejak dini, apakah itu kanker atau bukan. Semakin dini dideteksi maka akan mengetahui tindakan apa yang tepat dilakukan, di mana hal ini akan meningkatkan harapan hidup,” paparnya.

Guna memberi infomasi dan edukasi terkait kanker payudara, Medicelle Clinic yang sudah berusia dua tahun ini membuka Breast Health Center. Bentuk kepedulian Medicelle Clinic ini sebagai upaya memberikan penanganan penyakit payudara secara holistic, mulai dari edukasi pertumbuhan payudara, pentingnya SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) dan deteksi dini hingga terapinya.

“Salah satu pilihan terapi unggulan benjolan jinak payudara yaitu MIBS (Minimally Invasive Breast Surgery), di mana tindakan ini minimal sayatan dan tidak ada bekas luka,” kata dr Sahar.

Baca Juga :   Kemenaker Gelar Pemeriksaan IVA Pekerja Perempuan Sido Muncul

Breast Health Center MedicElle Clinic menangani penyakit pasien secara holistik dan detail tergantung kebutuhan tiap pasien. Para dokter menangani secara tim sehingga bisa diketahui secara menyeluruh kondisi pasien. Tidak semua pasien harus dioperasi dulu atau dikemo dulu tergantung masing-masing individu.

“Tim dokter akan melakukan konsultasi bareng agar pasien paham bahwa penanganan yang dilakukan secara menyeluruh dan detil sehingga pasien merasa yakin dan nyaman,” pungkas dr Sahar. (hps)