PenaMerahPutih.com
EkbisHeadlineIndeksMikro

Penjualan UMKM Rp 977,3 Juta, Fesyar Jawa 2021 Ditutup Seruput Kopi

Wali Kota Pasuruan Gus Ipul dan Kepala Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto
Wali Kota Pasuruan Gus Ipul dan Kepala Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto seruput kopi.(Humas BI Jatim)

Surabaya, pmp – Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Jawa 2021 yang mencatatkan penjualan produk syariah UMKM senilai Rp 977,3 juta ditutup dengan kegiatan apresiasi UMKM FESyar Jawa 2021 dan Seruput Kopi untuk memperingati Hari Kopi Internasional.

Seruput Kopi yang digelar di Atrium Tunjungan Plaza 3 Surabaya pada Sabtu (2/10/2021), dihadiri Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Lia Zen owner Nahla Kofie yang merupakan perwakilan hebitren Jatim yang sukses berbisnis kopi berbasis pesantren, serta petani dan prosesor Kopi Ledug dan Kapiten dari Pasuruan, Kopi Wonosalam Jombang, Kopi Ketakasi Jember dan Kopi Ijen Banyuwangi.

“Secara khusus saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh UMKM se-Jawa yang telah berpatisipasi dalam acara FESyar Jawa 2021, baik secara virtual maupun offline yang mencatatkan transaksi penjualan produk UMKM sebesar Rp 977,3 juta,” kata Budi Hanoto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga :   Kenang Perjuangan Mastrip, Bank Indonesia Mengajar di SMPN 3 Bojonegoro

Menurut Budi, apresiasi dan pelepasan UMKM se-Jawa dibarengi dengan perayaan Hari Kopi Internasional merayakan kenikmatan minuman kopi, sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap petani kopi.

Hari Kopi pertama kali diperingati 1 Oktober 2015 oleh Organisasi Kopi Internasional di Milan. Selanjutnya saat ini, peringatan bertujuan mempromosikan kopi, menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan yang berpeluang menjadi komoditi ekspor dunia, serta menciptakan penguatan ekosistem usaha untuk meningkatkan kesejahteraan para petani kopi.

Lia Zein menyampaikan bahwa kejayaan kopi selalu beiringan dengan peradaban Islam, ditandai dengan dikuasainya komoditi kopi selama tiga abad oleh bangsa Arab, di mana varietas kopi terbesar dunia masih menempelkan nama Arab yakni Arabica.

Terinspirasi dari kejayaan kopi terhadap peradaban Islam inilah, Nahla Kofie ingin mengulangnya kembali melalui home blend Java Mokha (60% Arabica 40% Robusta) sebagai signature espresso based yang disajikan para barista.

Baca Juga :   BI: Kinerja Penjualan Eceran Kota Surabaya Oktober 2023 Meningkat

Pemlihan nama Java Moka, didasari Java atau Pulau Jawa khususnya Jawa Timur yang merupakan 10 provinsi terbesar penghasil kopi di Indonesia dan bahkan PTPN XII yang mengurus perkebunan kopi peninggalan Belanda hanya berada di Jawa Timur.

Sedangkan Moka berasl dari Mokha adalah kota pelabuhan di pantai Yaman yang menghadap Laut Merah dan merupakan satu-satunya pintu keluar perdagangan kopi dari Arab menuju Eropa. Melalui Moka inilah komoditi kopi mulai dikenal bangsa Eropa berabad silam.

“Melalui Java Mokha kami ingin mengingatkan bahwa kopi adalah warisan peradaban islam, maka Nahla memiliki visi mengembalikan kejayaan kepada pondok pesantren yang otomatis merupakan perwakilan perkembangan dunia Islam di Indonesia, khususnya Jawa Timur,” kata Lia Zen .

Baca Juga :   Urip Iku Gawe Urup, Khofifah Kunjungi Rumah Harapan Tunagrahita Dukungan BI

Sementara Gus Ipul mengapresiasi workshop kopi sebagai simbol pergerakan ekonomi syariah untuk mendorong kopi sebagai legacy dalam peradaban Islam di Indonesia.(hps)