PenaMerahPutih.com
HeadlineIndeksNusantara

Mahasiswi Program Dokter Spesialis Unair Raih Puteri Pendidikan Indonesia

Firda dinobatkan Puteri Pendidikan Indonesia 2021
Firda dinobatkan sebagai PPI di Hotel Banana Inn Bandung pada 7 Oktober 2021.(Humas Unair)

Surabaya, pmp – Firda Iragama Wessels, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis Universitas Airlangga (PPDS Unair) yang mewakili Jawa Timur meraih gelar Puteri Pendidikan Indonesia (PPI) 2021.

“Sempat nggak nyangka karena peserta sangat kompeten, background masing-masing sudah berpengalaman dan memiliki banyak prestasi,” kata Firda yang mengaku tak menyangkan bakal menjadi PPI 2021, di Surabaya, Rabu (10/11/2021).

Ajang pemilihan PPI digelar di Hotel Banana Inn Bandung pada 7 Oktober 2021. Gelaran PPI melalui banyak penilaian, mulai dari ujian kompetensi, presentasi, penyampaian pendapat, hingga interview personal pada masa karantina.

“Sementara pada Grand Final penilaian berupa pembawaan diri, penampilan fisik, cara berbicara dan juga penyampaian advokasi,” katanya.

Baca Juga :   Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Menang Lomba Video Kemenkes

Ada tiga advokasi yang diangkat Firda. Pertama ‘Tanya ke Dokter’ yang merupakan program edukasi kesehatan melalui live instagram yang diisi para rekan sejawatnya di bidang kedokteran. Kedua aplikasi ‘Promilku’ yang menyediakan informasi nutrisi ibu hamil sesuai berat dan tinggi badan serta penyakit penyerta yang dimiliki.

“Advokasi terbaru ada Bidik atau Bincang Pendidikan yang nantinya akan menjembatani isu dan problem, sekaligus problem solving dan transparansi antara pemerintah atau lembaga terkait,” kata mahasiswi PPDS semester tiga tersebut.

Hal lain yang berkesan buat Firda adalah mengenakan kostum-kostum buatan desainer Jatim, yakni Jusuf Bachtiar, Ardi Jaya dan Nathania Co.

“Aku bangga dan sekaligus ingin menunjukan bahwa desainer lokal itu capable dan karyanya keren-keren,” tambahnya.

Baca Juga :   Ibu-Ibu Bangkalan Mengolah Kelor Jadi Cokelat, Diberi Nama Chokelor

Kini setelah menjadi PPI, Firda mengaku mengemban tanggung jawab sebagai edukator pendidikan, utamanya pendidikan kesehatan, juga harus mampu mencontohkan sikap yang baik sebagai role model.

“Tentu harus mencontohkan hal-hal yang baik. Bagaimana kita bisa menjalankan program advokasi untuk pengembangan pendidikan di Indonesia, kalau kita sendiri nggak bisa mencontohkan hal-hal yang baik?” pungkasnya.(hps)